(8) That Mean Girls

1.4K 137 11
                                    

"Sarapan siap!" seru Yeonmi. Dia menyajikan masakannya di meja. Aromanya langsung membuat namja-namja itu berkumpul di meja makan. Semuanya tampak antusias. Kecuali Chanyeol dan D.O.

"Ada apa dengan mereka?" gumam Yeonmi dalam hati. Sehun yang duduk di sebelahnya langsung menyeringai. "Got ya! Pasti Yeonmi noona mengkhawatirkan mereka, ya kan!" serunya dengan suara keras. Yeonmi melotot. Bocah ini benar-benar. Ya, meskipun usianya hanya berbeda setahun dari Yeonmi, tapi dia merasa bahwa Sehun sangat kekanak-kanakan. Membuatnya merasa memiliki adik laki-laki yang tak pernah ia punya.

"Kalian sudah selesai makan?" tanya Suho memastikan. Dia melihat ke arah piring-piring teman-temannya, termasuk Yeonmi. "Oh, sudah semua. Ayo kita berangkat."

Yeonmi mengangkat tangannya. "Ada apa?" tanya Suho. "Uh... bolehkah aku berangkat sendiri?" tanyanya. "Tidak, kau berangkat bersama Chanyeol."

Satu detik yang hening.

Kemudian Yeonmi berseru,"Kenapa harus bersama dia? Fans-fansnya sangat ganas sekali! Mereka seperti ikan piranha yang menggerogoti mangsanya!"

Suho tersenyum kecil. "Karena kalau kau berangkat bersama namja selain Chanyeol, kau akan dicap sebagai playgirl. Dan juga, semua namja disini memiliki fans yang tak kalah ganas," katanya panjang lebar.

Yeonmi melengos. Dia kemudian berjalan mengikuti Chanyeol ke mobilnya.

"Kau kenapa? Tidak senang berangkat bersamaku, eh?" tanya Chanyeol sambil tersenyum tipis. "B-bukan begitu. Aku tidak mau mendapat masalah lagi karena berangkat bersamamu," terang Yeonmi. "Oh begitu. Tenang saja, aku yakin mereka takkan mengganggumu lagi."

"Kenapa kau bisa begitu yakin?" tanya Yeonmi. Dia masuk ke mobil Chanyeol dan menutup pintu. "Aku juga tidak tahu," Chanyeol nyengir. Yeonmi menggerutu, memajukan bibir bawahnya.

"Kau imut kalau sedang marah," kata Chanyeol tanpa memandang Yeonmi karena matanya fokus ke jalanan. "Apa katamu?" tanya Yeonmi, dia merasa pendengarannya terganggu. Tidak mungkin seorang Chanyeol mengatakan hal itu kan?

"Tidak ada," jawab Chanyeol. Yeonmi memutar matanya kesal. "Ugh... kau sebaiknya turunkan aku di depan gerbang sekolah. Aku tidak mau gosip tentang kita semakin membesar," ujar Yeonmi.

Chanyeol ingin egois. Tapi dia memikirkan akibat untuk Yeonmi sehingga Chanyeol menuruti permintaan Yeonmi. "Gomawo," katanya singkat. Lalu Yeonmi berjalan memasuki sekolah.

***
"Kajja, kita ke kantin. Aku lapar," tukas Minrin seraya menarik tangan Yeonmi. "Ya ya ya! Kajja..." Yeonmi menyanggupi. Mereka pun berjalan beriringan menuju kantin. Tapi tiba-tiba, ada suara seorang yeoja dari speaker sekolah.

"Untuk semua murid di Foreign High School! Diharap kedatangannya di aula sekarang! Karena aku akan menunjukkan sesuatu yang penting!"

"I-itu kan suara Hyerin!" tak sadar, Yeonmi memekik. Minrin menatapnya aneh. "Kau tahu apa yang akan dia lakukan?"

"Kita harus segera ke sana," kata Yeonmi dengan mata menyala-nyala. "Kenapa? Makananku lebih penting dari itu! Oh ayolah, Yeonmiii!" teriak Minrin. Dia akhirnya terpaksa mengejar Yeonmi ke aula.

Di aula sekolah, sudah banyak siswa-siswi yang berkumpul. Yeonmi heran mengapa tidak ada guru yang memarahi Hyerin karena sudah menggunakan fasilitas sekolah sembarangan. Tapi... oh ya, wajar saja. Hyerin adalah putri ketua yayasan. Putri semata wayangnya pula.

Hyerin masuk dan berdiri di hadapan semuanya. "Kalian pasti heran dengan kejadian Shin Yeon Mi, yeoja tidak populer yang tiba-tiba berangkat bersama Chanyeol dan digandeng olehnya?" suara Hyerin bergaung.

Rahang Chanyeol mengeras. Benar apa kata firasatnya. "Dan kami akan menunjukkan sebuah video untuk menjelaskan siapa Yeonmi sebenarnya."

Proyektor menyala. Video menampakkan gambar Yeonmi yang sedang berjalan ke arah rumah namja-namja itu. Lalu menangkap gambar Yeonmi memasuki rumah mereka. Dan video Yeonmi memasak dan menyajikan sarapan.

"Sudah terjawab bukan siapa Shin Yeon Mi sebenarnya?" Hyerin tampak menahan tawa. "Dia adalah pembantu di rumah para namja most wanted sekolah! Dan video ini tidak direkayasa sama sekali!"

Yeonmi membeku di tempatnya. Sekarang semua murid sedang berkasak-kusuk membicarakan dirinya. Dia tidak mungkin menyerang Hyerin ke depan.

Yeonmi berlari, mendobrak pintu aula. Otomatis semua langsung menoleh ke arah Yeonmi. "Oh, biarkan saja pembantu hina itu lari!" seru Hyerin. Chanyeol menggeram. Dia maju ke depan dan merebut mik dari tangan Hye Rin.

"Apa masalahnya kalau dia bekerja di rumah kami? Itu adalah urusan antara kami dan Yeonmi. Dia juga tidak bekerja sebagai pembantu. Dia bekerja sebagai juru masak. Itu semua dia lakukan untuk membantu ibunya. Yeonmi adalah figur penolong keluarga. Yeonmi bahkan dapat membagi waktu antara sekolah dan bekerja. Buktinya nilai-nilainya selalu bagus kan?" Chanyeol terkekeh. "Berbeda dengan kalian. Uang masih minta orangtua, nilai pun macam bebek berenang."

Chanyeol tersenyum, menatap hadirin yang kehilangan kata-kata. "Dan satu lagi. Untuk yeoja kecentilan yang hanya sirik pada Yeonmi," sindir Chanyeol. "Menjadi pembantu sekali pun bukan pekerjaan hina. Kau menganggu Yeonmi, kau berurusan denganku."

"Ralat," suara D.O. Wajahnya yang biasanya kalem dan manis sekarang datar dan menyeramkan. "Kau berurusan dengan Yeonmi, kau berurusan dengan kami semua," D.O menunjuk teman-temannya. "Karena dia bagian dari kami. She's a part of us."

***
"Kau harus lihat cara namja-namja itu membelamu, Yeonmi!" pekik Minrin. "Itu keren sekali!" Yeonmi tersenyum, menyeka air matanya. Sejak tadi, Minrin menghiburnya dengan tingkah konyol yang selalu membuat Yeonmi tertawa.

"Kau tidak malu berteman denganku apa?" tanya Yeonmi. "Malu? Malu kenapa?" Minrin balik bertanya. "Ya... kau kan cantik. Kau juga pintar. Dan juga, banyak anak populer yang ingin bersahabat denganmu. Tapi kenapa kau memilih berteman denganku yang biasa-biasa saja?"

Minrin tertawa. "Aku tidak pernah malu, Shin Yeon Mi. Lagipula siapa bilang kau biasa-biasa saja? Buktinya..." Minrin berdeham. "Buktinya, kau dibela oleh Chanyeol habis-habisan. Kau juga dibela teman-temannya. Dan itu kau pikir biasa-biasa saja?" Minrin tersenyum.

"Dibela oleh mereka? Apa spesialnya itu?" tuntut Yeonmi. Minrin menjitak kepala temannya yang sangat lemot.

Akhirnya, jam pulang sekolah tiba. Anehnya, sedari tadi Yeonmi tak melihat Chanyeol. Harusnya dia pulang bersama Chanyeol, kan?

"Yeonmi noona, kau ikut bersama kami saja. Karena Chanyeol hyung sedang ada urusan. Dia meminta kami untuk pulang bersamamu," kata Sehun. "Uhm... oke oke," Yeonmi pun masuk ke mobil besar mereka.

Sesampainya di rumah mereka.

"Apa aku harus langsung memasak?" tanya Yeonmi. "Oh, tidak. Kau boleh beristirahat sepuluh menit. Lalu silakan memasak," kata Kai. Yeonmi menyipitkan matanya kesal. "Kalau begitu, tidak usah ngomong."

Yeonmi beranjak ke dapur dan memasak usai beristirahat sebentar. Kenapa Chanyeol belum pulang, ya? Dia membatin. Ah, itu bukan urusanku.

"Makanan siap!" panggil Yeonmi. Dia melihat Xiumin. "Xiumin-sshi!" panggilnya. Dia memang sedikit takut pada Xiumin, entah kenapa. Mungkin karena dia jarang mengobrol dengan Xiumin.

"Ya, ada apa?" tanya Xiumin, sedikit bingung karena Yeonmi tiba-tiba memanggilnya. "Uh... kenapa Chanyeol belum pulang ya?" tanya Yeonmi. Dia pikir, Xiumin itu orang yang tidak jahil, makanya ia bertanya.

Nyatanya... "Wahaha! Got ya! Kau mengkhawatirkan Chanyeol ya?" Xiumin tertawa. Baekhyun dan Sehun tiba-tiba muncul di belakang Xiumin.

"Wah? Yeonmi noona menyukai Chanyeol hyung?" Sehun memelankan suaranya dan melirik D.O. "Bunga-bunga cinta bermekaran," ledek Baekhyun. "Bukan seperti itu! Aku kan hanya bertanya!"

Yeonmi menutup mukanya yang memerah. Tiba-tiba saja...

"Aku pulang," suara Chanyeol. "Tuh, sang pujaan hati pulang," timpal Baekhyun yang dibalas dengan jitakan Yeonmi. Ia bergegas menghampiri Chanyeol, ingin berterima kasih maksudnya. Tapi alangkah terkejutnya Yeonmi saat melihat Chanyeol babak belur.
TBC

Never Let You Go (EXO FF)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang