Tanah SMA Garuda tampak sedikit becek akibat hujan semalam. Haidar keluar dari mobilnya lengkap dengan earphone yang selalu ada di telinganya setiap pagi. Sweater hitamnya tampak membalut seragamnya. Mungkin udara dingin akibat hujan semalam masih mempengaruhi.Koridor ramai oleh adik kelas serta beberapa siwa lainnya. Haidar sendiri tidak memperhatikan hal itu cowok itu hanya berjalan santai seakan tidak peduli dengan banyak tatapan yang ditujukan kepadanya. Terutama para fansnya yang mencoba menyapa Haidar sedari tadi.
"Pagi Kak."
"Kak Haidar tambah ganteng yah."
"Duh, Kak Haidar kok ganteng apalgai pake sweater gitu."
"Duh gue melted."
Lalu ada seorang adik kelas yang menghampiri Haidar dengan kotak di tangannya. Haidar berhenti menatap datar gadis itu dengan kedua alis terangakt.
"Eng...Kak terima ini dong, a...aku sengaja...bu...buatin bu...at kakak."
Gadis itu menunduk sambil menyodorkan kotak itu ke Haidar.
"Gak usah."
Terkesan kejam tapi Haidar memang tidak pernah mau meneriman semua itu dari para penggemarnya. Takut berhutang budi menurutnya.
Cewek itu menunduk ia mengangkat wajahnya yang ternyata telah berkaca-kaa membuat Haidar mengehela napas. Ia mengambil kotak itu lalu berlalubegitu saja. Ia benci dengan ke tidak tegaannya akan air ata seorang gadis yang mengingatkannya dengan air mata ibundanya. Haidar terus melangkah dnegan berbagai macam racauan pujian lainnya ketika melihat seorang Haidar, meskipun Haidar sama sekali tak akan merespon dan tetap berjalan santai dengan wajah datarnya. Lebih memilih mendengarkan laguyangmemutar dari earphone-nya ini.
Cewek-cewek yag sedari tadi mencoba menarik perhatian Haidar terdiam ktika melihat Helena yang tampak berjalan pelan di belakang Haidar sambil tersenyum ceria seperti biasa namun matanya memelototi mereka semua dengan penuh ancaman. Sudah jadi rahasia umum sejak 3 bulan yang lalu seorang Helena gadis terceria di SMA Garuda tertarik dan mengejar-ngejar Haidar. Helena sendiri memang cukup populer dikalangan kakak kelas ataupun adik kelas karena sikapnyayang ramah dan ceria.
"Pagi!"
Helena tiba-tiba mengejutkan Hidar dengan berucap tepat di samping lelaki dengan kepalanya yang memering ke arah Haidar disertai senyum lebarnya. Haidar malah mnilai bahwa seyum lebar itu sangat horror.
Haidar mengernyit namun tak menampilkan ekspresi berarti. Ia lalu mendorong wajah Helena pelan dan melanjutkan langkahnya. Helena sendiri cemberut karena diabaikan begitu saja.
"Dar, itu apa?"
Helena berucap melihat tangan kiri Haidar memegang sebuah kotak makan.
"Ambil aja," Haidar menyodorkan itu pada Helena yang diterima langsung oleh gadis itu.
"Ah khusus buat gue ya? Ih so sweet banget sih, ini elo buat sendiri kan?"ucap Helena berbinar.
Haidar mendengus, khayalan gadis ini sungguh tinggi.
"Dari adik kelas."
Dan ucapa itu sukses membuat Helena cemeberut. Ia berhenti sejenak lalu memberhentikan salah seorang murid yang berjalan berlawan arah dengan mereka.
"Eh ni,ambil lo aja, tenang gak diracun, gratis, gak usah ngerasa hutang budi."ucap Helena memberikan kotak itu lalu menyusul Haidar yang sudah meninggalkannya.
"Dar."
"Haidar..."
Helena memanggil Haidar yang tampak tidak mendengarnya. Jangan-jangan volume earphone cowok itu dibesarkan, pantas saja, batin Helena.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chasing You [REPUBLISHED]
Teen Fiction"love is meant to be an adventure"- Gordon B. Hinckly so here's Haidan and Helena adventure Copyright © 2017 by astronoux