Kim So Hyun POVRutinitas kami bertiga sepulang sekolah adalah mencari makanan dan pergi bimbel.
Biasanya tujuan utama kami adalah ke kedai es krim itu.
Aku memang sangat menyukai es krim di sana.
Tapi, situasi sekarang berbeda. Aku harus menghindari lelaki itu.
Bukannya aku tidak bertanggung jawab. Hanya saja, aku malu jika harus bertemu lagi dengannya.
"So Hyun-ah, ayo kita beli es krim!!"
Sudah kuduga.
Para maniak es krim ini sudah mengajakku ke sana.
"Ergh..Aku bosan makan es krim terus, gigiku ngilu akhir-akhir ini."
Aku memegangi pipiku, berpura-pura sakit gigi.Soojong dan Jungkook menatapku heran.
"Aneh. Biasanya kau selalu memohon-mohon untuk pergi ke sana," ujar Jungkook dengan ragu.
"Apa yang salah dari anak tengik ini? Tumben sekali," Soojong mulai menatapku lekat.
"Ayolah, kita beli sosis saja. Aku yang traktir." Ujarku malas.
Mereka menatapku dengan tampang keheranan lagi. Tapi setelah itu, mereka kelihatan menyunggingkan senyum yang menjijikkan.
Ah, dua bocah tengik ini. Selalu saja menyusahkanku.
✳Sudah hampir sebulan aku tidak mengunjungi kedai es krim itu.
Soojong dan Jungkook sepertinya cukup curiga dengan sikapku, tapi aku berhasil meluluhkan mereka dengan sosis gratis.
Setiap melewati kedai es krim itu, aku selalu bersembunyi di samping Jungkook yang lebih tinggi dariku.
Ia memang sedikit heran, tapi aku selalu sukses mencari alasan agar dia mau membantuku bersembunyi dari lelaki itu.
Namun, aku tidak pernah melihat batang hidungnya.
Mungkin jadwal pulang mereka diperlama? Baguslah.
✳Rutinitas tengah malamku berjalan seperti biasa.
Ya, mungkin untuk seminggu ini atau pun minggu berikutnya, aku harus menghentikan kegiatan mengintip lelaki itu, karena aku harus berjuang untuk ujian masuk SMA.
Dan seperti yang kalian ketahui, SMA tujuanku bukanlah SMA yang mudah.
✳Junhoe POV
Sekarang jadwal pulang sekolah kami diperlama oleh kepala sekolah baru yang 'gila' itu.
Bagaimana tidak gila? Ia menceramahiku karna celanaku gantung.
Aku mengatakan bahwa pertumbuhanku lebih cepat dari teman-temanku yang lain, namun tetap saja ia menceramahi dan menuduhku menguncupkannya.
Chanwoo juga kena. Benar-benar hari yang sial.
Guru gila. Aku bahkan tidak se fashionista yang ia bayangkan. Meski bisa dibilang selera fashionku diatas rata-rata.
Tapi tetap saja, orang lebih memandang kepintaran dan ketampananku dibandingkan selera fashion ku. Bisa dibilang, aku ini tipe idaman di sekolah.