19 September 2016
Aku membuka mataku. Masih gelap. Pukul berapa sekarang? 1? 2? 3? Aku bangkit dari kasurku menuju jendela kamarku. Aku menyibakan gorden jendela kamarku dan memandang langit malam itu. Indah. Akupun berpikir mengapa langit yang seindah ini tidak malu untuk memayungi segala sesuatu keburukan didunia ini. Kenapa ia tidak runtuh saja?
Tidak jauh berbeda dengan hari-hari lainnya. Selama sebulan ini aku tidak dapat tidur dengan nyenyak. Pada tengah malam aku selalu terbangun dan tidak bisa kembali tidur. Semua itu dikarenakan aku memikirkan keputusan apa yang akan aku ambil pada hari ini. apa aku harus mengikuti mereka dan mengganti identitasku? atau aku akan tetap bertahan menjadi aku yang sekarang?
Waktuku untuk berpikir sudah hampir habis, aku harus membuat keputusan. Sebulan ini aku telah menimbang-ninbang baik buruknya akan keputusanku. Namun hasilnya nihil.
Aku berjalan menuju kamar mandiku dan menyalakan lampu kamar mandi. Terlihat pantulan wajahku dicermin kamar mandi. Aku memandangi wajahku sejenak.
Sudah berapa lama aku tidak bercermin? Wajahku sekarang lebih mirip wajah orang Gila. Mata yang dulu terlihat sangat hidup sekarang bertumpuk dengan kantung mata yang mungkin bisa untuk menaruh koin 500an. Wajahku terlihat sangat lusuh seperti baru saja melewati jalanan perindustrian yang penuh debu. Bibirku kering dan pecah-pecah. badanku terlihat seperti orang yang cacingan. Rambutku yang panjang, Sekarang lebih mirip sapu ijuk. Sekarang bayanganku saja seperti sedang mengasihaniku.
Aku menghela nafas panjang lalu aku menyalakan keran didepanku. Aku membasuh mukaku dengan air dingin.
Saat aku mengangkat wajahku aku terkejut karena melihat wajah seseorang yang tidak lain adalah wajah ibuku. Aku kaget bukan kepalang, aku memalingkan wajahku dari cermin.
"Aku sudah gila" Aku tertawa kecil.
Karena penasaran aku kembali melihat cermin itu. Aku mengusap mataku. ibuku masih disana.
Aku menitikan sedikit air mata.
"Ibu....aku harus bagaimana?"
Ia tidak menjawabku, Ia hanya memejamkan matanya sejenak. Wajah itu berangsur-angsur berubah kembali menjadi wajahku. Tapi sesuatu terkesan ada yang berbeda. Aku mendekatkan wajahku kecermin dan meperhatikan dengan seksama. Menimbang-nimbang apa yang berbeda dari pantulan itu. Kemudian semua menjadi gelap.

KAMU SEDANG MEMBACA
Perspektif (Update Every Saturday)
Misterio / SuspensoSemua cerita punya sisi yang berbeda. Semua orang punya benar dan salahnya sendiri. Semua tindakan punya alasan. Semuanya tergantung perspektif.