30

9.3K 583 3
                                    

Bruuummmmm
"Gue menang, mana kunci motor lo" ucap gue sambil mengadahkan telapak tangan gue ke doni
"Sialan!! Ngapain sih lo pake balik lagi" doni memberikan kunci motornya

"lo tenang aja kali, lo tetep dapet gelar king of racer kok, dan gue pastiin ini akan jadi balapan gue yang terakhir" gue
"Ah elah, harusnya lo gak usah balik kesini lagi, gila!!" doni

"Tenang aja gue gak bakal balik lagi kok" gue
"Gue kangen lo gila!! Yah, doni gak bakal ada yang bisa ngalahin lagi deh!! Gak seru ahh!!" doni

"Hahhaha harusnya lo seneng gila" gue
"Gue kangen lo" doni memeluk gue

"Gue juga kangen" gue
"Kangen sama gue?" doni melepaskan pelukannya

"Kangen buat ambil motor motor lo, hahahha" gue
"Sialan" doni

"Ehh, motor motor lo masih utuh kok, gak pernah gue sentuh, kalo lo mau ambil silahkan, nih kunci motor lo gue balikin" gue memberikan kunci motornya
"Serius?" doni

"Yo'i, kapan sih gue pernah ingkarin omongan gue" gue
"Makasih fan, lo emang sohib gue" doni

"Sejak kapan gue sohib lo?" gue
"Sejak sekarang, hehehe" doni

"Andre, vino" gue teriak manggil andre dan vino

Mereka menghampiri gue

"Ndre ntar motor motor doni balikin lagi ya ke dia" gue
"Loh kenapa?" andre
"Udah balikin aja, hmm lo ambil satu deh yang lo suka" gue
"Serius?" andre
"Iya" gue
"Makasih" andre

"Lo gak keberatan kan don?" gue
"Nggak masalah kok" doni

"Ya udah, balik yuk vin" gue
"Ya udah ayok" vino

"Kita cabut dulu" gue
"Hati hati" ucap andre dan doni bersamaan

***

Gue berhenti di pinggir jalan, vino juga berhenti di samping gue

"Kenapa?" vino
"Gue gak mau pulang ah, papa ada dirumah, kalo dia tau gue pulang malem pasti dia marah besar, gue males berantem" gue
"Terus?" vino
"Gue mau nginep di rumah bang rizky aja" gue
"Gue ikut ya" vino
"Jangan, lo pulang aja sekarang" gue
"Tapi fan.." vino
"Udah deh, sono pulang" gue

"Ya udah deh, hati hati ya" vino
"Ok" gue putar arah dan menuju rumah bang rizky

***

"Fania pulang" gue berjalan ke arah sofa

Gue duduk di sofa tersebut

"Dari mana saja kamu!!"
"Papa" gue menoleh ke arah sumber suara

Gue liat papa sedang turun dari tangga

"Dari mana saja kamu semalam!! Sekalian aja kamu gak usah pulang!!" papa turun dan menghampiri gue
"Pagi pa" gue ingin menjabat tangan papa, tapi seperti biasa, papa langsung menarik tangannya

"Mau ngapain kamu!! Jangan pernah sok manis di hadapan saya!! Dari mana saja kamu hah!! Mau jadi apa kamu!! Mau jadi cewek jalang, iya!! Keluar malem pagi baru pulang!!" papa
"Gue gak bisa terus terusan sabar kayak gini, gue gak serendah itu!! Bukannya lo ya yang sukanya main sama wanita jalang" gue

Plakk
"Jaga omongan kamu, dasar anak tak tau diri!! Pergi kamu dari rumah ini!!" papa

Gue megang pipi gue yang terasa panas akibat tamparan dari papa

"Papa nampar fania, ok kalo itu kemauan papa, fania akan pergi dari sini, semoga papa bahagia" gue berbalik arah dan berjalan menuju pintu

"Fania, lo gak bisa gini, lo gak bisa bales emosi dengan emosi, lo tau kan papa itu emosi, pliiss jangan pergi" kak rio memeluk gue dari belakang

"Biarin rio!! Biarin dia pergi!!" papa

Gue berbalik menatap kak rio
"Kak, lo tenang aja, kalo takdir gue emang bener bener jadi anggota keluarga ini, gue pasti kembali kak, jaga papa ya kak, gue sayang lo" gue

"Tapi fan.." kak rio

"Gue pergi, bye kak" gue berlari keluar rumah

Mah.. Fania gak kuat mah, fania capek

Gue meneteskan air mata, tapi kemudian langsung gue usap

***

Gue lagi ada di tempat favorit gue
"Aaaaaaaaaa" gue teriak

Gue menangis histeris disini, gue luapkan semua kekesalan, kesedihan, dan kemarahan gue di sini

"Maahh, fania ikut mama aja ya ma, fania capek, fania gak kuat, fania putus asa maa, hikss hikss hikss kak sintya udah gak ada sama fania hiks... Fania sendirian sekarang ma, hiks hiks... Takdir udah jahat sama fania, hiks... Capek mah capek" gue jatuh terduduk
"Sampai saat ini pun papa masih nyalahin gue, hiks hiks... kapan sih ini semua berhenti, gue capek" gue berdiri

Gue menghadap ke pohon, gue nonjok pohon itu dengan sangat brutal
"Gue benci, gue gak suka, hiks hiks... Gue capek hiks gue bener hiks bener capek"
Buugh buugh bughh

Tiba tiba aja ada yang meluk gue dari belakang
"Stop fan, stop"

"Lepasin gue!! Lepasin gue gila!!" gue berontak

"Udah dong fan, stop jangan sakitin diri lo"

"Gue capek, gue capek vin, gue udah capek" gue jatuh terduduk

"Ada gue disini fan, ada gue disini sama lo, tenangin diri lo fan"

"Dia nampar gue vin, dia nampar gue"

Gue rasa vino meneteskan air matanya di bahu gue
"Gue ngerti fan gue ngerti apa yang lo rasain" vino

Vino memutar tubuh gue menghadap dia
"Liat gue, masih ada gue yang sayang sama lo, rio, alvina, mama, papa, rendy, mereka sayang sana lo fan, masih banyak yang sayang sama lo, jadi lo gak perlu ngerasa sendiri, masih ada kita yang sayang sama lo" vino mengusap air mata di pipi gue
"Jangan nangis lagi ya" vino

Gue tersenyum tipis
"Lo juga nangis vin!! Hahahha cemen, dasar cupu!!" gue menghapus air mata vino

"Jangan putus asa ya fan" vino
"Makasih" gue meluk vino erat

Gue menenggelamkan wajah gue di dada bidang vino
"Dari kecil, papa udah kasar sama gue, dia selalu bilang kalo gue udah bunuh istrinya, karna emang mama meninggal karna ngelahirin gue, dan sampai saat ini, dia benci dan gak pernah anggep gue sebagai anaknya, kata kata kasar selalu dia ucapin saat dia ketemu sama gue, untuk pertama kalinya, dia nampar gue, luka bekas tamparan itu emang gak seberapa tapi luka di hati gue rasanya sakit banget, gue harap ini tamparan pertama dan terakhir dari dia" gue

"Gue tau lo cewek yang kuat fan, lo harus semangat fan, buktiin sama papa lo, kalo lo pantas jadi anaknya, dan buat dia menyesal atas apa yang dia lakuin ke lo selama ini" vino ngusap kepala gue lembut

"Makasih ya vin" gue

"Sama sama" vino

"Kok lo bisa ada disini? Gak mungkin kan cuma kebetulan?" gue mengangkat wajah gue menatap vino

STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang