part 5

700 45 9
                                    


Hohoo saya datang lageee jangan bosen ya...

Ehmm... bales komen kemaren disini aja hehhe (katanya terlalu cepet padahal sudah bagu) tenang saja kawan ini memang sengaja dibuat cepet karena si Franz pengen cepet. Tapi liat aja ini masib panjang, jadi ini masih awal ya...

Makasih yang comen vote dan yang ydah baca...
Yuks baca lagi...

Cuz...


Setelah acara kejutan siang tadi, malamnya Franz datang  ke rumah Alexi bersama ibunya. Seperti orang kebanyakan Franz juga ingin agar keluarga Alexi mengenal keluarganya juga.

Pintu terbuka, Alexi lah yang membukanya wanita itu tersenyum pada Franz dan sang ibu. Berbeda jauh dengan kedatangan Franz pertama kali dulu, jangankan senyum tidak diusir saja sudah bagus.

"Silahkan masuk," ucap Alexi sopan.

Kedua tangan Franz terulur untuk memeluk Alexi, namun wanita itu cepat menghindar hingga pelukan Franz hanya mengenai udara.

Awas kau, kubuat tak berkutik nanti.

Dibelakang Alexi, nenek Haney tertawa melihat cucunya yang mengerjai Franz. Lalu sebagai pengganti Alexi, nenek Haney memeluk Franz.

"Nenek...," adu Franz.

Disamping Franz, Carol mengeleng melihat Franz yang merenggek seperti anak kecil. Carol tahu Franz adalah anak yang manja padanya. Tak tahu jika kemanjaan Franz ditunjukan pada nenek kekasihnya juga.

Setelah melepas pelukannya Franz beralih mengandeng ibunya dan memeprkenalkan pada nenek Haney. Franz juga mengutarakan keinginannya menikah dengan Alexi.

"Kami sudah menpersiapkan semuanya dan acaranya akan diadakan seminggu lagi," ucap Carol pada nenek Haney.

Nenek Haney tampak tak percaya dangan apa yang di dengarnya, walau begitu ia amat bahagia, karena akhirnya ada yang menjaga cucunya nanti. Sejak pertemuan dengan Franz saat itu ia sudah merasa Franz lah orang yang tepat bersama Alexi.

"Franz jaga Alexi, seperti kau menjaga ibumu, mungkin dia agak sedikit keras kepala," pesan nenek Haney.

"Tenang saja nek, aku akan menjaga Alexi dengan sepenuh hatiku, dan sifat keras kepalanya aku pasti bisa mengatasinya, bukan begitu sayang?" Ucap Franz sambil melirik Alexi.

Bantal sofa yang berada dipangkuan Alexi melayang pada tubuh Franz. Nenek Haney melirik pada Alex tampak tidak setuju dengan tindakan Alexi, bagaimanpun ada ibu Franz, dan nenek Haney tidak mau Alexi dicap sebagai wanita arogan.

Franz memungut bantal tadi sambil tersenyum, rupanya seperti ini Alexi yang tengah malu.

Alexi tersenyum tidak enak pada ibu Franz, sadar dirinya telah lepas kendali. Lalu matanya menangkap Franz yang tersenyum usil padanya. Rupanya Franz sedang menertawakannya.

"Ehm..." dehem Carol pada dua orang yang tengah perang mata dihadapannya.

Menyadari itu, Franz dan Alexi berhenti berperang mata.

"Sepertinya saya harus pulang, sebelum anak saya semakin bertindak aneh disini," ucap Carol pada nenek Haney.

Nenek Haney setuju, karena ia juga sedari tadi memperhatikan tingkah cucunya yang lain dari biasanya.

Kemudian Carol beranjak dari duduk, sebelum keluar pintu Carol memeluk Alexi juga nenek Haney. Sedangkan Franz tampak tidak ingin pergi. Pria itu masih bergeming di sofa sambil menyilangkan kedua tangannya di dada.

"Franz ayo pulang," ajak Carol.

Franz menggeleng.

"Franz jangan kekanakan, ayo pulang," ucap Carol dengan dengan tatapan tajam.

SCRAMBLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang