Terkejut

16 1 0
                                    

Haidar sedang mengawasi teman-temannya melakukan pemanasan sambil menunggu Pak Ari yang belum datang. Mengingat dua minggu lagi akan diadakan pekan olahraga yang akan di selenggarakan antar sekolah membuat para pemaian futsal harus semakin serius dan giat berlatih untuk meingkatkan kinerja mereka nanti saat lomba nanti. Sebelum setelah pekan olahraga ini Haidar akan lengser dari jabarannya mengingt dia sudah mulai harus fokus dengan pelajarannya karena sudah menginjak tahun terakhirnya di SMA.

Seminggu berlalu sejak Haidar mengantarkan gadis itu pulang ke rumahnya dengan paksan akan janji Haidar yang akan berteman dengan gadis itu. Helena masih tetap menganggu Haidar namun tak semenjengkelkan biasanya, gadis itu masih sering memaksanya menerima bekalnya, masih sering mengangunya lewat chat-nya yang tidak pernah Haidar balas kecuali ada hal penting saja.

Namun, Helena tak lagi mengikutinya saat latihan, tak lagi mengunjunginya pagi-pagi dan Haidar tentu saja merasa itu hal yang baik meski entah kenapa terasa aneh karena sedikit banyak sudah terbiasa melihat gadis menyebalkan itu disekitarannya. Tapi otak Haidar berpikir mungkin itu wujud kesungguhan gadis itu ingin menjadi temannya bukan penganggu seperti waktu pertama gadis itu mendekatinya.

Haidar baru sadar jika ia melamun saat peluit Pak Ari terdengar di telinga. Ia membalikkan badan dan mengernyit ketika Pak Ari tidak datang sendirian melainkan bersama Helena dan gadis itu malah memakai celana olah raganya serta seragam salah saty klub bola di dunia. Gadis itu melambaikan tangannya ke arah Haidar yang mengernyit bingung.

"Oke, kalian pasti udah kenal dia kan?"' ucap PakAri menunjuk Helena ketika akhirnya sampai di depan Haidar dan lainnya. Helena melambaikan tangan ke semua anggota futsal sambil tersenyum lebar khasnya, semuanya mengangguk menjawab pertanyaan Pak Ari. Bagaimana tak kenal Helena jika sejak beberapa bulan yang lalu Helena selalu menampakkan wajahnya di lapangan futsal itu.

"Terus dia ngapain disini Pak?"tanya Haidar, Helena cemberut merasa sangat tidak diinginkan sama sekali oleh Haidar.

"Jangan bilang dia bakal jadi anggota baru tim kita? Boleh aja sih Pak, asal dia partner-an sama saya."celetuk Jo, salah satu anggota futsal.

Yang lainnya menyoraki Jo membuat sang empunya nyengir.

"Jangan mau, si Jo kan penebar harapan palsu. Entar di PHP-in lagi kan kesian Helena cantik gini di sia-siain."celetuk Dani, kiper dalam tim futsal itu yang dijawab oleh tawa semua anggota futsal kecuali Haidar yang hanya tersenyum kecil melihat tingkah anggotanya. Namun hal biasa seperti itu justru bisa membuat pipi Helena merona karena melihatnya. Ah jika ia lebih sering disini ia mungkin akan lebih mudah melihat senyum dan tawa Haidar.

"Udah-udah, jadi dia mulai sekarang bakal jadi manager tim ini. Dia yang mengatur semuanya keperluan kalian. Dari jadwal sampai hal terkecil pun. Dia juga bantu Bapak ngawasin kalian latihan secara rutin sampai pertandingan. Kalian pasti setuju kan?"jelas Pak Ari yang otomatis mengundang banyak komentar dari semuanya. Banyak dari mereka yang mengangguk kecuali, Haidar yang membelalak tak percaya dan ingin menyuarakn protesnya namun pasti kalah suara dengan teman-temannya, ia melirik Helena yang nyengir padanya.

Pikiran Haidar tentang ketenangannya yang sedikit kembali langsung pudar. Gadis itu sekarang jadi manager tim futsal? Bunuh saja Haidar sekarang.

"Jadi Kapten, kamu bisa kerja sama Helena mulai sekarang buat ngatur klub ini, dan Helena berhubung kamu baru kamu bisa tanya-tanya tentang klub futsal ini ke Haidar."jelasPak Ari, dan saat itu juga Atlas seakan melemparkan bumi yang selalu ditopangnya ke kepala Haidar.

Bimo yang berada disana  terkekeh.
"Anjir, si Helena tau banget gimana deketin Haidar."bisik Bimo pada Zio yang juga berada disana sambil terkekeh.

Chasing You [REPUBLISHED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang