[Author POV]
Dari depan pintu kelas yang bergantung papan bertuliskan 2-7 terlihat seorang lelaki tengah menyandarkan badan di kusen pintu sambil melipat tangannya.
Matanya mengarah pada seorang gadis cantik yang kini menopang dagunya sambil memandang ke luar jendela.
Tersenyum. Lelaki itu kemudian berjalan pelan mendekati si gadis, yang tak lain ada Choi Yewon, sahabatnya.
"Yewon-i!"
Mendengar namanya dipanggil, dengan cepat gadis itu menoleh kearahnya. Lalu tersenyum sambil berhenti menopang dagunya.
"Chan-ah!" balasnya sebelum melambaikan tangannya kearah lelaki yang bernama lengkap Lee Chan itu.
"Anyeong," sapa Chan lagi.
Yewon hanya membalasnya dengam senyum.
Fokus Chan kemudian langsung tertuju pada kotak bekal makan siang Yewon yang masih tertutup rapat. "Kau tidak makan? Bukankah ini sudah jam makan siang?"
Yewon menggeleng. "Aku tidak nafsu makan."
"Hah?" Chan terlihat memasang wajah kaget. "Kau tidak sedang bercanda, kan? Maksudku--"
"Tidak. Aku serius," ia memotong ucapan Chan. Lalu kembali beralih menatap jendela kelas dengan pandangan kosong seperti sebelumnya.
Sahabat Yewon itu menghela nafas. Ia terdiam sebentar. "Aku turut berduka atas meninggalnya ahjumma. Maaf aku tak bisa datang waktu itu. Kau pasti marah padaku, 'kan?"
"Gwenchana. Aku bisa memakluminya dan aku sama sekali tak marah padamu."
Chan mengangkat sebelah alisnya. "Kalau begitu..." ia menjeda kalimatnya sembari mengamati wajah Yewon. "...Apa ada masalah lain?"
"Tidak. Aku baik-baik saja, sungguh."
"Kau pasti punya masalah lain."
"Tidak."
"Ada."
"Tidak."
"Ada."
"Tidak--"
"Yak! Kita sudah berteman sejak kelas 4 sekolah dasar. Tak ada yang aku tak tahu tentangmu," Chan kembali memajukan wajahnya, lalu menggerakkan satu tangannya untuk menangkup pipi Yewon dan diarahkannya wajah gadis itu agar menatapnya.
"Chan-ah..."
"Ceritakan padaku masalahmu. Kalau bisa, aku pasti akan membantu menenemukan solusinya."
Yewon terdiam. Ia pandangi Chan cukup lama sampai akhirnya mengangguk.
Lee Chan melepas tangannya dari pipi Yewon dan dengan segera menjauhkan wajahnya. Kemudian menyandarkan dagunya pada sandaran kursi. "Aku akan mendengarkanmu."
Yewon pun mulai bercerita bahwa sudah seminggu ini ia tinggal bersama Wonwoo. Namun, sampai saat ini sepupunya seperti menghindari Yewon. Bahkan sejak ia berada di apartemen Wonwoo, lelaki itu sama sekali tak pernah makan di apartemen. Ketika Yewon datang, ia selalu pergi bekerja tanpa menyempatkan diri untuk sekedar makan atau menyapanya.
"Jadi aku benar-benar merasa tak enak dengannya. Aku merasa aku adalah beban baginya," Yewon mengakhiri ceritanya sambil menghela nafas panjang.
"Jadi sekarang kau tinggal dengan sepupumu?"
Yewon mengangguk.
"Apa dia masih muda?"
"Dia lebih tua tiga tahun dariku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love You, Cousin ✔
FanfictionSejak hari meninggalnya eomma, ketika ia memberiku senyuman yang mirip dengan eomma, ketika mata tajamnya menatapku lembut seperti eomma... Aku... Selalu merasa bahwa aku begitu mencintai orang ini. --- Jeon Wonwoo & Choi Yewon's Fanfic. Another cas...