pt. 8 - Weird

1.9K 206 43
                                    

Jisoo ingin Jeonghan menjadi miliknya, yang bisa selalu berada di sisinya.

***

"Kau yakin tak perlu aku antar sampai rumah?"

"Yakin."

"Tapi-"

"Tenanglah Jisoo. Aku bukan anak kecil lagi."

"Hah... Baiklah, kalau ada apa-apa hubungi saja aku. Oke?"

"Aish, baiklah. Pulang sana."

"Iya iya, sampai jumpa besok di sekolah!" Jisoo melambaikan tangannya pada Jeonghan dan dibalas senyuman oleh Jeonghan. Jisoo pikir dia akan mimpi indah malam ini.

Jeonghan melanjutkan perjalanan pulangnya. Jeonghan sendiri memang agak takut berjalan sendirian. Jalan raya memang masih ramai, tetapi jalan untuk masuk ke rumah Jeonghan mungkin sudah sepi saat ini. Tapi tidak mungkin ia membiarkan Jisoo mengantarnya.

Sambil berjalan Jeonghan mengedarkan pandangannya ke jalan, ia suka jalan raya di malam hari karena banyak lampu-lampu yang membuatnya indah.

Namun langkahnya berhenti saat melihat seseorang dari kejauhan. Seseorang yang ia kenal sedang membuang sampah di depan sebuah kafe kecil.

Seungcheol? Itu benar Seungcheol kan?

Jeonghan masih diam di tempatnya. Ia terus memerhatikan gerak-gerik orang itu, hingga orang tersebut masuk ke dalam kafe tersebut.

Entah apa yang merasukinya, Jeonghan melangkah menuju kafe itu. Jeonghan memutuskan untuk masuk.

---

Mendengar bel berbunyi, yang berarti ada pelanggan yang datang. Seungcheol yang sedang bertugas menjaga meja untuk tempat memesan itu mengangkat kepalanya melihat siapa yang masuk.

Seketika Seungcheol kaget dan terus menatap siapa yang datang.

"Yoon Jeonghan?"

Sekarang Jeonghan sudah berdiri di depannya.

"Beginikah caramu menerima pelanggan yang datang?"

Seungcheol terdiam.

"Kau tidak akan bertanya apa yang akan ku pesan?"

"Ah, iya. Mau pesan apa?"

"Aku pesan Espresso."

"Hanya itu?"

"Ya."

Jeonghan memberikan uang sesuai harga yang tertera dan segera mencari tempat duduk.

Apa yang baru saja ia lakukan adalah berpura-pura tidak mengenali Seungcheol. Seungcheol sendiri yang memintanya kan? Bahkan senyuman yang biasa Jeonghan tebar pun tidak ia tunjukkan pada Seungcheol.

"Ini pesanan Anda, selamat menikmati." Seungcheol sengaja mengantarkan pesanan Jeonghan. Seungcheol mencuri pandang ke arah Jeonghan yang sepertinya tidak peduli.

Seungcheol masih berdiri disana sambil menatap Jeonghan bingung.

"Kenapa masih disini?"

Seungcheol mengangkat sebelah alisnya mendengar pertanyaan Jeonghan. Seungcheol heran.
Ini bukan Jeonghan yang ia tahu. Dirinya seperti melihat sisi lain Jeonghan.

"Kenapa kau kemari?"

"Menurutmu?"

Jeonghan menatap mata Seungcheol lekat.

"Menurutmu untuk apa aku ke kafe? Aku hanya ingin beli Espresso itu saja."

"Ah begitukah? Aku rasa bukan hanya itu."

Strange Feeling || jeongcheolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang