28 September 2016
Setelah sekitar 2 jam perjalanan, akhirnya kami sampai disuatu tempat. Tempat itu merupakan tempat yang cukup terkenal di wilayah indonesia.n Tempat bersejarah dan merupakan icon kota jakarta, bahkan indonesia.
Yap itulah monas.
Sebenarnya Aku bingung kenapa aku dibawa ke monas. Mau jalan-jalan?
Tapi aku memilih menyimpan sendiri pertanyaan itu.
Ini bukan kali pertama aku pergi ke Monas. Aku pernah pergi ke Monas sebelumnya saat aku berumur sekitar 10 tahun bersama ayah. Aku ingat saat itu aku menaiki lift ke puncak monas, namun tiba-tiba liftnya macet. Mengerikan sekali. Sejak saat itu aku suka parno jika harus menaiki lift.
Mobil hitam yang membawa kami berhenti tepat di depan monumen itu. Kami turun dari mobil, lalu kami menuju ke loket dan membeli tiket masuk kedalam monas. Kami masuk kedalam lift monas. memory terjabak di dalam lift monas terputar dengan sendirinya. Salah satu dari mereka memencet tombol lift.
Namun suatu hal aneh terjadi,
lift itu bergerak kebawah
dan semakin kebawah.
........................................................................
Ada apa ini?Akhirnya lift itu berhenti berjalan. Pintu lift itupun terbuka.
Seketika didepanku terpampang aula yang sangat-sangat besar. Aula itu memiliki interior yang terlihat sangat-sangat modern. Tidak ini lebih dari modern. Ini seperti ruangan dari masa depan.
"Selamat datang di Markas Garuda Republik Indonesia Kiana" kata Tante Vani.
Ini gila.
Setelah terbengong-bengong cukup lama, akhirnya aku tersadar Tante Vani dan yang lainnya telah keluar dari lift. Dengan sedikit berlari akhirnya aku melangkah keluar dari lift bobrok itu.
Kami menuju kearah pintu disebelah kanan ruangan. Pintu itu berupa pintu kaca yang berwarna hitam gelap. Sepertinya pintu itu adalah satu-satunya benda yang masih berasal dari abad 21. Benda lainnya? Jangan ditanya. Tanaman hias disini saja bentuknya aneh.
Pintu kaca hitam itu membatas ruangan aula ini dengan ruangan disebrang. Namun ruangan disebrang sana sekali tidak terlihat.
Tiba-tiba pintu itu menampilkan layar-layar hologram dengan tulisan "Pemeriksaan Identitas"
Aku tarik kata-kataku yang tadi tentang pintu itu.
Tante Vani dan yang lainnya mendekatkan diri mereka kepintu itu. Mereka menempelakan kedua tangannya di hologram itu, serta membuka mata mereka lebar-lebar. Kemudian Mata mereka disinari cahaya merah.
Aku hanya bisa terdiam menonton dibelakang. Aku serasa berada di film-film science fiction.
"Kiana kamu juga" kata Tante Vani.
Aku cuma mengangguk.
Aku mendekati pintu itu dan melakukan hal yang sama persis seperti yang mereka lakukan. Aku merasakan cahaya merah melewati mataku dengan cepat kemudian cahaya itu menghilang.
Akses diterima
Itulah kata-kata yang muncul di pintu hitam itu.
Pintu otomatis itu terbuka lebar. Kami melangkah masuk.
.............................................................................
Halo author lg disini hehe, bagaimana kabar kalian? Author mo minta maaf dulu sebelumnya karna jarang banget update dan sekali update cuma dikit banget wkwk. Sebenernya kemaren-kemaren author lagi sibuk karena baru mau masuk kuliah. Huhu. Dan sebenernya minggu depan author juga harus mos dkk. Hu males.
Tapi author janji untuk kedepannya perspektif akan update seminggu sekali. hore! Mulai minggu depan, Jadi setiap sabtu oke.
Dan tentunya dengan chapter yang insyallah lebih panjang. Doain ya hehe. Terimakasih yang udah ngikutin perspektif hehe.

KAMU SEDANG MEMBACA
Perspektif (Update Every Saturday)
Mystery / ThrillerSemua cerita punya sisi yang berbeda. Semua orang punya benar dan salahnya sendiri. Semua tindakan punya alasan. Semuanya tergantung perspektif.