POL : Thirteen

98 11 0
                                    

"Kalau tau begini mending tadi aku bawa mobil Fa" gerutu Garfa sambil menuntun Arfa turun dari motornya yang tepat berhenti di depan pagar rumah Arfa.

"Makasih ya Gar" ucap Arfa dengan menampilkan senyumannya setelah turun dari motor Garfa yang di bantu Garfa sambil menyerahkan helmnya kearah Garfa. "Kalau kamu bawa mobil otomatis kamu gak bisa masuk sampai sini Gar" ucap Arfa  yang ada benarnya juga.

"Oh iya ya" ucapnya salah tingkah sendiri. "Masih lemes gak?"

Arfa menggelengkan kepalanya.

"Masih kuat dibuat jalan kan?" Arfa mengangguk.

"Aku masuk dulu ya?" pamitnya. "Oh iya jaket kamu aku kembaliin besok aja kalau kering"

Garfa yang tampaknya sedang meneliti perkarangan rumah Arfa membuatnya hanya menganggukkan kepalanya sebentar sambil menatap Arfa dengan senyumannya lalu kemudian dia kembali meneliti perkarangan rumah Arfa yang nampak indah penuh tanaman dan juga nampak bersih dimatanya.

"Selama gue nganterin lo, kok mesti rumah lo kelihatan sepi ya?"

Pertanyaan Garfa membuat Arfa yang tadinya berniat membuka pagar rumahnya, kini ia hentikan dan memilih menoleh kearah Garfa yang masih memandang rumahnya.

"Nyokap lo buka usaha loundry-an?" tanya Garfa saat matanya menatap poster yang agak besar bertuliskan 'loundry murah'

Arfa tersenyum dan menganggukkan kepalanya tanpa malu dan ragu untuk mengungkapkan pekerjaan Bundanya yang menurutnya halal.

"Iya, buat tambahan biaya. Lumayan" ucapnya tanpa malu. "Bunda jarang keluar rumah, beliau sibuk ngurusin cucian loundry-annya" jelasnya.

"Oh......" respon Garfa sambil menganggukkan kepalanya mengerti.

"Fa"

"Hm?"

Garfa menatap Arfa sejenak. Ingin ia bertanya sesuatu tentang Arfa yang dari tadi menghantui pikirannya tapi... disaat seperti ini apakah waktu yang tepat dia untuk bertanya dengan keadaan Arfa yang belum sepenuhnya sehat walafiat.

"Ada apa Gar?" tanya Arfa dengan menyengritkan dahinya bingung menatap Garfa yang tak kunjung berucap.

"Hah? Oh... gak jadi deh"

"Beneran?"

Garfa menganggukkan kepalanya mantap.

"Fa, kalau gitu gue pamit dulu ya? Assalammulaikum"

"Gak mau mampir dulu?" tawar Arfa yang mendapat gelengan dari Garfa.

"Gak usah Fa. Makasih"

Arfa menganggukkan kepalanya, "kamu langsung pulang kerumah atau.... balik ke sekolah?"

"Males Fa kalau gue balik ke sekolah gak ada lo. Mending gue ke rumah aja, tidur"

Arfa memutar bola matanya, "dasar!"

Garfa tertawa menatap wajah Arfa yang nampak cemberut karena ulahnya dan terlihat lucu di matanya.

"Yaudah gih sana masuk!" suruh Garfa dengan menggerakkan dagunya kearah rumah Arfa.

"Kamu aja yang pergi duluan!" ketus Arfa.

Pursuit Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang