"Anaru, mendiang kekasihmu... Kaneki Ken?"
Hana terdiam, gadis itu menatap sasaki sejenak, lalu ia mengangguk sekali.
"Iya, kekasihku adalah Kaneki Ken."
*Prangg!*
Sasaki berdiri tiba-tiba, membuat cangkir coffeenya tumpah dan akhirnya jatuh ke lantai. Hana terkejut, coffee sasaki tumpah ke baju hana.
"Aww!" panasnya espresso yang tumpah terasa di kulit hana. Sasaki yang terlihat takut, tersentak ketika ia melihat kopinya tumpah ke baju hana.
"Anaru!" sasaki langsung mendekati hana, lelaki itu berdiri di samping kursi hana.
Separuh kemeja hana terkena kopi. Sasaki mengambil sapu tangan dari saku celananya, dan langsung memberikan pada hana.
"Maaf! Maafkan aku, anaru!" hana menyambut sapu tangan sasaki, dan memakainya. Gadis itu menggeleng.
"Tidak apa, ini hanya noda kopi." Ucap hana sambil tersenyum tipis. Sasaki mengepalkan tangannya, lelaki itu mendesah kecil.
"Gomen, anaru." Ucap sasaki lagi, hana melirik sasaki. Lelaki itu terlihat... kesakitan.
"Sasaki-san, hari ini sampai di sini saja. kita pulang, ya." Ajak hana.
Sasaki menatap hana sejenak, tatapan lelaki itu menjadi lesu, lalu ia mengangguk lemah. Hana tersenyum kecil.
Warna orange dengan semburat jingga mewarnai langit. Hari sudah sore, sasaki dan hana berjalan menuju mansion mereka. Sedari tadi, tidak ada yang berbicara. Hening.
Hana melirik sasaki yang berjalan di sebelahnya. Lelaki itu terlihat merenenung, seperti sedang memikirkan sesuatu. Tak lama, mulut sasaki terbuka sedikit.
"Maaf, anaru. Tadi aku tidak sengaja." Ucap sasaki lesu. Sasaki masih merasa bersalah.
"Tidak apa, sasaki-san." Sahut hana.
Hana kembali menatap ke depan, gadis itu mendesah kecil. Ia sangat ingin menanyakan kejadian tadi. Apa yang membuat sasaki terkejut dan terlihat takut. Tapi hana mengurungkan niatnya.
Sasaki berjalan dengan perasaan tidak karuan, campur aduk.
Ketika ia tahu bahwa kekasih hana adalah Kaneki Ken. Dadanya terasa seperti di hantam palu godam. Sakit.
"Apa mungkin, perasaanku pada anaru ini muncul karena anaru adalah kekasih kaneki ken? Apa karena perasaan kaneki yang kuat hingga membuatku jatuh cinta pada anaru?"
Sasaki mengepalkan kedua tangannya,
"Tidak! Aku jatuh cinta pada anaru bukan karena perasaan kaneki ken! Ini adalah perasaanku! Bukan milik kaneki ken!" teriak sasaki dalam batin.
*deg*
Jantung sasaki berdegup kencang lagi, kali ini terasa sakit. Keringat dingin bercucuran di wajahnya. Sasaki berusaha menahan sakit di dada dan kepalanya.
Sasaki dan hana sampai di kediaman mereka, mereka berdua masuk ke dalam lift. Hana tidak menyadari wajah sasaki yang mulai memucat.
Pintu lift terbuka, lalu mereka keluar dari lift. Hana mengucapkan 'terima kasih untuk hari ini', lalu mereka berjalan ke pintu apaterment masing-masing.
Sasaki memasukkan password apatermentnya, setelah itu pintu apaterment sasaki terbuka. Ketika sasaki hendak masuk, tiba-tiba jantungnya berdegup dengan kencang lagi.
Refleks sasaki menyentuh dadanya, lelaki itu mengerang.
"Akh!" erang sasaki.
Hana yang sedang menekan tombol password terhenti dan menoleh kearah sasaki ketika mendengar erangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Re-Turn "Tokyo Ghoul:re"
FanfictionDisclaimer : Tokyo Ghoul belongs to Sui Ishida