"Azunaki-san, berdansalah denganku."
Hana menyerngit, gadis itu menatap sasaki dengan bingung. "Ha?"
Tangan sasaki masih terjulur menunggu jawaban dari hana. Hana menatap sasaki sejenak.
"Tidak." Jawab hana singkat.
Setelah itu, hana berbalik ingin meninggalkan aula tengah yang penuh dengan pasangan ini.
Belum sempat gadis itu pergi dari tempatnya, sebuah alunan musik klasik di putar.
Hana terdiam, para pasangan yang ada di sekitarnya sudah mulai berdansa, membuat hana tidak bisa bergerak kemana-mana.
Hana menoleh kesana kesini, tidak ada jalan keluar. Gadis itu menjadi bingung. Tidak ada jalan lain, jadi hana berbalik.
Ketika hana berbalik, ternyata sasaki masih ada di tempat tadi. Lelaki itu tidak beranjak. Raut wajah lelaki itu juga masih sama, lembut.
Hana terdiam menatap sasaki yang berdiri tidak jauh di depannya. Mereka berdua bertatapan beberapa saat, lalu sasaki tersenyum.
Hana terkesiap pelan melihat senyum sasaki. Dadanya berdegup kencang.
Sasaki berjalan mendekati hana, hana terdiam di tempat. Kaki gadis itu rasanya tidak bisa bergerak. Dan akhirnya, sasaki berdiri tepat di depan hana.
Sasaki kembali mengulurkan tangannya pada hana untuk mengajak berdansa. Hana terdiam menatap sasaki yang berdiri di depannya.
Sasaki tidak berucap apa-apa, tapi hana bisa membaca dari sorot mata sasaki bahwa ia menunggu tangan hana untuk menyambutnya.
Hana mendesah kecil, dengan ragu hana mengangkat tangannya dan menerima uluran tangan sasaki.
Hana tidak punya pilihan lain selain berdansa bersama sasaki.
Sasaki menggenggam tangan hana dengan erat namun lembut. Sebelah tangan hana memegang pundak sasaki, dan sebelah tangan sasaki berada di pinggang hana.
Mereka mulai berdansa bersama para pasangan lain.
Hana sedikit menjaga jaraknya dengan sasaki agar mereka tidak terlalu dekat, tapi sasaki malah menarik hana untuk lebih dekat dengannya.
Hana terkesiap ketika sasaki menariknya mendekat.
"Maaf." Ucap sasaki.
Hana hanya diam, semburat merah muncul di pipinya.
Entah mengapa jantung hana berdegup kencang, apa mungkin karena mereka terlalu dekat?
Hana mengalihkan pandangannya, gadis itu tidak mau menatap mata sasaki yang sedari tadi memperhatikannya.
Hana menjadi agak risih dengan tatapan sasaki. Hana mendesah kecil.
"Bisakah kau tidak menatapku?" Tanya hana, tidak menatap sasaki.
"Tidak bisa." Jawab sasaki. Hana agak terkejut dengan jawaban sasaki, gadis itu melirik sasaki.
"Kau ada di depanku, jadi aku tidak bisa menatap yang lain." Tambah sasaki.
Hana menatap sasaki dengan sebal, kemudian gadis itu kembali mengalihkan pandangannya.
"Azunaki-san, kau terlihat cantik." Puji sasaki.
Hana terkesiap mendengar pujian sasaki, jantungnya kembali berdegup kencang. Hana menatap sasaki.
Jantung gadis itu semakin berdegup kencang, sasaki terlihat sangat tampan jika di lihat dari dekat.
"Terima kasih." Jawab hana pelan.
Kemudian mereka terus berdansa mengikuti irama.
Sasaki terus menatap hana, gadis yang ada di depannya tidak menatapnya. Sasaki tahu bahwa hana merasa risih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Re-Turn "Tokyo Ghoul:re"
FanfictionDisclaimer : Tokyo Ghoul belongs to Sui Ishida