1

184 23 17
                                    

20 Agustus 2016

Pemakaman ayah sudah dilakukan sebulan lalu. Dihari pemakamannya aku masih bertanya apakah ayah akan hidup kembali? Bagaimana kalau ayah hidup kembali tetapi dia terjebak dibawah sana dan tidak bisa bernafas? Apakah benar ayah sudah mati? Terkadang aku lupa dia sudah tidak ada.

Mereka bilang Ayahku terlibat kasus korupsi miliaran rupiah dan dijatuhkan hukuman mati didepan umum. Untuk pertama kalinya bukankah negri ini bisa "Tegas"?

Dihari ayahku dihukum mati seluruh negri ini menyerukan kemenangan seakan mereka baru saja merebut kemerdekaan dari belanda.

"Mati aja tuh tikus!"
"MAMPUS LO TUKANG MAKAN DUIT"
"Gosong lu dineraka"
"Gini dong hukum indonesia tegas! Sekali korupsi langsung tebas"
"Harusnya dia disiksa dulu biar mampus"

Aku menyaksikan semuanya dan aku mendengarkan cacian mereka sejak awal. Aku ingat bagaiman badannya terayum-ayun tak bernyawa dimuka publik. Aku ingat bagaimana ekspresinya saat ia kehabisan napas dan melinangkan setitik air mata. Kali pertama ini aku melihat ayah menangis sejak kematian ibuku. Saat itu Akupun sudah lelah untuk menangis.

Apa kamu pernah bertanya-tanya apa perasaan keluarga yang ditinggalkannya? Bagaimana jika ayah kalian ditempatkan pada posisi itu, Dibenci oleh seluruh negri dan dipermalukan dimuka umum.

Tapi lihat sekarang. HAH! Kasus itu cuma fitnah! ayah tak bersalah! Ayah hanya ingin mengungkapkan kebenaran, tapi malah dituduh sebagai otaknya. Mereka yang benar korupsi? Cuma dihukum selama 5 tahun "penjara". Namun mereka terlalu malu mengungkapkan bahwa mereka salah. Mereka tidak mengumbar kebenaran di media sebagaimana mereka mengumbar kematian ayahku. Lihai sekali Mereka menutupinya dengan kasus sebuah bom bunuh diri. Yang akan menghebohkan publik setidaknya sepekan dan melupakan ayah.

Sebagai tanda maaf dan penyesalan mereka memberikan aku sebagai keluarga satu-satunya jaminan pendidikan, harta bahkan identitas baru. Tentu saja aku mengerti maksud mereka. Apa mereka pikir mereka bisa Menghidupkan kembali aku? TIDAK. aku sudah terlanjur mati, aku tidak punya rasa lagi. Hal itu bukan hanya karena kehilangan ayahku sebagai keluargaku satu-satunya tapi juga karna absennya keadilan di negeri ini.

Perspektif (Update Every Saturday)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang