17. Her Kindness.

1.5K 28 0
                                    

Lily sudah berusaha bersikap biasa saja. Seolah tidak terjadi apa-apa diantara Luke dengannya. Luke juga kelihatannya belum putus dari Chloe. Mengingat Chloe juga masih sering main kesini, terkadang bermesraan juga dengan Luke sambil menonton TV di ruang tengah. 

Hati Lily yang sejujurnya? Terbakar, nyeri, sakit. Tapi kalaupun tidak ada Chloe, Lily bisa berbuat apa? 

Perasaan Luke untuknya, maupun perasaannya untuk Luke, dua-duanya dilarang. Sangat dilarang. 

Walaupun misalnya, Chloe nantinya hilang, putus dengan Luke, Lily juga tidak akan bisa maju. Dan cewek itu sudah putus asa. 

Lily memang sayang, sayang sekali bahkan. Cinta kepada Luke, kepada adik lelakinya. Adik lelaki satu-satunya. Tapi sekali lagi, Lily memangnya bisa apa? Karena kalau takdirnya bisa diubah, Lily lebih memilih dilahirkan di keluarga yang berbeda, walaupun tidak akan mengenal Luke. 

Sekarang apa? Ia hanya bisa diam. Menangisi perasaannya, menyibukkan diri, dan paling-paling hanya menatap lurus ke arah kenyataan, kalau Luke akan bahagia dengan Chloe nantinya. 

Just me and my shadow and all of my regrets.
Who am I? Who am I?
When I don't know myself
Who am I? Who am I?
Invisible .


***


"Lily? Kita jalan yuk!" ajak Chloe riang, seperti tidak ada dosa. Dan memang dia tidak berdosa sama sekali. "Lo udah lama kan ga pergi bareng gue. Kenapa sih? Kita kan temen lama! Masa mau have fun sedikit aja masih dilarang sama Luke?" 

Luke lagi. Lily hanya tersenyum pahit. Karena mendengar nama Luke sekaligus untuk menanggapi pertanyaan Chloe. 

"I have something to do. I think ... Louis yang bakal marah nantinya kalau gue pergi-pergi terus, Bukan Luke." 

"Who's Louis?" Chloe terdengar kaget. "Pacar lo? Ih Lily! Kenapa gak cerita sama gue?" 

Lily hanya tersenyum paksa. Untuk apa cerita kalau Louis itu bukan bentuk keseriusannya? Untuk apa cerita kalau dirinya tidak cinta dengan Louis? 

"Senior di sekolah. Sahabat gitu deh. Eh gue belajar lagi ya? Udah semester akhir, harus sibukin diri sama belajar." 

Chloe hanya mengangguk. "Semangat!" 

Sejujurnya Chloe sadar, kalau Lily menjauh darinya. Tapi Chloe mengenyahkan pikiran negatif yang terus mengejar-ngejarnya. Membuang semua pikiran negatif di otaknya. 

"Lily itu baik," kata Luke. "Walaupun dia lagi disakitin-pun, dia masih baik. Hatinya kayak stainless steel, gua juga heran." 

Chloe mengangguk. "I know." 


***


Udah yaa, segini dulu .. mentok soalnyaa :( 

btw, thankyou buat 6,7k! Silent readerskuu terimakasih sangat! Dan yang udah ikutin Sexy, makasih juga yaaa <3 

Vomments please? Thank you ! 

Sexy. | l.h [edited]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang