Kim So Hyun POV
Masih menggengam scarf itu, aku mencoba melirik ke lantai atas, ke tempat si pemilik barang. Perlukah aku menemuinya sekarang?
Aku melambaikan tanganku ragu. Cahaya lampu kamar yang masih terang itu menandakan bahwa pemiliknya belum tidur. Aku mencoba melirik sekeliling rumah. Mungkin saja, dia berjalan ke lantai bawah untuk menemuiku atau sekadar mengambil camilan. Ah, itu hanya pikiranku.
Aku hanya berdiri di depan pagar sambil bersiul, sesekali melirik rumah yang tampak tak berpenghuni itu. Tiba-tiba, tampak seseorang dari dalam rumah membuka pintu utama. Aku sedikit terkejut dan memilih untuk berdiam diri.
Sosok itu muncul. Seorang pria dengan beanie hitam, lengkap dengan jaket bomber dan sandal jepit. Sungguh bukan sebuah kombinasi yang pantas menurutku. Ia lebih kelihatan seperti pencuri yang tidak ada persiapan ketimbang seseorang yang ingin jalan ke sebuah tempat.
Aku sedikit was-was dengan kehadirannya. Langkahnya pelan, namun sangat didramatisir. Seperti slow motion di film yang biasa kutonton.
Aku mencoba fokus ke wajahnya. Namun orang itu hanya memandangi batu-batu alam di bawah kakinya sambil berjalan. Jantungku berdegup kencang. Rasanya seperti kau akan mendengar dirimu divonis mati.
Aku hampir melupakan scarf itu! Aku cepat-cepat melepaskannya dari leherku. Sekarang rasa takut mulai menjalar di sekujur tubuh.
"Jangan!" Pria yang kutakuti tadi berjalan kecil ke arahku.
"Sekarang dingin," ujarnya. Seketika tubuhku terasa kaku. Aku memberanikan diri menatapnya intens.
Shit.
Double shit.
Apa maksudnya ini?
Apa dunia sedang tidak berpihak padaku sampai orang yang dihadapanku ini adalah orang yang seharusnya kuhindari?
Koo Junhoe.
Sekarang ia sama terkejutnya denganku. Tatapan matanya seolah berkata 'bagaimana bisa?'
"K-kau?"
"Bagaimana bisa?"
Aku hanya tersenyum kecut.
"Tidak ada yang tidak mungin di dunia ini, sunbae." Ucapku sedikit lantang.
✳
Aku bukan perempuan bodoh yang begitu saja mengabaikan fakta bahwa seorang Koo Junhoe memang tinggal di rumah itu.
Hanya saja, keyakinanku sedikit goyah lantaran dilema dengan dua orang pria yang akhir-akhir mencoba mendekatiku. Ingat, aku bukanlah perempuan yang tidak peka.
"Jadi," Junhoe membuka pembicaraan. "Kau adalah secret admirer ku?"
"Oh, kurasa lebih tepat midnight admirer," katanya sambil meminum cappuccino nya.
Sekarang kami berada di café kecil dengan suasana bar yang tiap sudutnya ada ornamen arsitektur bergaya modern.
"Jangan bilang kau hanya sekadar lewat. "
Tidak. Aku sama sekali tidak ingin berbohong, karena aku sudah tertangkap basah.
Aku memilih diam, sambil menghirup aroma American latte ku.
"Kurasa sekarang kau tidak punya alasan lagi untuk menolakku."
"A-apa?"
"Kubilang, kau tidak perlu lagi menolakku." Pria di depanku ini menatapku sambil tersenyum. Tidak ada tanda-tanda bahwa ia masih shock dengan kejadian tadi.
"Deal?"
"Pacarmu ini akan mengantarmu pulang."
Aku hampir tersedak mendengar perkataannya. Seakan tahu alasanku tersedak, ia berkata, "Kau menyukai si pria gitar itu, kan? Tentu saja itu aku."
"Nikmati saja American lattemu, tapi jangan menolakku."
Aku hampir geger otak mendengar perkataannya. Sebenarnya, makhluk apa di depanku ini?!
Dan berakhirlah, deru motor sport di depan rumahku dengan pemandangan yang menyeramkan.
Seorang Kim Joo Hyuk menungguku di depan pintu rumah, lengkap dengan tampang menakutkannya dan tatapan mematikan, seolah-olah ingin memakan adiknya yang aneh ini.
Tamatlah aku.
✳
Yah chingudeul, emang Junedi orangnya suka ngegas yakan (´∀')
btw aku mau buat cerita baru yang castnya lagi-lagi saudari Kim So Hyun.
Ayo coba divote kandidat cowonya
Park Jihoon (wanna one)
Park Woojin (wanna one)
Mark Lee (nct)
lain-lain
aku kepengen buat kisah cinta So Hyun dengan cowo yang se line dengan dirinya(⌒▽⌒)
Ayo yang mendukung aku lanjut work baru, kemon di vote midnight admirer nya sebelum di private!
,mia