Lewat HP 1

156 4 0
                                    

"Hai Fira."

"Kenapa, Pal?"

"Lu mau jadi pacar gue?"

"Ha?"

"Lu mau jadi pacar gue?"

"Ada pilihan lain gak?"

"LU KATA ULANGAN NASIONAL!!"

Pikir gue sesaat sebelum nelpon Fira.

Sudah lama gue dan dia memendam rasa yang sama. Namun 'kejelasan' hubungan ini membuat Uchan mendorong gue untuk menembak Fira.

Ketika itu jam setengah delapan malam. Gue telpon dengan hape cina 200k dan dengan pulsa yang kalo nelpon satu menit gratis nelpon seribu menit (kala itu, hayo coba tebak apa?)

"Halo Fira?"

"Iya, Pal? Ada apa?"

"Lagi apa Fir?"

"Lagi ****"

"Oh... Ikutan dong!"

Inget! itu masih imajinasi gue, lagian yang dibintangi itu sebenernya baca.

Malam kala itu sumpah, mendukung banget! Karena itu gue bisa nelpon di luar tanpa ada rasa takut ketauan orang tua.

ini dia capakannya

"Halo, Fir?"

"Iya, Pal? Ada apa?"

"Lagi apa?"

"Lagi duduk-duduk aja, sendirinya?"

"Lagi duduk menatap bintang. Tapi di depan rumah tetangga."

"Oalah."

"...Fir..."

"Iya, Pal?"

"Gue boleh ngomong sesuatu gak?"

"Apaan, Pal?"

"Gue minta maaf sebelumnya, gue cuman bisa lewat telepon."

"Ada apa sih, Pal? Jangan bikin gue takut."

"Lu mau gak?"

"Mau apa?"

"Jadi pacar gue?"

"..." Dia hening sesaat.

DUNIA MAU RUNTUH, KAKI UDAH KAYAK VIBRATOR TAU GAK! Saat itu rasanya seperti membuka kotak misterius, entah isinya bakalan keluar boneka chucky sitohang atau artis Sora Aoi. Senang atau sedih berada di ujung tanduk, udah kayak mau keluarin *e*e*k 

"Gue mesti jawab sekarang, Pal?"

"Gak juga sih, tapi kalo bisa secepatnya ya..."

"...iya." Dia potong pembicaraan.

"Hah?"

My First GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang