Prilly tersenyum masam ketika ia melihat pria di hadapannya, sakit ketika ia melihat kejadian beberapa menit yang lalu, hatinya terluka, sangat terluka!
"Prill."
Prilly terdiam. Ia melihat manik mata Ali dengan tatapan kecewa. Prilly memang tak bisa memarahi Ali. Bahkan, Prilly memang mengakui jika ia tak bisa berbuat apa-apa jika berhadapan dengan Ali.
"Aku minta maaf."
Prilly menoleh kearah Ali lalu tersenyum, matanya terlihat membengkak, wajahnya yang memerah menandakan ia baru saja menangis. Ali tahu jika ia telah menyakiti hati wanitanya, ia tahu jika ia bukan pria baik-baik untuk Prilly. Ia hanya pria bodoh dengan gampangnya meminta maaf pada wanitanya dan tak sadar apa yang telah dilakukannya!
"Aku udah maafin kamu," ucap Prilly cepat. "Tapi aku kecewa sama kamu," lanjut Prilly lirih.
Ali yang tadinya sangat senang kini berubah kembali menjadi sendu.
"Prill maafin aku, itu nggak yang seperti kamu liat," ujar Ali sembari meraih tangan Prilly. Sedangkan Prilly masih tetap diam tak bergeming. Pandangannya menatap kosong ke depan sana tanpa mendengarkan ucapan Ali yang terus memohon maaf pada dirinya.
"Nggak seperti yang aku lihat, Li? Jelas-jelas aku tadi lihat kamu lagi pelukan sama perempuan itu! Kamu lagi ketawa-ketawa sama perempuan itu! Bahkan, kamu nggak sadar kalo aku ada di hadapan kamu! Aku jauh-jauh malem-malem kesini sendirian itu demi kamu, Li! Aku buat kue buat kamu supaya kamu cicipin kue aku dan gimana pendapat kamu tentang kue buatan aku! Tapi sekarang, itu cuma khayalan aku doang, ya? Aku susah-susah buat minta izin sama bang Devo supaya di izinin keluar rumah malem-malem. Tapi ternyata, pas aku ke rumah kamu? Aku lihat pemandangan yang bikin aku sakit hati! Mungkin emang seharusnya aku nggak kerumah kamu jadi aku ga mungkin terluka kayak gini. Kamu pantas dengan dia, Li. Dia lebih sempurna dari aku," ujar Prilly lirih. Air mata yang sedari tadi ia tahan? Tumpah begitu saja ketika ia berbicara seperti itu.
Ali terdiam. Hatinya seperti di lempari batu-batu kerikil yang tajam, sakit. Ali langsung merengkuh tubuh mungil milik Prilly. Tangisan Prilly semakin pecah ketika ia merasakan Ali memeluknya semakin erat.
"Kamu dengerin aku, ya? Aku nggak butuh perempuan yang sempurna. Aku cumabutuh perempuan yang apa adanya seperti kamu. Aku cinta sama kamu tanpa alasan karena aku cinta kamu tulus dari hati aku yang paling dalam."
"Aku minta maaf. Soal tadi? Sumpah, aku nggak sengaja peluk Liora karna dia tadi hampir mau jatuh. Kamu percaya aku kan, sayang?" Lanjut Ali.
Tangan Ali terulur untuk mengusap lembut wajah Prilly, menghapus air mata yang terus mengalir dari mata indah milik Prilly. Hatinya remuk ketika ia melihat air mata kepedihan milik Prilly. Dan itu semua, karena dirinya.
"Kamu mau maafin aku, kan?" Tanya Ali pada Prilly. Prilly mengangguk pelan lalu memeluk Ali dengan eratnya.
"Iya, aku maafin kamu karna aku sayang sama kamu," jawab Prilly lirih.
Ali tersenyum kecil lalu membalas pelukan Prilly tak kalah eratnya. Ali mengecup hangat kening Prilly dengan penuh perasaan. Sebelumnya, ia tidak seperti ini. Bahkan, ketika ia masih dengan Liora sekalipun. Namun, entah kenapa jika ia berdekatan dengan Prilly? Ali seperti tak mau kehilangan Prilly.
***
"Prilly? Astaga! Mata kamu kenapa bengkak kaya gitu? Kamu habis nangis?" Tanya Devo -kakak prilly- histeris.
Prilly tidak menghiraukan pertanyaan Devo. Ia langsung mendudukkan dirinya di sofa dengan bantal sofa yang menutupi mata sembabnya.
"Prilly abang nanya sama kamu!" Tegas Devo sembari mengambil posisi duduk di samping Prilly.
KAMU SEDANG MEMBACA
LUKA {Aliando-Prilly}
Fanfiction[Cerita telah diterbitkan] Luka ini kian membesar seiring cinta-ku yang juga semakin besar untukmu. Happy reading, guys! Jangan lupa tinggalkan vote dan comment ya? Thank you. By: Adinda Soraya and Sahlaa Yusriah.