Sebelas - Bagas!!

1.7K 99 1
                                    

Selesainya acara Hari Bumi, pengurus OSIS sedikit diberi waktu untuk santai karena tidak ada program kerja lagi.

Mereka hanya membantu program kerja sekolah yaitu program belajar khusus untuk siswa kelas dua belas.

"Udah nggak ada program kerja lagi Dy??" Tanya Mona saat melihat Dya sudah duduk manis di bangkunya.

Menurut Mona dan teman sekelasnya memang jarang Dya sudah duduk manis di kelasnya, apalagi sedang mengerjakan tugas hitungan ekonomi.

Dya menggeleng, "Belom ada lagi Na. Paling nanti bantu program sekolah yang program khusus kelas dua belas." Jawab Dya sambil mengerjakan PR Ekonominya.

"Terus itu lo ngerjain PR apaan??" Tanya Mona lagi.

"PR yang tentang HPP Na. Gue baru sempet ngerjain nih." Jawab Dya yang masih mengerjakan PRnya.

Mona terkekeh lalu mengeluarkan buku tugas ekonominya, "Udah nih nyalin aja yang punya gue. Pake sok-sokan mau mikir." Sindir Mona sambil tertawa kecil.

Dya tertawa, "Ah, gue suka jadi enak kalo kayak gini Na. Gue nyalin aja deh. Lo maksa sih." Jawab Dya yang langsung menyalin PR ekonominya.

"Awindyaaaaa..... Nanti ke ruang multimedia ya. Ditunggu buat rapat sama kepala sekolah." Ujar Tyas yang sudah muncul di pintu kelasnya.

Dya menghembuskan nafasnya berat, "Lima belas menit lagi Yas, gue mau nyalin ekonomi dulu." Jawab Dya pada Tyas. Tyas hanya mengacungkan jempolnya lalu berlalu dari kelasnya.

"Biasanya juga langsung keluar. Pake sok-sokan mau ngerjain ekonomi segala." Sindir Nisa yang terdengar jelas di telinga Dya dan Mona.

"Dy...." Bisik Mona.

"Lo nyindir gue Nis???" Tanya Dya namun tangannya masih menyalin tugasnya. Dya masih mencoba sabar.

"Oh... Ada yang ngerasa. Udah langsung rapat aja, nggak usah pake kerjain tugas segala." Balas Nisa lagi sambil menatap Dya dengan dendam.

Dya mendengus kesal, pulpennya ia hentakkan ke mejanya dengan kasar. Ini masih pagi!. Pekiknya dalam hati.

Dya beranjak dari bangkunya dan segera menghampiri Nisa yang sedang berpura-pura memainkan gadget nya.

"Heh! Lo kalo mau ngomong sama gue langsung aja, nggak usah pake nyindir segala. Kampungan cara lo." Tembak Dya langsung sambil menendang pelan meja Nisa membuat seisi kelas IPS 4 diam.

Beberapa pasang mata ada yang menatap Dya lalu kembali dengan tugasnya masing-masing. Ada juga yang menatap Dya dengan kaget karena tidak percaya Dya bisa naik pitam.

Dan khususnya siswa laki-laki mereka tersenyum puas melihat sikap emosi Dya. Alasannya, Nisa memang satu-satunya siswa paling menyebalkan jika sudah membicarakan tugas. Cari muka!.

Nisa mendongak ke arah Dya sambil tersenyum sinis, "Oh lo ngerasa kesindir gue ngomong gitu???" Tanya Nisa sinis.

Dya tersenyum sinis, "Drama banget sih hidup lo. Lo punya masalah apa sama gue hah??! Ngomong langsung aja, nggak usah pake acara nyindir. Norak!" Balas Dya yang membuat sorakan seisi kelas.

Nisa berdiri dari bangkunya dan menatap Dya dengan tatapan sinis ala sinetron menurut Dya, "Ngakunya anak OSIS, tapi omongan lo nggak mencerminkan anak OSIS." Balas Nisa lagi.

Dya menggeleng gemas sambil tertawa sinis, "Gini ya Nisa, gue tegasin lagi disini. Di depan anak-anak yang lain. Elo, kalo punya masalah sama gue ngomong langsung apa masalahnya. Nggak perlu lo basa basi nyindir gue dan bawa nama OSIS." Tandas Dya tegas.

"Kalo misalnya lo ngerasa gue saingan lo buat deketin Dika, itu urusan lo. Dan kalo misalnya Dika nggak nanggepin perasaan lo, itu masalah lo bukan masalah gue. Dan kalo ternyata Dika lebih naksir sama gue dibanding lo, ya itu juga masalah lo, bukan masalah gue. Ngerti?? Jangan kayak bocah deh lo." Tambah Dya yang langsung mendapatkan respon tepuk tangan dari teman-teman kelasnya.

TentangDyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang