Aura Permusuhan

29 2 0
                                    

Haidar telah siap dengan baju futsal dengan bernomor punggung 7 itu. Hari ini ia sebagai kapten futsal memang mengadakan latihan rutin apalagi sekolahnya sebentar akan mengikuti lomba futsal antar sekolah.

"Haidar semangat yah latihannya."

Haidar menegok ke arah belakang tubuhnya dan menemukan Helena yang berjalan riang menuju ke arah cowok itu. Helena datang dengan senyum cerah khasnya sambil menghampiri Haidar yang baru keluar dari ruang ganti. Haidar mengangkat sebelah alisnya tak menghiraukan Helena dan memilih berjalan menuju lapangan futsal. Helena pun mengejar cowok itu hingga akhirnya bisa menyamai langkah lebar Haidar.

"Gue tungguin elo latihan ya?"tanyanya dengan manis.

Haidar dengan melengos hanya  menjawab pertanyaan Helena dengan datar."Gak, pulang sana lo."

Helena mengerucutkan bibirnya.

"Astaga poteq lagi,"gumam Helena mengelus dadanya."Pokoknya gue tunggu."tekad Helena.

"Terserah lo, asal jangan ngerepotin gue."ucap Haidar acuh

"Kapan juga gue ngerepotin elo."ucap Helena.

"Selalu."

Haidar mempercepat langkahnya menuju lapangan.

Helena yang ditinggal menghentakkan kakinya lalu menyusul Haidar yang hampir sampai di pintu lapangan futsal.

"Dar tunggu!"ucap Helena berlari menyusul Haidar.

Helena yang terburu-buru tidak melihat langkahnya sehingga gadis itu malah tersandung oleh kakinya sendiri dan jatuh tepat di belakang Haidar.

Bunyi 'BUG' tentu saja membuat semua orang berada di dalam lapangan melihat ke arah pintu keluar tempat dimana Helena jatuh sekarang.

Haidar yang membelakangi Helena memutar bola matanya.

"See? Gak ngerepotin dari mana coba lo?"ucap Haidar yang terpaksa menghampiri Helena yang sedang terduduk dengan lecet di lututnya.

Haidar mengulurkan tangannya yang langsung diterima oleh Helena.

"Makasih pangeranku."ucap Helena senyum-senyum setelah berhasil bangun.

Haidar mendengus dan melepaskan tangan Helena yang masih memegangnya menuju teman-teman futsalnya yang menatapnya.

"Si Haidar hidupnya enak banget, dikejar-kejar cewek cantik."celetuk salah satu temannya.

"Ambil sana, gue gak mau." Balas Haidar.

"Yakin? Entar ditinggal nangis lagi lo."ucap temannya lagi.

"Udah ah, ayo pemanasan. Pak Ari lagi gak bisa dateng jadi kita latihan biasa aja. "ucap Haidar lalu memimpin pemanasan.

"Sorry gue telat guys!"

Bimo berteriak, berjalan cepat dengan kaos futsalnya menuju ke arah Haidar dan lainnya. Diikuti dengan Zio yang ternyata datang bersama Bimo tadi. Sesampainya di lapangan Bimo menepuk pundak Haidar sebagai salamnya kepada sang kapten.

"Okeh lanjut aja, langsung gabung Bim."ucap Haidar.

Bimo mengangguk.

"Eh tapi gue bawa temen baru. katanya dia mau lihat latihan kita, kalo tertarik katanya dia bakal gabung."ucap Bimo membuat Haiar menatap cowok itu.

"Siapa?"

Bimo lalu memanggil Zio yang berjalan ke arah mereka. Tatapan Zio sempat bertubrukan dengan tatapan Haidar. Entah ada apa Haidar menyerngit ketika ada senyum kecil yang ambigu di wajah cowok itu.

Chasing You [REPUBLISHED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang