- 08 -

5K 592 20
                                    

[Author POV]


"Jadi..."

Sepasang mata Kim Mingyu memperhatikan Yewon yang sedang berdiri di meja kasir sebelum kemudian memandangi kedua lelaki yang kini duduk disebelah dan seberangnya.

"Kenapa kalian berdua ikut kesini?"

Pertanyaan Mingyu membuat Chan dan Wonwoo berebut untuk menjawabnya. Seakan pertanyaan Mingyu adalah kuis berhadiah yang sering ditayangkan ditelevisi.

"Yak, yak. Kalau menjawab Satu-satu. Aku tak bisa mendengar jika kalian menjawabnya bersamaan seperti itu," Mingyu mengintrupsi. Membuat kedua lelaki itu langsung terdiam bersamaan.

"Pe-perutku sudah tak kuat menahan lapar. Ja-jadi karena kau juga mau makan siang, sekalian saja--"

"Memangnya aku appa-mu? Kalau mau makan, makan di rumahmu sana," Mingyu memotong ucapan Chan. Lalu pandangannya beralih menatap Wonwoo.

"Hyung, bagaimana? Kenapa ikut kesini?"

"Yaaa, aku sedang dalam perjalanan ke apartemenku--"

"Apartemenmu arahnya berlawanan dengan sekolah Yewon, hyung," lagi-lagi Mingyu memotong ucapan lawan bicaranya. "Dan kau meninggalkan mobilmu di rumah sakit. Tak masuk akal jika kau pulang tanpa mobilmu."

Wonwoo dan Chan terdiam. Mereka kalah telak. Argumen Mingyu terlalu tepat untuk dibantah.

"Aku hanya ingin makan berdua dengan Yewon dan mentraktirnya. Tapi ekarang, aku harus membuang uang lebih banyak gara-gara kalian," omel Mingyu sambil menghela nafas.

"Aku bisa bayar sendiri," protes Wonwoo.

"Aku juga masih punya uang! Dan aku tak akan mau menerima traktiran dari ahjussi pedofil mesum sepertimu."

"Oh. Baguslah kalau begitu. Jadi uangku masih tetap aman."

"Pesanannya akan datang sebentar lagi," ucapan Yewon yang baru saja kembali dari meja kasir membuat ketiganya diam. Memperhatikan Yewon yang kini mengambil tempat disebelah Chan yang memang kosong.

"Begitukah?" Mingyu bertanya, dan hanya dibalas anggukan oleh Yewon.

"Yewon-ah, kau tidak keberatan 'kan kami ikut makan disini?" tanya Chan.

Yewon menggeleng. "Tidak. Lagipula kenapa aku harus keberatan?" ia balik bertanya. Lalu menoleh kearah Mingyu. "Iyakan oppa?"

Mingyu tertawa canggung. "Te-tentu saja."

Chan tersenyum penuh kemenangan dan Wonwoo hanya terdiam sambil memperhatikan Mingyu yang menghela nafas panjang.

"Maaf menunggu. Pesanannya sudah datang."

Seorang pelayan cantik datang dengan membawa empat mangkuk berisi mie dingin. Sesaat, ia nampak melirik Mingyu dan kemudian tersenyum kecil kearah lelaki itu.

Wonwoo dan Chan menatap si pelayan dan Mingyu secara bergantian sebelum pelayan itu membungkukkan badan dan pergi meninggalkan mereka.

"Kau mengenal pelayan itu?" tanya Wonwoo. "Kulihat dia tersenyum padamu," lanjutnya sambil memperhatikan si pelayan yang berjalan menuju dapur.

"Hm? Pelayan yang mana?" Mingyu menatap Wonwoo.

"Yang mengantar mie dingin ke meja ini," Wonwoo terdiam sejenak. Berusaha mengingat nama si pelayan yang tak sengaja Wonwoo baca pada nametag dibajunya.

"Choi... Hyojung?" ia berucap ragu, masih berusaha mengingat nama pelayan cantik itu.

Mingyu mengangkat bahunya. "Orang tampan sepertiku memang sudah biasa disenyumi banyak perempuan, 'kan," ia melirik Yewon yang kini juga tengah menatapnya. Lalu tersenyum kearah gadis itu.

Love You, Cousin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang