(15) Lucky

1.2K 119 5
                                    

Yeonmi sedang meneguk cokelat panasnya ketika ponselnya berdering. Yeonmi meraih ponselnya.

"Yeoboseyo."
"Yeonmi, ini aku. Park Chan Yeol."

Yeonmi tertawa kecil. "Ya, ya. Aku mengenali suaramu. Kenapa kau meneleponku?"

"Aku hanya ingin mendengar suaramu, apakah tidak boleh?" tanya Chanyeol dengan suara yang dibuat-buat. Yeonmi tersenyum sendirian. "Tidak boleh. Karena suaraku itu mahal, sebanding dengan penyanyi-penyanyi Korea. Jadi kau tak bisa sembarangan mendengar suaraku."

"Oh ya?" Chanyeol malah terdengar seperti mengejek. "Aku jadi punya ide kita akan ke mana hari ini."

"Oh, jadi hari ini kau akan mengajakku jalan?" tanya Yeonmi, tertawa kecil.

"Tadinya aku ingin mengajakmu nonton film horor," tukas Chanyeol. "Cih, modus," Yeonmi mencibir. "Ya, makanya itu. Kita akan terlihat sangat mainstream makanya aku membatalkan rencanaku."

"Apa kau sudah punya rencana lain?" tanya Yeonmi lagi. "Sudah. Siap-siap, ya. I'll pick you up at 9 am."

Yeonmi tersenyum. Oya, dia sekarang tidak lagi bekerja di rumah Chanyeol dan teman-temannya. Bisa habis diledeki terus menerus. Hari pernikahan eommanya dan appa Baekhyun juga semakin dekat.

Yeonmi bergegas memilih baju yang akan dipakainya, kemudian beranjak untuk mandi.

Setelah selesai bersiap-siap, Yeonmi duduk menunggu di pekarangan rumahnya. Oh ya, eommanya sekarang sedang sibuk mengurus pernikahannya. Catering lah, dekorasi, cincin, dsb.

Tin! Tin! Terdengar klakson. Mobil Chanyeol sudah berada di depan rumahnya. Dengan wajah berseri, Yeonmi menghampiri Chanyeol.

"Kita akan kemana?" tanyanya dengan wajah gembira. "Sudah, ikut saja. Kau pasti akan suka."

Tak lama kemudian, mereka tiba di tempat yang dituju. Sebuah taman yang tampak cantik dan asri. Di tengah taman itu ada selimut yang dibentangkan. Di atasnya terdapat banyak makanan.

"Wow," gumam Yeonmi. "Kau yang menyiapkan semua ini?"

Chanyeol tersenyum. "Taman ini milik eomma-ku. Jadi aku hanya menatanya saja. Oh ya, aku ingin mendengar suaramu," tukas Chanyeol, menaikkan alisnya.

"Hah?" Yeonmi mendelik. "Kita.Menyanyi.Bersama," tegas Chanyeol. Dia mengeluarkan gitarnya.

"Kau ingin aku menyanyi bersamamu?" tanya Yeonmi, sedikit cengo.

Chanyeol melengos. "Ya iyalah, dasar pabo!" dengusnya. "Kau mau kita menyanyi lagu apa?" tanya Yeonmi, lagi.

Chanyeol tersenyum, mengeluarkan earphone dan memasangkannya ke telinga Yeonmi. "Dengarkan saja dulu."

"Bagaimana tentang lagu ini? Aku yang membuatnya, lho," celetuk Chanyeol. "Jinjja? Wah, keren sekali! Aku yakin suatu saat kau bisa sukses," tukas Yeonmi. Air muka Chanyeol berubah menjadi murung, tapi Yeonmi tak menyadari itu. Chanyeol cepat-cepat memaksakan senyum.

"Ayo kita mulai," kata Chanyeol. "Tapi aku tidak hafal liriknya!" sergah Yeonmi. Chanyeol memberikan ponselnya, disana ada lirik lagu Lucky yang ditulis di memo.

Chanyeol memetik gitarnya. Suaranya mengalun.

Being born in the same country
Talking in the same language
We're so lucky, it's such a relief
Nothing is for certain in this world

On a day that I wore nice clothes
I met you, I was lucky
It's because I did good in the past

I can call your name and I can hold your hand
Is the falling sunlight only shining on me? Can I be this happy?
You call my name and you lean on my shoulder
Is the sky's sunlight only shining on you? Can you be that dazzling?
So lucky, my love
So lucky to have you
So lucky to be your love, I am. hmm

Never Let You Go (EXO FF)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang