Tiga - Flannel Oranye

2.2K 79 0
                                    

Acara untuk calon pengurus OSIS sudah dimulai sejak pukul tujuh pagi tadi. Begitupun dengan pendidikan pelatihan anggota pecinta alam kelas sepuluh juga sudah dimulai.

Dya dan Sekar tengah membicarakan untuk acara selanjutnya di balkon lantai dua sekolah mereka.

"DISIPLIN WAKTU SISWA!!" Suara Dika yang menggelegar terang saja membuat Dya dan Sekar menghentikan pembicaraan mereka ketika mendengar suara teriakan Dika.

"Jadi galak nih ceritanya. Biar sama kayak lo." Sindir Sekar halus sambil menunjuk kearah Dika dengan pulpen yang ia genggam.

Dya segera menarik tangan Sekar yang masih menunjuk ke arah Dika, "Heeh! Nggak usah pake acara nunjuk-nunjuk segala." Sergah Dya panik karena Dika tidak sengaja melihat Sekar tengah menunjuk ke arah dirinya.

"Udah pergi tuh." Ujar Sekar yang menunjuk ke Dika yang sudah melenggang santai keluar lapangan.

Dya terdiam. Matanya masih memperhatikan anggota pecinta alam yang sedang melakukan packing time berulang-ulang.

"Dy, liatin apaan sih?" Tanya Sekar sambil mengguncang tangan Dya pelan.
Dya menunjuk ke bawah dengan dagunya.

Sekar melongok kebawah, memperhatikan packing time yang menjadi pusat perhatian para anggota pecinta alam senior lainnya dan alumni.

"Tekanan batin kayaknya kalo ikutan PA Dy." Celetuk Sekar polos namun matanya tak lepas dari pandangannya.

Dya diam. Matanya masih tertuju pada salah satu anggota pecinta alam itu yang mengenakan flannel oranye.

"Lo ngeliatin siapa sih sampe nggak kedip gitu??" Tanya Sekar sambil mengikuti arah tatapan Dya.

"Itu yang flannel oranye. Dari tadi gerakan packing time nya paling cepet daripada yang lainnya." Jawab Dya datar.

Sekar tertawa mendengar jawaban dari Dya.

"Kenapa ketawa?" Tanya Dya bingung.

"Lha elo juga lucu. Packing time aja pake gerakan. Lo kata gerakan senam SKJ ???" Jawab Sekar garing, namun Sekar masih saja tertawa.

Dya kembali memperhatikan tontonannya lagi tanpa memperdulikan Sekar.

"Lo ngeliatin Bagas??" Tanya Sekar lagi.
Dya memalingkan pandangannya, "Bagas yang OSIS??" Tanya Dya.

"Ya lo pikir anak PA yang ikutan OSIS semuanya?? Kan cuma dua, Bagas sama Jaya." Jawab Sekar sambil menunjuk kearah keduanya.

Dya memperhatikannya lagi. Sekar benar, Bagas yang memakai flannel oranye yang menabraknya kemarin di mading dan sekarang menyita perhatiannya.

"Dya...." Panggil Sekar sambil memegang tangan Dya dengan erat.
"Hmmm.. apa lagi Kar??" Tanya Dya sambil menatap Sekar yang kini sudah memasang mimik wajah serius.

"Elo nggak naksir Bagas kan?? Lo nggak naksir ade kelas kan?? Lo nggak naksir berondong kan??" Cecar Sekar dengan semua pertanyaannya membuat Dya melepaskan tangan Sekar dari lengannya.

"Gila lo, gue pikir lo mau nanya apaan." Elak Dya.
"Ih, jawab dulu pertanyaan gue Dya....." Rengek Sekar layaknya anak kecil.

Dya bergidik ngeri melihat ekspresi Sekar, "Pertanyaan apa?? Yang tadi?? Naksir berondong? Naksir Bagas???" Tanya Dya lagi dengan nada kesal.

Sekar mengangguk cepat.

"Ya enggaklah!!!! Lo pikir gue mau pacaran sama ade kelas, berondong, junior gue?? Enggaklah!! Dalem kamus gue tuh ya, nggak ada yang namanya naksir sama ade kelas. Hih!!" Jawab Dya panjang lebar membuat Sekar terkekeh mendengarnya.

TentangDyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang