just like a mystery, you keep me guessing.
✳
"What the hell are you talking about, Kim So Hyun?!" Soojong nyaris memekik setelah mendengar cerita So Hyun. Semua orang di ruangan itu memperhatikan mereka.
"Soojong-ah, tolong diamlah. Aku malu.." So Hyun menarik-narik tangan sahabatnya itu, menyuruh Soojong untuk tidak berlebihan.
Soojung berusaha bersikap santai, demi So Hyun.
"Kau berhutang cerita padaku." Soojong mulai mengatur posisi duduknya.
"Aku tahu. Akan kuceritakan."
Soojong tiba-tiba bangkit berdiri. "Kalau begitu, ayo. Kita ke kantin saja."
Disinilah mereka berdua. Di kantin yang luas dan lumayan ramai. Banyak sekali murid baru yang berkeliaran.
Ada yang sekadar duduk dan mengobrol atau mencicipi lezatnya makanan kantin.
"Baiklah, So Hyun-ah. Lanjutkan ceritamu,"
"Kau serius?"
"Itu gunanya teman, bukan?" Soojong mencoba bersikap lebih santai sambil menyeruput jus alpukat nya.
✳
Sudah setengah jam mereka berbincang mengenai pria bergitar itu.
"Bagaimana? Suaranya mirip dengan yang menyanyi di ruang vokal, bukan?" Tanya So Hyun. Ia mencoba memperdengarkan suara pria itu pada Soojong.
"Kurasa sedikit mirip. " Soojong kemudian memfokuskan pandangannya pada So Hyun. Ia termenung sejenak.
"Sebagai teman, kurasa aku harus membantumu," ujar Soojong sambil menggigiti pipet jus nya.
Soojong kelihatan sedang berpikir. Sementara So Hyun, sedari tadi sudah berlari ke kantin depan, membeli minuman.
Jungkook datang dari arah lain. Ia menghampiri mereka.
"Hei, kenapa serius sekali?Pelajaran bahkan belum mulai," Jungkook kemudian mengambil posisi duduk di depan So Hyun.
Soojong menatap Jungkook sebentar.
"Jungkook-ah. Mau membantuku?"
"Membantu apa?" Jungkook memfokuskan tatapannya ke Soojong. Sepertinya ia antusias dengan perkataan Soojong.
"Siapa yang bernyanyi di ruang vokal tadi?"
Jungkook terkejut dan berdehem. "Kau tidak tertarik padanya, kan?"
Soojong menatap Jungkook curiga. "Suaraku jelas lebih bagus darinya," Jungkook menambahkan.
"What the hell. Cepat jawab saja,"
"Aish. Itu Junhoe sunbae," jawab Jungkook setengah malas, sambil menyandarkan tubuhnya ke kursi.
"Jinjja?"