Enam Belas - Ada Dua

1.5K 68 0
                                    

Maaf ya baru bisa lanjutin part 16 sekarang.. //
-
-
-

Bel istirahat siang ini langsung membuat kantin penuh oleh murid-murid yang sudah mulai kelaparan. Mereka segera menyerbu pedagang kantin memesan pesanan makanan untuk mengisi perut keroncongan mereka.

"Lo nggak akan ke kantin Dy??" Tanya Mona pada Dya yang masih mengerjakan tugas integral matematikanya.

Dya menggeleng namun tangan dan matanya masih fokus dengan pekerjaannya.

"Lo nggak laper emangnya??" Tanya Riana yang masih mencoba membujuk Dya sekali lagi.

"Duuuhh... kalian kalo mau pada istirahat yaudah buruan ke kantin. Gue tanggung banget nih." Rutuk Dya pada temannya.

"Lo nggak kangen pangsit goreng gitu?" Tanya Fina memastikan lagi.

"Ck!!" Dya menatap temannya satu per satu. Melihat tatapan kesal dari Dya sontak saja langsung membuat Fina, Mona dan Riana ngacir meninggalkan Dya.

Dya kembali melanjutkan mengerjakan tugasnya ketiga teman-temannya sudah pergi ke kantin.

"Dy... Ada yang nyari tuh." Ujar Naya sambil menghampiri Dya.

Dya mendengus kesal ketika kesibukan mengerjakan tugasnya diganggu. Lagi.

"Siapa sih??" Tanyanya ketus.

Naya terkekeh, "Berondong lo." Jawab Naya sekenanya.

Belum sempat memutar otaknya siapa yang dimaksud oleh Naya, Dya sudah menemukan jawabannya ketika Bagas sudah muncul diambang pintu kelas sambil tersenyum manis.

Dya menghela nafasnya berat lalu beranjak meninggalkan tugasnya, "Nggak usah nyengir lo." Ujarnya kepada Naya yang masih menahan tawanya.

"Kenapa??" Tanya Dya sambil duduk di bangku tembok depan kelasnya.

Bagas tersenyum hangat sambil menyodorkan susu kotak dengan rasa coklat kearahnya.

Dya menatap Bagas lama, "Buat gue??" Tanyanya.

Bagas mengangguk, "Kakak nggak ke kantin kan?? Jadi saya beliin ini." Jawab Bagas santai sambil duduk disamping Dya.

Dya menerima dengan gugup, "Makasih." Jawabnya gugup.

"Eng... Gas... Kayaknya gue nggak bisa lama-lama ya. Gue mesti ngerjain tugas matematika gue." Ujar Dya langsung ketika dia mengingat tugasnya yang belum ia selesaikan.

Bagas beranjak dari duduknya diikuti oleh Dya, "Oke... Tapi Kak..." Bagas menatap Dya menahan Dya sejenak dengan kalimatnya yang menggantung.

"Kenapa??" Tanya Dya datar.

"Nanti malem nggak ada acara kan??" Tanya Bagas sambil menatap Dya dengan dalam seakan memaksa Dya untuk menjawab tidak.

Dya menggeleng.

Bagas tersenyum hangat lalu mengacak-acak puncak kepala Dya dengan hangat, "Kalo gitu nanti saya jemput jam setengah tujuh malam ya Kak. Di Braga lagi ada acara." Ujarnya sambil tersenyum puas lalu beranjak meninggalkan Dya yang masih berdiri ditempatnya dengan sejuta kebingungannya.

"Segitunya banget lo disamperin Bagas." Ujar Riana yang membangunkan Dya dari lamunannya.

Dya mengerjapkan matanya berulang kali.

"Ngelamun lo???" Tanya Riana lagi, "Jangan kelamaan ngelamunnya. Matematika lo nungguin tuh." Sindir Riana cekikikan lalu meninggalkan Dya kedalam kelas.

Dya menepuk keningnya lalu berbalik menuju kelasnya. Dya mengerjapkan matanya terkejut ketika Dika sudah berada dibelakangnya sambil tersenyum hangat menatap Dya.

TentangDyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang