Part 8

17.2K 667 4
                                    

KEISA POV

Sekarang badan gue rasanya lemas banget. Gak, gue gak pingsan atau apalah itu. Tapi lemas, hanya lemas. Karena tadi udah teriak-teriak gak jelas didepan Raka. Gue benci sama dia, tuh curut harus diapain sih biar nurut. Ngeyel banget kalo dibilangin. Gue dibawa Ravi ke base camp, base camp ini punya Ravi. Dia yang beli dengan uangnya sendiri.

"Sayang, kamu udah gak papa?" Tanya Ravi khawatir. Dari wajahnya kelihatan banget kalo dia khawatir banget. Jadi lucu. Gue langsung tersenyum kearah Ravi dan dia nyuruh minum teh yang udah dibuatin sama temannya. "Mendingan?" Tanyanya sekali lagi.

"Iya, makasih Rav." Jawab gue. Ravi langsung usap rambut gue dan nyium dahi gue lama.

•••

Hari ini gue gak pengen lihat tuh curut. Kalo berani nunjukin wajahnya, lihat aja nanti. "KEISAA..." Pasti Aulia. 

"Pagi Kei.." Sapanya.

"Kei... lo gak papakan?" Emang gue kenapa?

"Gue? Gue gak papa kok. Emang kenapa? Ada yang salah gitu?" Tanya gue balik.

"Lo pucet." Jawabnya sambil megang wajah gue. Tahu banget kalo gue pucet. Gue langsung nurunin tangan Aulia dari wajah gue. "Serius? Tadi gue coba pake make up. So... gini deh hasilnya." Bohong Aul, gue bohong sama lo.  Aulia langsung mencibir saat tahu jawaban gue.

•••

"Keisa..."

"Hem?"

"Kei, gue minta maaf. Gue gak ber..."

"Cih, lo gak bermaksud apa? Gak bermaksud buat ngikutin gue? Basi."

"Kei, dengerin gue dulu."

"Dengan syarat."

"Yang penting lo maafin gue." Good boy. "Setelah pulang sekolah lo ikut gue."

"Kemana?" Tanyanya penasaran.

"Mall."

•••

Dan sinilah gue sama Raka. Mall. Dengan syarat dia harus bayarin semuanya. Dia harus nebus kesalahannya. Raka udah rusak acara makan malam gue sama Ravi dan Ravi juga yang bayarin makanannya. Kan harusnya gue yang bayarin, lebih baik gue beli barang buat Ravi. Tanda minta maaf.

"Pertama. Kita ke salon." Ucap gue langsung dan narik tangan Raka. Raka? Dia hanya pasrah gue tarik. Tugasnya hari ini adalah bayarin yang gue beli. Mudah kan? "Lo mau ganti warna rambut Kei?" Tanyanya penasaran. Gue langsung menganggukan kepala.

Setelah masuk ke salon, pelayan mereka menghampiri gue dan Raka. Setelah gue bilang ingin ganti cat warna rambut, pelayan itu pergi sebentar untuk mengambil buku yang sudah ada contoh warna rambutnya.

"Rak, menurut lo yang bagus yang mana? Pantes buat gue gitu." Tanya gue.

"Apaan sih Kei, ganti aja warna rambut lo yang asli." Jawabnya. Sialan nih curut.

"Lo gimana sih, gue kan tanya warna apa yang cocok buat gue. Kenapa lo malah jawab gitu sih?" Tanya gue mulai jengkel. 

"Warna aurora bagus buat lo." Balasnya langsung.

"Gitu dong dari tadi." Gue langsung ngembaliin buku itu dan beranjak ke kursi yang udah disediaan. "Tunggu gue sampai selesai." Kata gue ke Raka.

Akhirnya selesai. Wow... ternyata pilihan Raka bagus juga. Kalo gini mending gue ajak dia kalo pengen ganti warna rambut gue. "Rak... gimana rambut gue?"

Bad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang