(5) Teror?

1.4K 143 6
                                    

"K-kenapa.." suara Hyerin bergetar. Yeonmi melepaskan dirinya dan mencoba berdiri tegak walaupun kepalanya masih terasa pusing.

"Kenapa sih, kalian para yeoja harus susah payah dan membuang tenaga kalian hanya untuk melabrak seseorang, hm?" tanya Chanyeol dingin. "Lagipula, kenapa juga kau mengaku-ngaku aku adalah milikmu?"

Wajah Hyerin memucat. "Kau dan dia.."

Chanyeol menatap Yeonmi. Mungkin maksudnya adalah : apa yang harus kukatakan?

"Kami tak ada hubungan apa-apa," Yeonmi angkat suara. "Ya, itu benar," sahut Chanyeol. Hyerin menatap antek-anteknya. "Baiklah. Aku sudah tidak ada urusan denganmu, Yeonmi." Kemudian dia menghampiri Yeonmi. "Tapi ingat, jangan pernah mendekati Chanyeol lagi. Awas saja kalau besok kau berangkat bersamanya lagi..."

"Memang kenapa kalau dia berangkat denganku lagi?" sahut Chanyeol,"Itu bukan urusanmu. Sudah, sana pergi."

Hyerin menelan ludah. Kemudian dia dan antek-anteknya berlalu. Yeonmi meninggalkan Chanyeol tanpa berkata apa-apa

Chanyeol menahan tangannya. "Apa-apaan kau ini? Lepaskan, sakit!" omel Yeonmi. Mereka lagi-lagi menjadi pusat perhatian dan Yeonmi benci itu.

"Kau sama sekali tidak berterimakasih," gerutu Chanyeol. Yeonmi mendengus,"Kau yang membuat semua ini, lalu aku harus berterima kasih padamu?"

Melihat ekspresi mengerikan Chanyeol, Yeonmi menghela napas. "Baiklah! Gomawo," Yeonmi berkata dengan tak ikhlas. "Sudah kan? Sana kau pergi!"

Chanyeol mendengus. Kemudian dia meninggalkan kelas Yeonmi. "Bubar-bubar!" seru Yeonmi dengan muka ditekuk sambil mengibaskan tangannya.

Ia duduk dikursinya dan membenamkan kepalanya di meja. "Huh... menyebalkan. Mana belum sempat makan lagi," Yeonmi mengelus perutnya yang keroncongan karena belum diisi.

Pelajaran olahraga. Yeonmi bersama Minrin berjalan menuju loker mereka untuk mengambil baju masing-masing.

Begitu sampai disana, tercium bau busuk yang menyengat. "Ini bau apa?" tanya Minrin sambil menutup hidungnya. "Aku juga tak tahu," jawab Yeonmi. Mereka berjalan menuju loker masing-masing

Alangkah terkejutnya Yeonmi ketika melihat keadaan lokernya. Disayat dan dicoret-coret dengan tulisan yang menyakitkan hati. Ada tulisan "mati saja" "go to hell" dan sebagainya.

Tangan Yeonmi bergetar ketika dia membuka lokernya. Barang-barangnya sudah tidak ada di dalam dan lokernya dipenuhi oleh sampah.

"K-kenapa bisa begini?" Katanya parau. Dia terduduk lemas di depan loker. Pipinya masih merah dan sakit akibat tamparan keras tadi. Lokernya rusak dan barang-barangnya hilang. Beberapa helai rambutnya rontok dan kepalanya pusing karena dijambak Anna.

Ini semua terjadi karena Chanyeol. Kalau saja dia tadi tidak berbuat konyol, ini semua tidak akan terjadi.

"Yeonmi? Kau kenapa?" tanya Minrin khawatir. Kemudian Minrin melirik ke arah loker dan terkejut. "Siapa yang melakukan ini?" pekiknya kesal.

"Aku tidak tahu," ucap Yeonmi berbohong. "Aku bilang ke Choi seonsaengmin dulu," tukasnya, mencoba menutupi kesedihannya.

Setelah itu, Yeonmi memutuskan tak ikut olahraga karena kepalanya pusing dan baju olahraganya hilang. Mana aku tak punya uang untuk beli baju olahraga baru, gumam Yeonmi dalam hati.

Dia hanya memerhatikan teman sekelasnya bermain basket. Tiba-tiba...BUK! Bola itu menghantam kepalanya. Yeonmi merasakan sakit yang tak terkira, kemudian semuanya gelap.

Saat Yeonmi membuka matanya, dia berada di tempat yang tak dia kenal. Ini bukan UKS. Yeonmi mencoba bangkit, tapi kepalanya terasa pusing. Pandangannya pun kabur.

"Ah... aku dimana?" rintihnya. "Kau sudah bangun," suara seseorang. Yeonmi mendongak dan terperanjat.
TBC

Never Let You Go (EXO FF)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang