Dua - Your Smile :)

2.7K 111 4
                                    

"Udah bikin sinetronnya??" Tanya Tyas dengan nada jahilnya ketika Dya baru masuk ke ruang OSIS.

"Sialan lo." Umpat Dya singkat lalu menyerahkan proposal yang sejak tadi ia bawa kepada Tyas, ketua OSIS angkatannya.

"Kata Bu Rida ada yang harus dibenerin, tapi nanti aja pas acaranya udah selesai juga nggak pa-pa. Dananya paling minggu depan." Ujar Dya menjelaskan panjang lebar kepada Tyas.

"Terus??" Tanya Tyas dengan ekspresi wajah seakan menagih laporan lainnya.

Dya mengerenyitkan dahinya, "Terus apaan??" Tanya Dya bingung.

"Terus udah jadian belom sama Dika??" Tanya Tyas sambil tertawa kecil.

Widi menarik kursi menyuruh Dya untuk duduk disampingnya dengan semangat,
"Jadi gimana tadi Dika nembaknya??" Tanya Widi antusias.

Dya menatap Widi dengan tatapan aneh belum lagi temannya yang lain sudah menunggu cerita Dya yang sebenarnya nggak ada sama sekali buat diceritain.

"Nggak ada yang nembak dan ditembak." Jawab Dya dengan nada ketus.

"Tapi lo pasti ngarep di tembak kan??" Sambung Arga yang sebenarnya tidak mau ikut bergosip-ria dengan teman-temannya, namun pertanyaan itu meluncur dengan pas menohok Dya.

Dya diam, menatap temannya satu persatu, "Gue sih ngarepnya....." Dya menggantung kalimatnya membuat yang lain menahan nafas mereka.

Dya bangkit dari duduknya, "Gue ngarepnya, sekarang gue mau balik karna gue cape banget. Besok gue harus nyubuh kesini." Jawab Dya seenaknya lalu mengambil tas ransel biru mudanya.

Terdengar desahan kekecewaan dari teman-temannya yang sudah menunggu jawaban dari Dya.

"Ah nggak seru, malah balik." Omel Widi dengan kesal, karena dia yang paling penasaran tentang Dya dan Dika.

Dya hanya terkekeh, "Lagian lo semua pada kepo  deh." Jawab Dya lagi, "Gue duluan ya Yas..." Pamit Dya pada Tyas.

Tyas mengangguk, "Besok setengah enam udah disini. Kalo bisa sih lo dateng jam lima subuh. Sekalian nebeng Dika aja." Usul Tyas dengan nada datar dan ditambah ekspresi sok polosnya.

Dya bergidik, "Sekalian aja lo nyuruh gue nginep disini. Ogah ah. Gue dateng setengah enam aja deh. Gue dateng jam lima mau ngapain coba, bantuin Mang Asep ngepel??!" Protes Dya cepat.

Tyas tertawa keras mendengar aksi penolakan dari Dya, "Iya, iya. Lo setengah enam deh.. Udah sana balik."

Dya mengangguk lalu berpamitan kepada teman yang lainnya.

Dya berhenti sejenak di depan mading. Matanya tak lepas membaca pengumuman tentang lomba panjat tebing.
Dya yakin jika Dika pasti akan ikut lomba ini.

Dya berbalik cepat untuk segera pulang, karena dia sudah nyaris sepuluh menit berdiri disitu.

Bruuukk!!!

Dya meringis kesakitan ketika dia menabrak salah satu siswa hingga membuatnya terjatuh dengan posisi duduk.

"Maaf Kak, maaf. Tadi saya buru-buru." Ujar siswa itu dengan suara paniknya sambil membantu Dya berdiri dengan mengangkat tas Dya.

Dya masih meringis kesakitan lalu mengambil tasnya dan mengibaskan tangannya cepat, "Nggak pa-pa gue juga yang balik badan nggak pake komando." Jawab Dya asal-asalan tanpa melihat siswa itu.

"Kak Dya..." Panggil siswa itu dengan gemetar.

Dya menoleh kesumber suara tadi. Ia menatap siswa kelas sepuluh yang sedang menatapnya dengan tatapan dingin namun terlihat jika ia lelah. Dya yakin, siswa ini adalah anggota pecinta alam kelas sepuluh melihat syal putih yang ia kenakan.

TentangDyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang