"Kangen," Luke berucap dengan nada memelas. "Sama lo," lanjutnya.
"Sama, hihi." Lily tertawa di seberang sana. "Jangan capek-capek!"
"Sip bos! yaudah gue tidur ya, besok udah harus bangun pagi lagi," ucap Luke. Ada segurat rasa sedih, dan nadanya juga memang terlihat sedih. Seakan tidak mau berpisah.
"Iya Luke. Gue juga, ngantuk!"
"Oke, night."
Luke memutus telepon. Mengaktifkan airplane mode, lalu segera mengunci hand phone-nya. Ia baru sadar, ketiga sahabatnya tengah memandanginya.
"Apa?" Luke bertanya dengan jutek.
"Luke yang tadi itu ... Li--" kalimat Ashton terpotong.
"ARZAY, KAN?" sambar Calum langsung. Michael hanya diam.
"Yang tadi ... Lily."
Mata ketiga sahabatnya membesar.
"Luke?"
"Apa?"
"Sumpah," Ashton menelan ludah. "LO SAKIT!" lanjutnya dengan nada panik.
"Hus!" Michael menepuk pundak Ashton dengan kencang, namun tidak sakit. "Jangan kencang-kencang!"
Ashton menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "Reflek. Sumpah."
"Lo suka Lily?"
Duar. 3 kata dalam satu kalimat pertanyaan, membuat Luke blank seketika. Seperti dihantam truk, terkena granat, atau bom tom. Luke tidak sadar dimana dirinya sekarang, hanya larut dalam pikirannya yang tidak jelas.
"Fix," Calum menggerak-gerakan telunjuknya. "Ini si Luke suka sama Kakaknya sendiri."
"God! Luke demi apa?"
Luke menggeleng-gelengkan kepalanya. "Gue gak tahu. Lagian, lo semua tau 'kan, gue gak pernah cinta sedikit pun sama Arzay."
"Ya tapi, bukan begitu caranya, masa lu suka sama Kakak sendiri? aneh-aneh aja lo!"
"Gue. gak. tahu," ucapnya dengan nada yang dibuat-buat. "Udahlah, gue mau tidur. Night."
***
Hari ini, Luke sudah selesai manggung. Besok baru dia akan pulang ke rumahnya. Ya, dia juga sudah rindu sekali dengan Elle ataupun Lily.
Triing! Hand phone Luke berbunyi. Sepertinya ada pesan masuk.
From : xxxxxxxx
Balas dong! Dasar sombong! Lupa ya kita pernah mandi bertiga, sama Lily juga!Chloe, Luke membatin kesal. Kenapa sih, ini anak?
To : Chloe
From : Luke
Iya-iya. Ini sudah dibalas. Maaf ya, gue abis manggung.sent!
***
"Li," Louis duduk disamping Lily. Ia menatap cewek itu dalam-dalam walaupun cewek itu memfokuskan pandangannya kedepan. "Masih marah sama gue karena waktu itu? Sumpah, gue gak ada maksud ... jahat."
"Enggak marah. Cuma ... agak kaget aja."
"Emangnya," Louis menggaruk kulit kepalanya yang tidak gatal. "Lo gak pernah ciuman?"
"Per-pernah," Lily menjawab ragu.
"Gue salah ngira, ternyata." Louis tertawa muram, hambar. "Sama siapa?"
Deg. Aduh, mati aku. Mati!
"Mantanku yang satu-satunya." Lily berbohong. Aku minta maaf, gak ada maksud berbohong sama kamu, Lou.
"Oh, oke." Louis mengangguk-angguk. "Pulang sekolah, mau makan bareng? Gue tahu Adik lo lagi konser. Lo boleh ajak Adik cewek lo, kok. Gue cuma niat ... traktir. Anggap aja permintaan maaf."
"Ta-tapi," Lily berusaha menolak. Tidak enak.
"Gue gak menerima penolakan." Louis berdehem. "Abis pulang sekolah, kita jemput Adik lo bareng-bareng."
Dan itulah ucapan terakhir Louis kepada Lily. Karena, sebelum Lily bisa menolak, Louis sudah berjalan, meninggalkan Lily sendiri di bangku koridor.
***
keep voting and commenting! I love you!
-namnamira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sexy. | l.h [edited]
Fanfiction[Brother And Sister Complex. 13+] "Kita ini saudara. Gak bisa satu." [#1st book by me] Written in bahasa x english. All Rights Reserved. © 2016 Sexy | l.h by namnamira aka @eskrim-campina