5

56 8 0
                                    

20 September 2016

Aku membuka mataku dan mendapati diriku masih berada ditempat tidur.

"Ternyata yang tadi itu cuma mimpi." gumamku pelan.

Aku duduk dikasur selama beberapa menit. Mencoba mengingat-ngingat mimpiku tadi malam dan mencoba memahami artinya.

Aku berjalan kekamar mandi dan memanadangi wajahku dicermin. Aku kembali mengingat mimpiku tadi malam. Sedikit aku berharap aku dapat bertemu ibu lagi seperti didalam mimpi. Aku mulai berpikir:

Apa itu petunjuk agar aku mengganti identitasku?

Hari ini orang-orang dari pemerintah akan datang untuk menanyakan keputusanku. Tapi sejujurnya aku masih belum dapat memutuskannya. Jika dilihat dari mimpiku tadi malam mungkin alam dan kekuatan-kekuatan gaibnya menyuruhku untuk mengganti identitasku. Yah mau tidak mau aku harus melanjutkan hidupku bukan? Mungkin mengganti identitas untuk awal yang baru bisa dicoba.

Sepertinya pikiran rasionalku mulai kacau. Aku mulai percaya dengan mimpi. Tapi mungkin itu keputusan yang benar, setidaknya mimpi itu sedikit menguatkan tekadku. Sebenci-bencinya aku dengan orang-orang pemerintahan itu tapi mungkin jalan yang terbaik adalah mengikuti "permainan" mereka.

Aku menghela napas panjang. Aku mulai membasuh wajahku dengan air dingin untuk mengembalikan otakku ke alam realita. Aku mandi dan mengganti pakaianku. Aku menyisir dan menguncir rambutku agar terlihat lebih rapih.

Sekarang aku tinggal menunggu orang-orang dari pemerintahan itu.

Aku berlari kecil menuruni tangga dan bersiap-siap sarapan.

Aku membuka lemari es dan mengambil sepotong roti. Tidak lupa aku memberi makan si darwin yang dari tadi sudah mengeong minta makan.

Aku duduk dimeja makan, sambil membaca koran pagi ini. Tapi semua ini terasa terlalu sepi. Aku menyalakan tv sebagai teman sarapanku pagi ini.

"Penangkapan seorang anggota DPR yang terlibat kasus korupsi dan pencucian uang....."

Aku harap kali ini mereka menangkap orang yang tepat.

Hari ini kuhabiskan waktu dengan menunggu mereka. Bahkan aku sudah menghabiskan 1 novel. Namun mereka tidak kunjung datang. Aku mulai gelisah. Tapi aku mencoba berpikir positif (atau negatif).

Paling mereka "ngaret", itukan kebiasaan dari orang indonesia.

Perspektif (Update Every Saturday)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang