Setelah tidur selama enam jam, akhirnya Keisa bangun dan berjalan menuju kamar mandi. Setelah acara makan malamnya bersama Kenzo, dia tidak langsung tidur. Tapi dia memilih begadang menonton film lagi. Setelah mandi Keisa langsung memakai seragamnya dan keluar dari kamarnya. Dia menuruni tangga dengan aroma masakan dari dapur. Keisa langsung meletakkan tasnya di sofa dan melangkah ke dapur dan langsung duduk dikursi.
"Pagi Kenzo." Sapa Keisa. Kenzo hanya tersenyum dan melanjutkan membuat sarapan pagi lagi. Setelah selesai, dia langsung menatanya dimeja makan dengan bantuan Keisa. Keisa melihat makanan Kenzo dengan mata berbinar. Setelah itu dia langsung memakannya dengan lahap. Setelah selesai makan, Keisa pamit kepada Kenzo.
Keisa mengendarai chim dengan senyum cerahnya. Hubungannya dengan Kenzo sudah berjalan baik lagi. Tidak ada masalah lagi, dan Keisa menginginkan untuk tetap seperti ini. Keisa langsung memakirkan chim ditempat yang strategis. Setelah itu dia keluar dengan tas yang ditentengnya.
Keisa berjalan dengan santai. Tapi, saat dikoridor pendengarannya seperti terusik dengan topik mereka. Keisa langsung memasang earphonenya dan mulai melangkah lagi. Tapi, omongan mereka masih bisa menembus earphone yang sudah dipasangnya ditelinganya. Keisa langsung mencabutnya dengan kasar.
Dia terus berjalan, sampai suara seseorang membuatnya berhenti.
"Kak Keisa," Panggil seseorang itu. Keisa membalikkan badannya dan melihat cewek menjijikkan waktu itu. Keisa masih diam ditempatnya. Dia melipat tangannya didada dan melihat cewek itu dengan polos.
"Kak, aku mau bilang sama kak Keisa," Keisa masih diam. Dia melihat perempuan itu dengan malas.
"Kak mulai sekarang jangan dekat-dekat lagi sama kak Raka. Aku gak mau kak Raka deket sama kak Keisa." Keisa memiringkan kepalanya dengan mengerjapkan matanya. Tapi setelah itu, Keisa mengeluarkan senyum miringnya.
"Lo gak salah ngomong kan? Atau telinga gue yang tuli?"
"A-aku serius kak. Aku gak mau kak Raka deket sama kak Keisa," Keisa tersenyum miring lagi mendengar jawaban perempuan itu.
"Lo serius atau gak serius gue juga gak peduli. Gue kasih tau nih, Raka yang selalu nempel ke gue, bukan gue yang nempel sama dia. So, lo salah ngomong sama gue. Seharusnya lo ngomong sama Raka bukan sama gue." Keisa langsung membalikkan badannya dan mulai melangkah lagi. Tapi, Keisa menghentikan langkahnya lagi saat mendengar suara perempuan itu
"Tapi, akhir-akhir ini kak Keisa juga nempel terus sama kak Raka. Jangan-jangan...," Keisa langsung menghampiri perempuan itu dengan tangan yang sudah terkepal.
"Lo mau bilang apa? Jangan-jangan gue suka sama Raka? Hell no, gue gak suka sama curut itu asal lo tahu. Mau gue suka atau gak suka, peduli lo apa ha?"
"Aku peduli, karena aku mencintai kak Raka. Dan aku tidak suka kak Keisa suka sama kak Raka." Keisa tersenyum miring mendengar balasan perempuan itu. Dia melangkah mendekat dan tangannya memegang bahu perempuan itu. Mendekatkan mulutnya ditelinganya dan membisikkan sesuatu.
"Kalo gue suka sama Raka gimana? Lo mau ngancem gue? Atau lo nyerah sampai sini?" Keisa langsung mundur beberapa langkah dengan senyum miringnya. Dia langsung meninggalkan koridor dan berjalan santai ke kelasnya lagi. Meninggalkan adik kelasnya yang masih diam ditempatnya.
Sesampainya dikelas Keisa langsung ditarik Aulia untuk duduk. Sedari tadi, Aulia sudah menunggu Keisa yang belum menampakan wajahnya. Aulia langsung melihat Keisa dengan wajah khawatir. Dia ingin menceritakan kejadian kemarin dilapangan, tapi Aulia juga tidak tahu bagaimana menceritakannya pada Keisa.
"Lo kenapa sih Aul? Lo mau ngomong apa? Cepet deh ngomong sebelum guru masuk," Aulia menghembuskan nafasnya perlahan. Dia langsung melihat Keisa tepat dimatanya. Sedangkan Keisa hanya diam menunggu Aulia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girl
Fiksi Remaja[[TAHAP REVISI]] Menurut kalian menjadi bad girl itu bagus gak? Menurut kalian kalo cewek jadi bad girl gimana? Menurut kalian kalo cewek bad girl punya cowok gimana? Menurut kalian cewek bad girl punya saudara overprotektif gimana? Menurut kalian c...