pt. 6 - Just Wait and Stay

1.9K 193 14
                                    

"Intinya, jangan urusi urusanku. Pokoknya jangan."

"Seungcheol-ah.."

***

Seungcheol segera berjalan meninggalkan Jeonghan setelah melihat adik Jeonghan, Jeongah menghampiri Jeonghan.

"Siapa dia oppa? Temanmu?" Setidaknya Seungcheol masih bisa mendengar karena belun jauh.

"Hm? I-iya.. Ah bukan, dia bukan temanku." Jeonghan menatap punggung Seungcheol yang semakin menjauh dan Seungcheol hanya tersenyum pahit mendengar itu.

"Ha? Tapi dia memakai seragam dari sekolah kita, sepertinya aku pernah melihatnya bersamamu dan yang lain di kantin?"

"Tapi dia... Ah sudahlah, ayo masuk." Jeonghan segera mendahului Jeongah masuk ke rumah. Jeongah hanya mengangkat bahunya acuh.

---

"Aku pulang."

Seungcheol masuk ke dalam rumahnya yang besar dan mewah. Rumah mewah dengan desain klasik dan pahatan serta ukiran indah di beberapa sudut. Di dominasi warna putih, krem dan sedikit cokelat muda.

Seungcheol berjalan dan memasuki kamar terbesar di rumah itu. Ya, bisa disebut kamar utama. Tidak kalah bagus dari luar ruangan, kamar luas itu pun terdapat corak perpaduan klasik dan modern dengan dinding berwarna peach.
Seungcheol menatap kasur king size dengan seorang wanita duduk disana.

"Aku pulang, apa baik-baik saja selama aku pergi?"

***

Jeonghan menatap makanannya dengan sendu. Ia hanya mengaduk-aduk makanannya dan sesekali memakannya.

"Jeonghan, kenapa daritadi hanya diaduk-aduk? Apa tidak enak?" Tanya sang ibu khawatir pada anak lelakinya itu. Jeonghan hanya diam, lebih tepatnya dia tidak mendengar apa yang dikatakan ibunya. Banyak yang berkecamuk di otaknya.

"Yoon Jeonghan!" Sang ayah ikut memanggil anaknya dengan suara yang keras. Jeonghan agak terlonjak kaget.

"Y-ya?" Jawabnya terbata.

"Kau ini kenapa? Daritadi makanannya hanya dilihat saja. Apa kau sakit?" Tanya ayahnya lagi.

"Ah... Tidak, hanya saja aku sudah kenyang. Lebih baik aku kembali ke kamar." Jeonghan segera membereskan makanannya dan meninggalkan ayah, ibu dan adiknya itu.

Jeongah tau ada sesuatu yang tidak beres dengan oppa-nya satu itu. Ia yakin ini ada hubungannya dengan siswa yang tadi dilihatnya. Tidak biasanya kakaknya seperti itu. Kali ini dia tidak bisa cuek saja, rasa penasarannya lebih besar daripada rasa laparnya.

"Ah, aku sudah selesai. Aku duluan appa, eomma hehe" Setidaknya Jeongah berusaha merubah suasana rumahnya itu.

Jeongah segera naik dan ke kamar Jeonghan.

Tok tok

"Oppa? Boleh aku masuk?"

"Masuklah."

Kepala Jeongah menyembul dari balik pintu melihat Jeonghan yang sedang duduk di ranjangnya dengan ponsel ditangannya serta selimut yang menutupi kakinya.

Tiba-tiba Jeongah melompat ke kasur Jeonghan dan menidurkan kepalanya di kaki Jeonghan. Jeonghan meletakkan ponselnya di meja dekat kasur.

"Ada apa hm?" Jeonghan tau kalau sudah begini Jeongah pasti ingin bercerita atau sering disebut curhat.

"Tidak ada apa-apa."

"Lalu kenapa kemari?"

Jeongah bangun dari posisinya duduk menghadap Jeonghan.

Strange Feeling || jeongcheolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang