Satu

12.2K 583 0
                                    

Prilly mematung saat orang yang ia cintai selama kurang lebih 3 tahun belakangan ini tengah berada di hadapannya, bukan itu yang membuat Prilly terkejut setengah mati. Namun, pria yang mempunyai nama lengkap Arkana Ali Firmansyah ini berdiri dihadapannya sembari memegang setangkai bunga mawar putih yang di sodor-kan ke arahnya.

Prilly menatap Ali dan bunga mawar putih itu bergantian dengan tatapan heran. Prilly masih tidak tahu maksud dari semua ini. Prilly mengedarkan pandangannya ke segala arah, dan terlihat lah wajah-wajah cemas teman-temannya yang kini sangat menanti jawaban yang akan keluar dari bibirnya.

Perkataan Ali beberapa menit yang lalu masih teringat jelas dipikirannya layaknya film yang terus di putar ulang di otaknya.

"Amanda Prilly Andipta, mau kah kamu jadi pacar-ku? Aku memang bukan lelaki yang sempurna, aku hanyalah aku yang seperti ini. Namun, dengan cinta-ku yang tulus padamu? Aku yakin aku akan membahagiakan-mu dan menjagamu selalu. Selama aku masih bernafas? Selama aku masih berpijak di bumi? Kamu adalah separuh aku yang tidak akan pernah hilang. Jadi, mau kah kamu menjadi pacar-ku? Sungguh, aku sangat mencintaimu."

Prilly menghela nafas panjang kemudian kembali memandang setiap sudut kelas sebelum akhirnya mengangguk pelan sebagai jawaban. Memang ini yang dirinya mau, bukan? Setidaknya cintanya tidak bertepuk sebelah tangan. Dan kini, ia tahu bahwa Ali juga mencintainya.

Semua yang berada di kelas, bersorak ria melihat Ali dan Prilly bersatu. Mereka seakan merasakan kebahagiaan yang tengah Ali dan Prilly rasakan. Prilly mengambil setangkai mawar putih itu sebelum akhirnya menubruk kencang tubuh Ali, memeluk Ali erat. Ali pun membalas pelukan Prilly tak kalah erat, senyum mengembang indah di wajah tampannya. Tapi, siapa yang bisa menduga jika senyum itu bukan lah senyum kebahagiaan?

***

Sejak hari itu, hari dimana Prilly dan Ali resmi menyandang status sebagai pacar, hari demi hari yang mereka lalui semakin terasa indah. Seperti saat ini, tanpa di ketahui oleh Prilly, diam-diam Ali datang ke rumah Prilly membawa setangkai bunga mawar putih, bunga kesukaan Prilly.

Dan saat ini, mereka tengah berada di taman yang berada tepat tak jauh dari kediaman Prilly. Lengan kanan Ali merangkul mesra pundak Prilly. Mendapat perlakuan seperti itu, Prilly hanya bisa tersenyum kecil sembari menyenderkan kepalanya nyaman di bahu Ali. Pandangan Prilly lurus ke depan sana, menatap jauh danau yang terlihat tenang nan jernih. Sampai akhirnya Prilly mengalihkan pandangannya ke arah Ali saat mendengar pertanyaan Ali yang menurutnya sangat aneh.

"Pril, kamu cinta ga sama aku?"

Prilly menatap Ali dalam. Sedangkan yang di tatap hanya bisa tersenyum kecil melihat wajah gadis di hadapannya ini yang terlihat sangat serius.

"Kamu lihat mata aku! Kamu nemuin apa di dalam sana?" Tanya Prilly yang membuat Ali menggaruk pelan tengkuknya yang tidak gatal.

"Ali? Kamu nemuin apa di mata aku?" Tanya Prilly, lagi. Saat melihat tidak ada respon dari pria di hadapannya ini.

"Ketulusan." Jawab Ali pelan namun masih dapat di dengar jelas oleh Prilly yang memang berada tepat di sampingnya.

"Jadi buat apa kamu tanya pertanyaan yang aneh kayak tadi kalau kamu udah tahu jawabannya?"

"Aku cuma takut."

"Takut kenapa?"

"Aku tidak mau kehilangan kamu, Pril! Aku cinta sama kamu! Aku sayang kamu!"

Prilly tersenyum tulus melihat Ali yang ternyata sangat mencintainya. Hatinya menghangat saat tahu perasaannya terbalaskan. Sungguh, ia sangat bahagia saat ini. Bolehkah ia meminta? Jika boleh, ia sangat ingin bersama dengan pria di hadapannya ini, selamanya.

LUKA {Aliando-Prilly}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang