Aku duduk di salah satu bangku taman Yoyogi. Hari ini taman begitu ramai. Tentu saja, mereka pasti ingin melihat Bunga Sakura bermekaran.
Mataku menatap lurus ke depan, padahal Bunga Sakura yang ada di sekelilingku begitu indah, namun aku tidak tertarik.
Kepalaku terus terbayang kejadian di Restoran Family tadi. Ketika Ken bertanya 'Anda Siapa?'. Aku sempat termangu beberapa detik, dia tidak mengenalku.
"Apa yang terjadi? Kenapa semua menjadi seperti ini?" desahku.
Aku yakin ini hanya mimpi, tapi... ini terasa nyata.
Aku harus berpikir, jangan panik Hana!" ujarku berusaha menenangkan diri.
Aku mengambil handphone dan membuka aplikasi kalender.
Ini aneh. Seingatku pertama kali aku bertemu dengan ken adalah tanggal 9 April. Itu berarti masing seminggu lebih beberapa hari lagi. Tapi kenapa aku bertemu dengannya lebih awal...
Aku mendesah berat, tanganku terangkat menyentuh kepalaku yang pening.
Aku rasa aku sudah gila. Aku tidak tahu yang mana yang nyata dan tidak.
Jangan-jangan, pernikahanku dengan Ken memang mimpi.
Tidak! Aku tidak boleh seperti ini. Aku harus meyakinkan diriku bahwa sekarang ini hanyalah mimpi!
Ugh, perutku terasa mual. Rasanya ingin muntah.
Aku menghela napas berat, tubuhku juga terasa lelah. Aku beranjak dari dudukku dan berdiri, lalu aku pergi.
Aku akan mencoba untuk pulang ke rumahku yang ada di Distrik 20. Apa mungkin Ibu juga tidak mengingatku.
Aku berjalan kearah rumahku yang ada di Distrik 20.
Tapi kalau di pikir-pikir, empat tahun yang lalu pada tanggal 1 April, aku masih berada di Nagasaki. Aku pulang ke Tokyo tanggal 7 April.
Lalu kenapa aku sekarang berada di Tokyo lebih awal. Sedari tadi hal ini yang menggangguku.
Arg! Aku tidak peduli! Yang aku inginkan sekarang adalah bertemu dengan Ken!!
Tapi... dia tidak mengenalku.
Ugh, dadaku terasa berat mengingat hal tadi.
Tak lama, aku sampai di kediamanku. Aku berdiri di depan pagar rumah minimalis, di samping pagar rumah ini ada papan nama tertulis 'Azuki'.
Rumahku terlihat sepi. Biasanya jam segini Ibu sedang menyiram tanaman.
Aku membuka pagar dan masuk, aku berdiri di depan pintu rumahku. Ingin jariku menekan bel, tapi rasanya aneh menekan bel di rumah sendiri.
Aku terdiam.
Bagaimana jika ternyata Ibu tidak mengenaliku juga? Bagaimana jika tidak ada yang mengenaliku di dunia ini?
Astaga. Jantungku bergedup sangat kencang. Rasa takut mulai merayapiku.
Aku membuka pintu rumahku, lalu aku masuk ke dalam rumah. Di ruang tamu tidak ada orang sama sekali, namun...
Aku mendengar suara banyak orang sedang mengobrol. Hm? Siapa? Kenapa seperti banyak orang, tepatnya di Ruang Keluarga.
Aku melangkahkan kakiku menuju Ruang Keluarga. Tak lama, aku terdiam kaku di depan Ruang Keluarga.
Seorang wanita tua nan cantik duduk sambil berbincang dengan Ibuku dan seorang pria tua sedang berbincang dengan Ayahku.
Jantungku semakin berdegup tidak karuan, hidungku memanas, mataku mulai berkaca-kaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
Re-Turn "Tokyo Ghoul:re"
FanfictionDisclaimer : Tokyo Ghoul belongs to Sui Ishida