Give Up

945 142 8
                                    

"Samp-Apa maksud perkataanmu itu, Kim Hanbin?" Junhoe mulai meninggikan suaranya.

Ia tak gentar melihat pria di depannya yang sedari tadi sudah menahan emosi.

Hanbin berjalan perlahan-lahan mendekati Junhoe.

"Kau mau main belakang, hah?" Ujar Hanbin sambil mencengkram kerah Junhoe.

Junhoe terkekeh.

"Maksudmu apa, bocah tengik?"

"Kau seharusnya tahu kalau aku menyukai anak itu!"

"Lalu apa?Membiarkan diriku bertindak bodoh dengan pura-lura tidak menyukainya lalu menyesal? Aku tidak bodoh sepertimu, Kim Hanbin."

Sebuah pukulan keras mendarat di wajah Junhoe.

"Kau memang bajingan Koo Junhoe."

"Jangan pernah berpikir untuk menjadi temanku lagi, brengsek." Ujar Hanbin, membanting pintu.

Koo Junhoe masih berdiri di sana, mencerna perkataan temannya itu.

Menyakitkan memang, namun apakah Koo Junhoe salah?

Salahkah ia bila menyukai So Hyun?

Bagaimana pun, Koo Junhoe lah yang duluan bertemu gadis itu.

"Klub kimia? Astaga, tidak bisakah kau memisahkan antara hobi dan pelajaran?"

So Hyun tersenyum. "Kimia sudah menjadi jati diriku."

"Aku diterima dengan mudah di klub vokal! " Jungkook yang baru datang segera merangkul kedua sahabatnya itu.

Mereka bertiga sedang berada di kelas So Hyun, sibuk membicarakan klub yang mereka masuki.

"Dewan murid datang !"

Suasana kelas yang tadinya hiruk-pikuk, kini menjadi tenang.

"Prom night awal tahun ajaran baru akan diadakan seminggu lagi,"

"Bersiap-siaplah untuk memilih pasangan prom kalian. Ingat, pasangan prom bukan berarti harus sepasang kekasih."

Terdengar teriakan heboh dan percakapan kecil setelah Hanbin mengumumkan.

"Tema prom kali ini adalah wonderland. Aku tidak meminta kalian untuk berkostum unicorn atau singa seperti di film disney. Pakailah setelan yang sewajarnya."

Setelah pengumuman singkat itu, Hanbin dan dewan murid lainnya segera meninggalkan kelas.

"Dimana June?"

"Entahlah aku tidak melihatnya dari tadi," jawab Donghyuk, sibuk memilah undang prom night di tangannya.

"Hanbin, kau melihat June?"

"Tidak."

"Benarkah? Bukannya tadi kalian berdua menuju ruang dewan?" Tanya Jinhwan.

"Tidak tahu."

"Sayang sekali kalian pergi, padahal si si seksi Nayeon pacarku dan teman-temannya sedang latihan cheerleadering," gurau Bobby, tanpa satupun yang merespon.

Mereka sibuk berkutat dengan undangan prom night yang harus disebar ke semua kelas.

"Bob, ayo ke kelas."

"Siap, kapten."


Bobby memandang lemah teman karibnya itu.

"Dengar, tidak ada yang tahu benar atau salah jika itu menyangkut isi hati, Kim Hanbin." Ujar Bobby, seraya mengatur kursinya agar dekat dengan jendela.

"You can't control everything, hanbin-ah. Bukan salahmu dan bukan juga salah June. Berusaha sajalah, oke?" Bobby menepuk-nepuk pundak temannya itu.

Ia tahu, temannya itu memang egois. Ingin memiliki semuanya.

Namun Bobby percaya, seegois apapun seorang Kim Hanbin, ia tetap merelakan hatinya tersakiti demi sahabatnya sendiri.

Bayangan masa lalu Kim Hanbin perlahan-lahan menyelimuti pria bergigi kelinci ini.

Masa dimana Bobby tahu bahwa Kim Hanbin sebenarnya menyukai Nayeon, namun pria itu terlihat sangat senang ketika ia berhasil menjadi kekasih Nayeon.

Bobby tahu, Hanbin tidak sekuat itu.

Bahkan wajah datarnya tidak mampu menyembunyikan kesedihan yang amat mendalam.

Rasa bersalah dan berhutang budi terhadap Kim Hanbin sudah tertancap dihatinya.

Yang bisa ia lakukan hanya mendukung dan menghibur Hanbin.

Bagaimana pun, Junhoe juga temannya. Dan ia tidak akan memihak siapa pun.

Ia hanya berharap, Kim Hanbin berbahagia. Begitu pun Koo Junhoe.

"Kim Jiwon, apa kali aku menyerah saja?"

Bobby tersenyum. "Ikuti apa kata hatimu, Kim Hanbin."

Gaessss aku update tengah malam biar kaya judul cerita nya h3h3(͡° ͜ʖ ͡°)

Akhirnya selesai UN gaesssss
Setelah lebih Dari sebulan berkutat dengan soal, akhirnya aku bisa kembali melihat suami :)
Tenang sajah, aku bakalan update paling tidak seminggu 3 Kali ͡° ͜ʖ ͡°
Asal yang ngerespon dan ngerhargain banyak :)

mia

Midnight Admirer [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang