(12) Falling Star Wishes

1.3K 131 1
                                    

"Baiklah, anak-anak. Sampai disini saja pertemuan kita. Sampai ketemu minggu depan," ucap Lee seonsaengnim.

Beliau berjalan keluar kelas Yeonmi. Kemudian tampaknya teringat sesuatu. Lee seonsaengnim bergegas kembali.

"Oh ya, maaf saya melupakan sesuatu. Beberapa hari lagi, kabarnya akan ada komet melintasi bumi, atau yang biasa kita sebut dengan 'bintang jatuh'. Kita akan mengadakan acara melihat bintang jatuh bersama-sama di rooftop sekolah. Sebenarnya tidak wajib untuk datang. Tapi sayang kan, jika kalian melewatkan peristiwa ribuan tahun sekali ini?" celoteh beliau.

"Nanti kita akan berkumpul di sekolah kira-kira jam sembilan malam. Diharapkan kehadirannya, ya," kata Lee seonsaengnim.

"Aaah! Aku benar-benar tidak sabar untuk menyaksikan peristiwa langka itu!" seru Minrin dengan semangat. "Aku juga. Oh ya, apa kau pernah dengar tentang mitos bintang jatuh? Kalau kita membuat permohonan, maka permohonan kita akan dikabulkan," kata Yeonmi.

"Sebenarnya aku tak percaya. Tapi apa salahnya mencoba?" timpalnya. Minrin tersenyum lebar. "Aku semakin tidak sabaarr!"

Yeonmi mengulas senyum melihat tingkah Minrin.

***
Yeonmi pulang ke rumahnya dengan tubuh pegal-pegal sehabis bekerja. Walaupun kerjanya hanya memasak, tapi kan tetap saja. Apalagi jika dilakukan setelah pulang sekolah.

"Eomma..." sapa Yeonmi lesu. "Kamu kenapa, sayang?" tanya eomma, sedikit panik. "Aku tidak apa-apa. Hanya sedikit lelah," tukas Yeonmi.

Eomma menunduk. "Maafkan eomma karena belum bisa menjadi eomma yang baik untukmu."

Yeonmi menghela napas. "Kenapa eomma selalu mengatakan itu? Aku melakukan ini semua dengan ikhlas, kok," tandas Yeonmi.

Eomma tersenyum. Kemudian wajahnya menjadi lebih serius. "Yeonmi, eomma ingin membicarakan sesuatu."

Yeonmi mengernyitkan dahi. "Baiklah."

Eomma menghela napas panjang. "Bagaimana jika..." jeda sebentar,"Eomma menikah lagi?"

JEGER.

"Hah? Menikah lagi?" Yeonmi membelalakkan matanya. "Aku tidak salah dengar kan, eomma?"

"Kamu menyetujuinya tidak? Jika tidak, rencana ini akan eomma batalkan," ucap eommanya.

Yeonmi terdiam. Kemudian dia menyadari bahwa dirinya tengah berharap bahwa ia akan memiliki keluarga yang utuh.

"Kalau demi kebahagiaan eomma, kenapa tidak?"

***
Hari-hari berlalu dengan cepat. Dan inilah hari yang ditunggu-tunggu. Malam itu, Yeonmi mengambil kemeja sesiku dengan pita yang mempermanis tampilan kemeja itu. Bawahannya, dia menggunakan jeans. Untuk hari ini, Yeonmi membiarkan rambutnya jatuh dengan lembut ke bahunya.

Saat Yeonmi sedang menyisir rambutnya, satu pesan masuk ke ponselnya.

Sender : Chanyeol
I'll pick you up at 9 pm. See ya.

Setelah bersiap-siap, Yeonmi keluar dan memasukkan ponselnya ke tas selempang tanpa mengeceknya sedikit pun. "Wah, anak eomma cantik sekali. Mau melihat bintang jatuh ya?" kata eomma. Yeonmi hanya tersenyum kecil. "Aku berangkat sebentar lagi ya, eomma."

"Tunggu... kamu berangkat naik apa?"

Yeonmi terpaku. Dia melupakan itu! Tidak mungkin kan, dia berjalan kaki malam-malam begini.

TIN! TIN! Suara klakson membuat Yeonmi lantas keluar dan mengecek jendela. Dia terkejut melihat mobil Chanyeol di depan rumahnya.

"Eomma.. temanku menjemputku," katanya. Eomma mengernyit. "Teman?"

Chanyeol turun dari mobilnya. Yeonmi menggertakkan gigi. Ah, sial. Chanyeol mengetuk pintu rumahnya.

"Itu namjachingu mu ya, Yeonmi? Tampan ya," kata eommanya. "B-bukan..." sela Yeonmi. Eomma langsung membukakan pintu.

"Annyeong haseyo ahjumma," sapa Chanyeol ramah. Eomma tersenyum tak kalah ramah. "Kalau boleh, saya mengajak Yeonmi untuk ikut ke sekolah," ucapnya. "Tentu saja boleh. Terima kasih ya, nak..." kata-kata eomma menggantung. "Chanyeol, ahjumma," katanya memperkenalkan diri. "Oh, terima kasih ya nak Chanyeol." Eomma tersenyum. "Sama-sama ahjumma, kami pergi dulu."

Eomma mengangguk kecil.

"Gomawo," kata Yeonmi pelan. "Aku tidak terbayang jalan ke sekolah di tengah kegelapan seperti ini. Terima kasih banyak."

Chanyeol melirik Yeonmi sekilas, kemudian fokus kembali ke jalanan. "Itulah yang aku pikirkan."

"Hah?"

"Tidak."

Tak lama kemudian, mereka sampai. Sekolah sudah ramai. Yeonmi mencari-cari Minrin. Dia sedikit terkejut mendapati Minrin bersama D.O sedang mengobrol.

Yeonmi baru saja akan memanggil Minrin, tapi Chanyeol menahan tangannya. "Mereka sedang menikmati waktu berdua. Kau hanya akan menjadi obat nyamuk."

"Lalu aku bersama siapa?" protes Yeonmi. "Bersamaku," jawab Chanyeol singkat. "Ayo kita ke rooftop."

Mereka mengambil tempat duduk. "Kau tahu mitos bintang jatuh?" tanya Yeonmi pada Chanyeol. "Itu kan hanya takhayul," jawabnya acuh.

"Tapi apa salahnya mencoba?" gerutu Yeonmi. "Memang, kau akan memanjatkan permohonan apa?"

"Itu rahasia," jawab Yeonmi. Chanyeol mencibir. Kemudian Yeonmi berseru,"Itu bintang jatuhnya!"

Mereka melihat komet itu. Yeonmi membatin. Permohonanku adalah, aku ingin eommaku bahagia.

"Kau tak kedinginan?" tanya Chanyeol, menatap Yeonmi yang mulai pucat. "Eh, tidak kok," Yeonmi tersenyum meskipun dirinya sudah menggigil.

"Kau tidak bakat berbohong," tukas Chanyeol. Dia melepas jaketnya dan meletakkannya di bahu Yeonmi. "Lebih hangat kan?"

Yeonmi tersenyum. "Terima kasih."

"ITU BINTANG JATUHNYA!" teriak Chanyeol tiba-tiba dengan heboh. Yeonmi melotot, kaget melihat Chanyeol bisa berteriak sekencang itu.

Mereka menatap komet itu. Yeonmi membatin, permohonanku yang kedua? Aku ingin bersama dengan Chanyeol selamanya. Seperti bintang-bintang di langit itu.

TBC




Never Let You Go (EXO FF)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang