Libur. Umm, sekarang disini sedang liburan, ditambah perutku sakit, aku menjadi tambah malas melakukan apa-apa..
Datang bulan. Benci banget rasanya.
Besok pagi, rencananya Luke ingin mengajakku dan Ele pergi, entah kemana. Yang jelas kami akan dibawa jalan-jalan olehnya.
10.10 p.m. Ah, entah kenapa aku tidak bisa tidur! Aku mengambil 1 novel di lemariku. Aku memang lebih senang membaca real book daripada electronic book.
Tidak lama sejak aku membaca, aku merasa haus. Aku berjalan pelan kearah dapur untuk mengambil minum. Susah payah aku berjalan. Pertama, perutku sakit. Ini hari keduaku. Kedua, semenjak kejadian terkilir itu, kakiku masih sakit. Kata dokter sembuhnya sekitar 1 sampai paling lama 3 minggu. Padahal hanya terkilir ringan. Ketiga, aku tidak ingin membangunkan Luke,maupun Ele kalian tahu? Wajah lucu mereka saat tidur itu membuat aku merasa amat sangat berdosa jika aku membangunkannya.
Luke's POV
Hmm, sekarang aku merenung di meja makan. sendiri. Ya pasti Lily sudah tidur. Kakakku itu tidak akan tidur malam dibawah pengawasanku.
Aku merasa kantuk menyerang. Tapi saat mencoba untuk tidur, bahkan di meja pun, mataku tidak mau menutup.
Aku tetap tidak bisa tidur.
Tiba tiba aku merasa seseorang mendekat kearahku. Aku pikir itu hantu, namun tidak,
Oh,
Itu Lily.
"Lily, lo belum tidur?" tanyaku. Ia menggeleng.
"Huh? Gue haus, bro," katanya. Lalu ia minum segelas air yang diambilnya.
***
07:30 a.m
Aku terbangun dari tidurku yang nyenyak. Tak lama aku bangkit dan mandi. Aku memang tipe orang yg bersemangat kalau mengingat 'jalan-jalan'.
Aku membasahi rambutku, lalu mencari shampoo ... lemon. Aku memanh suka shampoo yang wanginya segar.
Aku melumuri rambutku yang basah dengan shampoo hingga berbusa. Setelah itu aku mengambil sabunku wanginya apple. Aku selalu menyukainya.
Aku menaburi sedikit garam mandi di bathtub. Lalu berendam. Aku memikirkan sedikit penat dan kejenuhan di sekolah yang semenjak liburan, sampai sekarang masih bersarang di otakku, lalu aku buang. Rasanya ... duh, damai. Hehehe.
OH IYA! Aku sadar aku terburu-buru. Aku membilas semua badanku hingga bersih, mengeringkan badanku dan, aku keluar dari kamar mandi.
Secara terburu-buru tentunya, aku memakai baju yang akan aku pakai entah kemana. Namun, aku selalu memakai baju santai, apalagi disaat tidak jelas seperti ini.
Aku menyisir rambutku, menatanya supaya rapi, lalu aku menguncir rambutku. Aku tidak memakai make up apapun. Kalau ditanya kenapa, jawabannya malas. Lagipula keadaan wajahku juga sedang oke, even i'm on my period.
***
Luke's pov
Ceklek..
Aku menengok mendengar pintu terbuka. Aku kaget melihat Lily. Tanpa sadar aku menghentikan apa yang aku lakukan.
"Hey Luke, what's wrong? Baju gue aneh ya?" tanya Lily sambil memerhatikan bajunya
"Gak ada yang aneh. Udah cantik. Okay udah siap kan? Ayo berangkat," kataku sembari keluar rumah.
Aku berhenti tiba tiba "Oh iya, Lily, Ele tadi malam dijemput mum dan dad. Mereka bilang ingin keluar kota. So, kita berdua aja ya?" Tanyaku lagi. Lily mengangguk dan kami langsung pergi ke tempat tujuan kami.
***
"Kita udah sampe" Luke mengagetkanku. Aku hanya bisa tertawa kecil dan mengikuti luke. Aku membuka kunciranku. Jujur aku tidak suka dikuncir. Aneh rasanya, rambutku digantung. Aku lebih nyaman dengan menggerai rambutku. Walau terkadang aku kegerahan.
Kita sampai di suatu tempat. Tempat yang indah. semacam bukit tinggi, pemandangannya jika menghadap ke selatan adalah alam. Jika ke utara, gedung-gedung tinggi.
Dan sekarang, didepan mataku aku bisa melihat alam langsung. Ada sungai, dan pepohonan. Aku rasa aku diajak piknik sama Luke? hehe.
Lama-lama, Aku merasa kalau disini itu dingin. Perfect. Aku tidak bawa jaket. Untungnya aku membawa syal. Aku melilit syalku. Tiba-tiba aku merasa hangat. Ternyata Luke yang memakaikan ku jaketnya. Uh, aku merasa geli.
"Luke, apaan si, tapi makasih ya," kataku menahan tawa.
"Apaan gimana, lo kedinginan kan? Nih pake jaket gue. Maafin gue ya gabilang mau kemana," kata Luke, dia bersender di pundakku.
Aku masih menatap alam yang indah ini, menatap pergantian sore dengan malam. Perlahan bintang2 muncul. Cool. Ini sangaat indah. Mungkin karena aku selalu disuguhi dengan pemandangan gedung-gedung yang tinggi, bukan yang alami seperti ini.
Namun sialnya disini masih sangatlah dingin, walaupun Luke sudah menyalakan api unggun. Walaupun kami sedang meminum cokelat hangat.
"Eh Lily, liat deh, Ada bintang jatuh." Luke mengagetkanku kembali. Aku melihat kearah tangan Luke yang menunjukkan sesuatu. Mendapati bintang jatuh itu sungguhan, aku langsung mengucapkan permohonanku. Dalam hati tentunya.
"Make a wish!" Ucapnya heboh, persis anak kecil.
"Semoga gue bisa akur sama Lily. Terus sampai gue tua, gue mau serumah dan bareng dia," Katanya setengah nyengir.
"Wish lo aneh," ucapku sambil mencolek hidungnya yang mancung.
"Gapapa, itu tadi wish gue serius." Luke tersenyum, sedangkan aku? blushing.
"Lily, gue ngantuk. Tidur yuk?" ajak luke. Aku mengangguk dan mengikuti luke ke arah tenda, aku tidur ditenda, Luke juga. Luke menyelimutiku dan mengelus rambutku.
"Goodnight sis." samar-samar aku bisa mendengar Luke dan merasakannya mencium rambutku lalu tidur disampingku.
***
Vomment yak. Ga vomment digebuk Luke nih mumumu <3
btw mulmed yaallah aku gatahan deh :(( pengen dipeluke <33333
KAMU SEDANG MEMBACA
Sexy. | l.h [edited]
Fanfiction[Brother And Sister Complex. 13+] "Kita ini saudara. Gak bisa satu." [#1st book by me] Written in bahasa x english. All Rights Reserved. © 2016 Sexy | l.h by namnamira aka @eskrim-campina