6. Jealous

2.7K 45 1
                                    

"Kenapa sih Luke, lo tuh selalu batasin gue ini itu, bersikap overprotective sama gue, gue ini udah gede! Dan gue ini kakak lo!!"

"Dan kenapa kalo lo kakak gue? Gue ini laki laki. Gue tau ciri ciri laki-laki baik atau jahat. Gue cuma berusaha buat ngelindungin lo, ngejaga lo, niat gue ini baik, lil"

"Ya tapi gue ngerasa lo terlalu overprotective sama gue. Sikap lo ini yang bikin gue ganyaman sama lo."

Aku menatapnya tajam. Kesal. Mataku mulai berair, apa maksudnya? Apakah Louis ada niatan jahat kepadaku? Apakah luke melihat sesuatu yang aku tidak bisa lihat di diri Louis?

Aku meningat omongan ku beberapa waktu yang lalu. Kata-kata yang aku lontarkan kepada Luke. Aku belum pernah bahkan tidak menyangka bisa jadi sekasar ini.

Itu semua karena aku muak.

Kenapa sih luke gapernah biarin aku buat pacaran, pergi malem, dan lain lain. Melakukan sesuatu yang pada dasarnya semua manusia pernah lakukan.

Kenapa?

***

Author's pov

Libur. Surga bagi semua orang adalah libur. Kira-kira Keluarga Hemmings akan menghabiskan liburan mereka di mana ya? Hmmm...

Kediaman keluarga Hemmings, 10:31 am

Lily baru saja browsing tentang cara membuat macaroon yang enak. Entah kenapa ia jadi mencintai kue kering itu.
Mungkin, dirinya terlalu sering pergi ke toko kue perancis di dekat rumahnya yang baru saja buka.

Ia berencana akan membuatnya. Namun sialnya, sebagian besar bahan untuk membuat kue kering itu tidak ada dirumahnya. Rasa malasnya lebih besar, sehingga mengalahkan keinginannya.

Lily meregangkan otot-ototnya. cewek itu merasakan langkah kaki seseorang, mendekat ke kamarnya.

Luke.

Cowok itu berjalan ke kamarnya. Karena kamarnya berada di ujung dan bersebelahan dengan kamar Lily, mau tak mau, Luke harus melewati kamar lily.

Gadis itu melirik perlahan kearah luke yang sedang berjalan dilorong rumahnya tanpa meliriknya sekalipun. Lily menghembuskan nafasnya kencang. Ia mendesah kesal. Jangan-jangan, Luke masih marah soal waktu itu, pikirnya.

Gadis itu semakin merasa bersalah sekaligus terkejut ketika melihat luke berjalan ketangga tanpa mengatakan sesuatu bahkan menengok kearahnya sedikitpun.

***

<anggap ini conversation di line, wa, kt, tele, terserah dimana aja.>

tetot..

[Chloe : Lily! Remember me? Aku kangeeeen banget sama kamu!]

Astaga, Chloe?!

Mata lily membesar, sedetik setelah membaca notifikasi yang masuk di hanphonenya. Ia terkejut bukan main.

Chloe adalah sahabat satu-satunya di sekolah waktu lily berumur 10 tahun. Chloe dan Luke sangat dekat, jadi luke memperbolehkan Lily bermain dengannya. Lily membalas pesan Chloe.

Lily :  Ya ampun, ini Chloe? Apa kabar? Aku juga kangen banget sama kamuuu

Chloe : yaa Li. Sekarang aku ada di rumah yang lama, Li. Kamu bisa kesini? Atau kita janjian ke mana gitu? Aku mau ketemu.

Otomatis, Lily langsung mengetik 'IYA. Kita ketemuan di stasiun aja ya?'

***

Gadis bermata biru —seperti adiknya, langsung memeluk teman lamanya, Chloe. Cukup lama, lalu mereka berdua melepaskan pelukan.

"So, gimana di Indonesia?" Lily membuka pembicaraan

"Ya begitu deh. Jakarta is very crowded. Tapi asik juga sih."

"Asiik. Berarti ada oleh-oleh?" Mata biru lily berbinar. Chloe tertawa, "Ada-ada. Nanti gue kasih ya."

Mereka rencananya akan pergi ke restoran itali, untuk makan siang. Namun harus naik kereta untuk sampai ke restoran itali favorit mereka.

***

"Li? Mau kemana lagi? Aku kenyang banget nih" keluh Chloe. Lily tertawa "Same."

"Yaudah disini dulu aja." Kata Chloe, "Luke apa kabar?"

Otomatis mata Lily menyipit, mengingat kejadian tadi, kejadian sebelumnya. Gadis itu berdecak pelan. Lalu menarik nafas panjang sebelum menjawab Chloe.

"Ya gitu deh. Tapi sayangnya aku lagi marahan sama dia."

"Gimana kalo aku kerumah kamu? Aku mau ketemu sama Luke! Apakah dia masih cute kaya dulu?" Tawa chloe. "Itupun kalo kamu ga keberatan,"

"Yaudah gapapa sih. Tapi kayaknya Luke pergi tadi. Aku gatau dia udah pulang atau belum." jawab Lily sesantai mungkin. "Ke toko bahan kue dulu ya? Aku mau coba buat macaroon."

"Yaudah, ayo!"

***

"Luke? Remember me? Gue Chloe temen Lily dulu! Gila lo udah makin tinggi aja!"

Chloe memeluk Luke, sedangkan Lily berdiri mematung di belakang Chloe. Luke dan chloe duduk di kursi, mengobrol. Lily menghela napasnya, ia berjalan ke dapur untuk membuat macaroon.

Lily kesal. Kenapa saat dia sedang bertengkar dengan luke ada saja yang malah membuat Luke merasa semakin melupakan dirinya (menurut lily)

Lily berpikir, Luke melupakannya, dan begitu asik dengan Chloe.

***

Cek cerita gue yang lain juga dong judulnya nerd, teenfic sih but ok la i think.
jangan lupa vomment gays. aku seneng lo dapet vomment dari kalian mwamwa

Sexy. | l.h [edited]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang