Truth Or Dare

687 24 16
                                    

Pagi itu kelas X9 sangat bersyukur, semua anak berpesta karena tidak ditemukannya korban ranjau yang membuat kelas kebauan. Ya, eek kucing.

Lapang sekolah gue emang banyak rumput dan kucing yang binal. Eek sembarangan. Sampe eek di depan pembina upacara pun dilakukannya. Emang gak malu sama pendahulunya? Mereka eek di tempat sepi abis itu ditutupin sama pasir. Lah ini terpampang nyata saat upacara.

Momen tersebut menuai banyak sikap dari anak-anak. Ada yang bawa ember takut muntah, ada yang ambil topi temennya buat nadah muntah, ada yang selfie bareng, dan ada pula yang menulis di catetan untuk dimuat ke ceritanya.

Ada.

Pelajaran pertama Bu Eny Susilowati, guru geografi. Karena kelas X gue masih make KTSP 2006 bukan 2013 yang menuai pro kontra. 2006 Adem Ayem.

"Bay, Panggil gurunya!" Sahut Vivi, teman kelas yang sekaligus kekasih kedua Ridwan setelah Sofyan kekasih Pertama.
"Tadi gue udah ke piket." Ucap Bayu, ketua kelas yang duduk disamping gue.
"Katanya?"
"Gurunya telat masuk, bannya betus."
"Hah? Bukannya dia naik angkot ya ke sekolah?"
"Emang iya? Wah berarti gue gatau kalau gitu."
"Emangnya lu tau ban betus dari mana?"
"Ngasal gue BHAKHAHAHAHAHAHAHAK."

Ketawanya menghiasi kelas, membuat gue gatel pengen garukin papan tulis sambil bilang "Dunia ini keras! KERAAAAS!"

Karena kelas gada yang isi, jadinya semua gak berada di posisinya. Ada yang di pojokan sambil melongo liatin hape, ada pasangan yang pura-pura tiduran padahal lagi pegangan tangan. Ada yang makan di kantin, ada yang cuman celingak celinguk liatin keadaan.

Lagi-lagi Ada.

Dari pojok yang berbeda dari anak cowok yang bermuka mesum. Terdapat cewek dan sedikit cowok yang sedang asik bermain game dengan judul Truth Or Dare yang artinya kalo gak salah Jujur Atau Berani. Gue masih bingung sama permainan ini karena gue bukan anak gaul yang cepet banget update kayak capung abis poop langsung cebok.

"Ayo yang ditunjuk sama ujung botol ini harus mau ya!" Teriak Uchan, orang Padang yang suaranya Melekik kayak ayam dicekek.
"Mainan apaan dah itu?" Tanya gue.
"Ini namanya TOD." Ucap Ersha, cewek idaman di kelas, cakep dan Gaul. Gue awalnya agak naksir, tapi sekarang biasa aja.

..iya biasa aja..

"Mau ikutan im?" Tanya Amel, cewek imut namun agak gendut. Kalau ngomong biasa ke temen selalu pake aku kamu. Apa dia pacaran pakenya elu gue kali yak? Masih misteri.
"Gak, Mel. Gue liatin aja."

Mereka bermain, gue liatin kayak audience tapi gue gak alay sambil teriak-teriak, kalem aja. Botol berhenti di beberapa orang, nampaknya seru. Sampe suatu ketika botol itu berhenti di anak kacamata itu lagi.

"Wahaaa! Safira! Mau Truth or Dare?" Ucap Uchan kegirangan, gatau kenapa dia kegirangan.
"Truth deh." Jawabnya

Kampretnya pertanyaan ini keluar.

"Siapa cowok yang kamu suka di kelas ini?" Tanya Ersha
"Err.. Hmmm.. Belum ada."
"Yah.." Ersha kecewa. Penonton kecewa
"Tapi kalau cowok yang menurut kamu baik siapa?" Sambar Uchan.
"Ada sih, dia follow di twitter gue pertama kali."
"Siapa-siapa?" Tanya Uchan.

Kemudian dia melirik gue. Gue kaget. Temen-temen juga kaget, kemudian mereka menarik nafas dan mengeluarkan dengan ucapan yang bikin gue malu ½√3 mati.

"CIEEEE BOIIIIIM."

My First GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang