- 13 -

5.7K 568 93
                                    

[Author POV]

"Kau sudah bangun dari tadi?"

Yewon yang sedang membersihkan debu pada meja di depan sofa menolehkan kepalanya ketika mendengar suara deritan pintu disertai sosok Wonwoo yang berdiri diambang pintu kamarnya, seraya merapikan dasi.

Melihat Wonwoo seperti itu, membuat kejadian tadi malam kembali masuk ke pikirannya, dan Yewon hanya bisa mengangguk kaku sebagai respon. Rasa hangat yang menjalari wajahnya membuat lidahnya kelu hanya untuk sekedar berkata ya.

Wonwoo mengangkat kedua alisnya mengerti. Lalu berjalan mendekati Yewon yang kembali sibuk dengan meja di depannya.

"Choi Yewon," panggilnya ketika ia sudah berdiri di dekat Yewon.

Yewon mendongakkan kepalanya lalu segera berdiri. Matanya hanya berhasil menatap kemeja putih Wonwoo tanpa berani mencoba lebih jauh. Tak ingin debaran jantungnya semakin menggila dari ini.

Lelaki di depan Yewon merogoh sakunya, lalu menyerahkan selembar foto yang membuat mata Yewon berhasil menjangkau iris coklat Wonwoo. Menatap terkejut sekaligus bingung pada lelaki itu.

"Wonwoo-ssi..."

"Ini foto ahjumma. Untukmu saja."

Mata Yewon kembali memperhatikan foto ditangan Wonwoo. Itu adalah foto ibunya. Dengan menggunakan gaun musim panas berlengan pendek, tengah tersenyum cerah kearah kamera seraya menggendong Yewon kecil yang nampak tersenyum bahagia.

Yewon mengambil foto ditangan Wonwoo dengan tangan yang sedikit gemetar ketika lelaki itu semakin menyodorkan foto itu padanya.

Air mata harunya perlahan mengalir. Namun segera ia hapus sebelum jejaknya semakin banyak.

"Hari ini kau tidak usah menungguku. Jangan lupa kunci pintunya yang benar," Wonwoo menepuk pelan kepala Yewon lalu melangkah melewati gadis itu. Berjalan menuju pintu apartemen.

"Wonwoo-ssi."

Langkah Wonwoo terhenti. Namun ia tak membalik badannya. Menunggu Yewon melanjutkan kata-katanya.

"Bagaimana hubunganmu dengan dokter wanita itu?"

Wonwoo membalik badannya. Dan menemukan Yewon sudah berdiri di hadapannya.

"Apa kau baik-baik saja? Maksudku, kau dan dia sudah lama--"

"Kau kira usiaku berapa, huh? Aku sudah bukan remaja yang akan menangis bila diputusi pacarnya," Wonwoo bertanya seraya mendengus tawa. Membuat senyum manis terukir di wajahnya.

Yewon mengalihkan pandangannya sesaat. Berusaha menetralisir detak jantungnya. Senyum Wonwoo begitu menghipnotisnya.

"Aku baik-baik saja. Tidak usah mengkhawatirkanku--"

"Kalau Wonwoo-ssi bilang begitu, rasanya seperti sebentar lagi kau akan menikah."

Wonwoo mengerutkan keningnya.

"Dan kalau Wonwoo-ssi menikah..." gadis ini menjeda kalimatnya. Kepalanya tertunduk dalam. "... Aku harus pergi."

Tatapan mata Wonwoo berubah terkejut sesaat sebelum akhirnya melembut. Lalu ia arahkan tangannya ke dahi Yewon dan mengetuk dahi itu pelan menggunakan jari telunjuknya.

Love You, Cousin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang