POL : Ten

98 11 1
                                    

"Loh Fa? Kok kamu gak ganti baju olahraga? Ini hari pertama kita loh pelajaran olahraga"

Arfa yang barusan sampai dilapangan untuk menghampiri teman-temannya yang sudah memakai seragam olahraga lengkap, mendapat pertanyaan dari Dita yang kini berdiri menghampirinya.

"Gak papa Dit, lagian kamu kan tau sendiri"

Dita mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti.

Memang Dita tau Arfa mempunyai penyakit yang bermasalah pada ginjalnya. Bukan karena Arfa menceritakan terus di kasihani. Bukan! Tapi Dita murni tau sendiri saat ia tak sengaja meminjam buku kepada Arfa yang disuruh Arfa untuk mengambilnya sendiri.

Dita melihat ada beberapa obat didalam tas Arfa dan Dita tau itu obat apa karena penyakit yang diderita Arfa sama seperti halnya penyakit yang di derita saudari sepupu Dita.

Saat Dita bertanya apa penyakit yang di derita oleh Arfa, Arfa terkejut bagaimana Dita tau. Dan Dita bilang bahwa ia tahu ada beberapa obat yang ada di dalam tas Arfa saat mengambil buku tadi.

Sontak saja Arfa berkata tidak ada penyakit apapun. Itu hanya obat biasa saja. Penambah vitamin. Tapi Dita tetaplah Dita. Walaupun Dita orangnya cupu dan culun tapi ia tahu bahwa Arfa sedang berusaha menyembunyikan sesuatu darinya.

Saat Dita langsung to the point menyebutkan dengan pelan penyakit yang di derita Arfa, Arfa lagi-lagi dibuat terkejut walaupun dia masih enggan menyebutkan penyakitnya.

Dan bagaimana caranya Dita sangat ingin tahu apa dugaannya benar atau tidak. Alhasil saat Dita bilang bahwa ia belum menjadi orang yang dapat di percaya Arfa padahal ia sepenuhnya sudah percaya kepada Arfa sambil mata memandang sendu ke arah Arfa, membuat Arfa tak tega sendiri dan merasa ucapan Dita memang ada benarnya.

Dan mulailah pada saat itu Arfa bercerita tentang penyakitnya yang dari kecil ia derita kepada Dita dengan syarat jangan di ceritakan kepada siapapun termasuk Garfa teman sebangkunya. Dan Dita pun juga menyetujui syarat yang di berikan Arfa.

Dengan begitu rahasia mereka berdua sama-sama diceritakannya. Dan sama-sama hanya mereka berdua yang tau.

"Terus nilai olahraga kamu kosong dong jadinya?"

Arfa tersenyum, "Enggak lah. Bundaku udah bilang sama Pak Harjo terus aku dikasih tugas khusus sendiri deh"

"Oh... enak ya Fa, jadi lo gak susah lari kek lainnya"

"Gak enak lah Dit, enakan jadi orang sehat bisa ngapain aja. Aku dari dulu gak pernah ikut kegiatan olahraga apapun sewaktu SD sampai sekarang" ungkap Arfa yang sebenarnya dari dulu ia ingin mengikuti pelajaran olahraga tapi Bundanya selalu melarang dia untuk mengikuti kegiatan apapun yang melelahkan.

"Iya sih, aku jadi inget sama sepupu aku. Penyakitnya juga smaa kek kamu. Dari waktu dia kecil pokoknya persis kek kamu apa aja yang di lakuin kalau itu memberatkan pasti dilarang" ucap Dita dengan mata menatap pandangan kedepan.

"Oh iya, ngomong-ngomong tentang sepupu mu itu sekarang sekolah dimana? Kok gak bareng aja sama kamu?"

Dita menghela nafasnya, "dia sekarang mengalami koma selama 3 tahun. Akibat kecelakaan yang ia alami bersama orang tuanya. Orang tuanya meninggal dunia sedangkan dia masih dalam keadaan koma. Udah 3 tahun tapi belum juga bangun dan juga belum ada perkembangan apapun. Aku berharap suatu hari nanti dia bisa bangun dari komanya biar bisa sekolah bareng sama aku biar aku juga punya temen lagi dan gak kesepian deh aku dari dulu"

Pursuit Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang