27 September 2016
Hari ini mereka datang tepat waktu, sejak semalam aku tidak dapat tidur (seperti biasa) karena bersiap-siap untuk hari ini.
Secara rumah ini sudah menjadi tempat kembaliku selama 15 tahun, sudah banyak kenangan yang aku simpan di rumah ini, dan sekarang aku terpaksa harus meninggalkan rumah ini beserta kenangan di dalamnya. Ayah, ibu... Semuanya. Kenangan-kenanganku dirumah ini memutar sendiri tanpa aku bisa mengendalikannya. Tapi yasudahlah aku harus move on.
Hari ini mereka menjemputku dengan mobil alphard berwarna hitam dengan filter jendela serba hitam, keluarnya aku dari rumah itu sukses tidak terlihat siapapun. Seperti janji kemarin aku hanya membawa kucingku darwin. Hal-hal lain? Aku tinggalkan semua dirumah itu. Kini rumah itu sudah resmi disita pemerintah dan sudah menjadi hak milik pemerintah.
Didalam mobil pikiranku sudah melayang jauh, bagaimana kehidupanku? Apa yang akan mereka lakukan kepadaku. Dan oh....
"Stop" kataku memecah keheningan.
"Ada apa?" tanya salah satu dari mereka. Mobil sedikit memelankan lajunya.
"Aku akan meninggalkan kucingku, ditempat yang lebih aman..boleh?"
"Biar kami yang urus, lagipula itu sudah bagian dari rencana kami untuk memindah tangankan kepemilikan kucing itu pada orang lain" kata perempuan muda yang duduk disebelahku. Instingku berkata aku tidak boleh berdebat dengan perempuan itu. Tatapan wanita itu terlihat mengintimidasi.Kami pun melanjutkan perjalanan. Setelah beberapa jam didalam mobil, aku sudah tidak tahu lagi kemana mobil ini mengarah.
3 jam kemudian mobil alphard hitam ini berhenti disuatu tempat. Tempat itu adalah sebuah lapangan rumput hijau. Seperti peternakan.
"Dimana ini?" tanyaku.
Tiba-tiba Seseorang membukam mulutku dengan kain.
Klorofom!!
Seketika kesadaranku menjauh dan semua menjadi gelap.

KAMU SEDANG MEMBACA
Perspektif (Update Every Saturday)
Mystery / ThrillerSemua cerita punya sisi yang berbeda. Semua orang punya benar dan salahnya sendiri. Semua tindakan punya alasan. Semuanya tergantung perspektif.