Kim So Hyun POV
Aku berlari-lari kecil di trotoar. Oppa-ku nyaris tidak kelihatan karena aku meninggalkannya. Aku melirik jam led ku.
02.07 AM
Sudah waktunya.
Aku merapat ke pagar rumah lelaki itu, mengendap-endap agar tidak kelihatan olehnya. Aku melihat sekelilingku, takut tiba-tiba oppa-ku datang dan memergokiku.
Sial!
Sudah 3 menit aku bersembunyi di balik pagar ini,namun tak ada tanda-tanda bahwa lelaki itu muncul. Lampu kamarnya pun mati. Ada apa ini?
Aku malah melihat lampu ruangan di lantai satu yang aku yakini sebagai ruang keluarga masih menyala. Padahal biasanya lampu di ruangan itu sudah mati.
Aku tidak dapat melihat bayangan orang ataupun benda dari ruangan itu, karena gorden dan kacanya yang gelap.
Cepatlah muncul, bodoh! Aku merindukanmu!
Sangat merindukanmu!
Aku berkali-kali menggurutu dan menghentak-hentakkan kakiku. Aku benar-benar muak dan tidak sabar.
Aku sudah bersusah payah mengelabui oppa-ku demi mendengar suaranya, tapi hasilnya nihil.
Ayolah! Apa dia tidak ada di rumah?
"So Hyun-ah!!!"
Gawat! Oppa-ku sudah datang!
Ia menepuk pundakku sambil menunjukkan smirk mautnya.
"Jalanmu terlalu lamban, tuan Kim." Ujarku kikuk.
"Diamlah. Aku hampir mati membeku mencarimu. Lagian, sedang apa kau disini?"
Aku menarik napas panjang. "Entahlah. Aku hanya lelah," Aku lalu duduk sambil memeluk lututku.
"Cepatlah duduk,oppa." Ia mengikuti perintahku dan mengambi posisi duduk disampingku.
Sekarang, kami seperti sepasang kekasih yang menikmati langit malam Korea di trotoar dan di depan rumah lelaki bodoh itu.
Sebenarnya, aku mengulur waktuku di depan rumah ini. Siapa tau, ia sedikit lebih lama daripada biasanya. Namun, nihil.
Sudah 15 menit aku mengobrol dengan oppa-ku, lampu kamarnya belum juga hidup.
"Ayo pulang, So Hyun-ah. Aku tidak mau kita ketahuan eomma."
Dengan berat hati, aku berdiri dan beranjak dari tempat itu. Aku melirik rumah itu sekali lagi sambil berharap lelaki itu akan muncul besok.
✳Beberapa minggu lagi kami akan mengikuti ujian kelulusan SMP. Semua murid sibuk mengisi buku soal di meja masing-masing.
Seorang Jung Sungjae yang bahkan tidak pernah menyentuh buku, sekarang sedang sibuk membaca di mejanya. Aku melihat seluruh penjuru kelasku.
Aneh. Kemana perginya sicumi gila itu?
Dengan refleks, aku berjalan menuju perpustakaan. Kebetulan Cha ssaem dan guru lain sedang rapat membicarakan ujian. Jadi, semua kelas hari ini diberikan free time.
Sesampainya di perpustakaan, aku melihat dua sejoli itu. Sicumi Soojong beserta 'calon' kekasihnya, Jungkook. Jungkook kelihatan sedang mengajari sigila itu.
"Kalian berdua! Kenapa tidak mengajakku kesini?"
"Aish! Kau tidak lihat Kookie sedang mengajariku?Kau kan bisa belajar sendiri, pintar." Jawab Soojong meremehkanku.