part 7

985 48 12
                                    

Ketika matahari tergelincir ke barat, pekerja kantor dan sebagian penjual makanan atau pemilik toko mengakhiri kegiatannya. Sepasang suami istri, Franz dan Alexi baru menyelesaikan kegiatan mereka. Keduanya saling melempar tatapan, setelah ambruk dan kemudian saling melepaskan diri. Berhenti setelah kelaparan dan kehausan dari kegiatan tanpa jeda tersebut.

"Kau gila," Alexi lebih dulu mengeluarkan suara lemahnya. Walau posisinya tidak selalu dibawah Franz, namun tenaganya terkuras habis untuk mengimbangi kegilaan Franz, belum lagi perutnya sekarang melilit, mengingat tak ada makanan apapun yang masuk dalam lambungnya hanya sesuatu yang keluar dari kejantanan Franz yang tak sengaja tertelan olehnya.

"Kau menikmatinya, sayang," sahut Franz lalu kembali menarik Alexi dalam pelukannya.

"Aku lapar," ucap Alexi lagi lebih mirip rengekan. Tangannya melingkar sempurna pada tubuh Franz.

"Kau sudah memakanku, masih saja lapar," goda Franz sambil mengelus punggung Alexi yang terdapat beberapa tanda miliknya. Di punggung dan bahunya juga terlihat jelas jejak Alexi disana.

"Jangan bahas lagi, aku ingin makan sungguhan."

Franz terkekeh pelan, Alexi berubah lucu jika merajuk. "Baiklah kau mau makan apa? Memakanku atau yang lainnya," godanya lagi.

"Franz!" Alexi menepuk bibir Franz yang masih saja menggodanya di saat dia kelaparan. "Aduh... bagimana caranya aku mandi jika bergerak saja susah," guman Alexi. Tubuhnya yang lengket ingin segera di bersihkan namun saat bergerak terasa ngilu dibagian terpentingnya.

"Itu karena kau tegang tadi, seharusnya kau relax agar tak terasa sakit saat aku memasukimu," ujar Franz mengelus bagian bawah Alexi berharap dengan itu sakitnya mereda. Tapi Franz salah, hal itu justru membuat Alexi kembali bergerak gelisah.

"Kau kenapa?" tanya Franz pura-pura bodoh padahal ia tahu Alexi kembali teransang dengan sentuhannya.

"Jangan bertanya," ujar Alexi seraya menarik Franz dan mencium bibir pria itu, ia butuh pegangan saat tubuhnya kembali bereaksi.

Franz tersenyum mengejek disela-sela ciumannya lalu kembali memposisikan diri diatas tubuh Alexi, "bersiaplah honey."

***

Kegiatan mereka akhirnya selesai saat malam tiba. Alexi benar-benar kelelahan dan harus dibopong menuju kamar mandi. Sedangkan Franz tampak biasa saja, sepertinya tenaga Franz tak ada habisnya.

"Kau seperti tidak makan setahun saja," ejek Franz melihat Alexi yang makan rakus.

Mereka berdua duduk diatas ranjang -yang belum dibersihkan- menikmati menu makanan yang mereka pesan. Dengan hanya mengenakan jubah tidur Alexi begitu santai makan. Mengisi stok tenaganya yang benar-benar habis.

"Kau tidak makan?" tanya Alexi dengan mulut penuh.

Franz menggeleng kemudian mengambil ayam goreng milik Alexi, "sejujurnya aku ingin memakanmu dibanding makanan yang kau makan."

Alexi mencubit perut Franz yang tak terlapis apapun, karena pria itu hanya mengenakan handuk yang dililitkan dipinggangnya. Alexi yakin dibalik handuk itu tak ada pelindung lagi. Alexi mengeleng saat tiba-tiba pikirannya melenceng jauh.

"Iya... aku tahu, tak perlu mencubitku kukumu itu menusuk dalam di kulitku, kau lihat ini karyamu," ujar Franz seraya menunjuk bagian dada nya yang terdapat bekas kuku Alexi.

"Gigimu tak lebih baik dari kuku ku," balas Alexi kemudian memperlihatkan bagian dadanya yang jadi mainan Franz tadi.

"Itu bagian favoritku."

"Kita satu sama, jadi diam dan makan oke? Jangan ganggu aku," putus Alexi.

"Aku ingin memakanmu."

SCRAMBLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang