[Author POV]
Wonwoo membuka matanya yang terasa berat begitu ia merasakan sebuah cahaya yang cukup terang menusuk matanya. Ia memegang kepalanya yang terasa pening sebelum melihat kearah langit-langit kamarnya.
Matanya mengerjap.
"Sejak kapan aku berada disini?" ia bergumam sambil berusaha untuk duduk.
Wonwoo memijit pelipisnya. Berusaha mengingat apa yang terjadi setelah ia pergi ke kedai tenda untuk minum soju kemarin.
Namun sampai beberapa detik berikutnya, ia tak bisa mengingat apapun. Bau soju berhembus keluar dari mulutnya ketika ia mengeluarkan nafas. Membuat Wonwoo berfikir kalau ia meminum banyak soju tadi malam.
Mungkinkah Wonwoo mabuk berat sampai ia tak bisa mengingat apapun?
Lelaki ini menghela nafas. Dengan pening yang masih tersisa, ia bangun dari tidurnya dan melangkah menuju pintu.
Jalannya sempoyongan.
"Oh, hyung? Kau sudah bangun?"
Yang pertama kali masuk ke penglihatannya adalah sosok Mingyu yang sedang bersantai di sofa miliknya. Tangan lelaki itu memegang remote televisi. Sepasang netra coklatnya mengarah pada Wonwoo.
Wonwoo mendegus kasar. Lalu kembali menutup pintu kamarnya tepat ketika Mingyu bangkit dari duduknya.
"Hyung!" seruan Mingyu terdengar hingga masuk ke kamarnya. Disertai gedoran keras yang membuat tubuh Wonwoo bergetar.
"Hyung! Buka pintunya!" Seruan itu semakin keras. Kali ini disertai dobrakan kecil dari juniornya itu.
"Jangan abaikan aku, hyung!" seruan Mingyu kali ini terdengar merajuk. Membuat Wonwoo sedikit tak tega membiarkan Kim Mingyu.
Tapi ketika pikirannya mengingat kata-kata Mingyu tempo hari di rumah sakit, rasa tak tega itu perlahan kembali menguap. Menyisakan rasa kesal yang datang setiap kali melihat Mingyu.
"Hyung. Tolong buka pintunya..."
Wonwoo dapat mendengar dengan jelas rengekan juniornya itu. Namun ia masih tak mau membukakan pintu kamarnya.
"Jika kau masih mempermasalahkan ucapanku di rumah sakit kemarin, aku--"
Pintu seketika terbuka, menampakkan sosok Wonwoo dengan rambut sedikit acak-acakkan disitu. Menatap Mingyu sengit sesaat, sebelum pergi berjalan menuju dapur.
Tenggorokkannya benar-benar terasa kering dan sedikit sakit. Minum soju hingga berbotol-botol seperti kemarin adalah pengalaman pertama baginya --karena sebagai dokter ia harus menjaga kesehatannya, tentu saja.
Konyolnya, itu hanya disebabkan karena ia tak suka melihat Yewon dipeluk Chan dan untuk masalah Yerin, sepertinya lelaki ini sudah tak terlalu memikirkannya lagi.
"Mau kubuatkan jus, hyung?"
Wonwoo menoleh, sepasang mata coklatnya menemukan keberadaan Mingyu di ambang pintu dapur.
"Tidak usah," tandasnya cepat sambil membuka kulkas. Kemudian mengambil sebotol air dingin dan meminumnya beberapa teguk. Wajahnya kelihatan sedikit meringis, tenggorokannya terasa semakin perih.
Mingyu menghela nafas. Lalu berjalan menghampiri seniornya itu dengan langkah santai. "Yewon memintaku untuk menjagamu. Aku sudah minta ijin ke Jisoo sunbae kalau hari ini kita tak bisa datang ke rumah sakit."
"Aku baik-baik saja," suara Wonwoo terdengar parau.
"Hyung! Kenapa kau jadi dingin seperti ini? Apa salahku?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love You, Cousin ✔
Fiksi PenggemarSejak hari meninggalnya eomma, ketika ia memberiku senyuman yang mirip dengan eomma, ketika mata tajamnya menatapku lembut seperti eomma... Aku... Selalu merasa bahwa aku begitu mencintai orang ini. --- Jeon Wonwoo & Choi Yewon's Fanfic. Another cas...