Part 21

15.1K 1.2K 40
                                    

Hai. Maaf ya, baru next. Soalnya lagi banyak tugas, jadi nggak ada waktu buat ngetik.

Enjoy! xx

Brak

Iqbaal membanting pintu kamarnya dengan sangat kencang.

"Argggh..." Dia mengerang frustasi. Apa yang telah ia lakukan kepada (Namakamu)? Ya Tuhan, Iqbaal benar-benar menyesali perbuatannya. Ia sangat tahu, jika (Namakamu) paling tidak suka di bentak.

Bego. Bego. Nggak seharusnya lo ngebentak dia kayak gitu, Baal, dia pasti bakal benci banget sama lo. Batin Iqbaal, mengumpati dirinya sendiri.

"Maafin aku, (Namakamu)."

Tok tok tok

"Ale, kamu nggak pa-pa, kan?" Panggil seseorang dari luar pintu kamar. Iqbaal hanya diam.

"Ale! Buka pintunya."

Iqbaal tetap diam, tidak berkutik.

"Arggh.." Dia menjambak rambutnya frustasi.

Clek.

Tiba-tiba pintu terbuka, lalu seorang gadis cantik yang mengenakan hijab memasuki kamar Iqbaal dengan wajah panik.

"Ale, kamu baik-baik aja, kan?" Tanyanya menghampiri Iqbaal yang sedang berjongkok di sisi ranjang.

"Jawab, Teteh, Le! Jangan diam aja." Katanya mengguncang bahu adiknya.

Iqbaal mendongakkan kepalanya dan menatap kakaknya dengan wajah sendu. "Aku nyesel, Teh."

Teh Ody mengernyitkan dahinya, bingung dengan apa yang di ucapkan adik lelakinya ini. "Maksud kamu apa?" tanyanya.

"Aku nyesel, Teh, karna udah lepasin (Namakamu)."

Teh Ody menganggukkan kepalanya. Jadi, masalah (Namakamu) lagi.

"Aku tadi ketemu dia, dan-" Iqbaal memberhentikan ucapannya.

"Dan apa?" tanya Teh Ody menatap Iqbaal penasaran.

"Aku bentak dia dan bikin dia jatoh." Ucap Iqbaal.

Teh Ody terkejut mendengar ucapan yang terlontar dari mulut Iqbaal. Apa yang sebenarnya terjadi dengan adiknya itu? Mengapa dia menjadi seperti ini.

"I am so stupid, Teh."

"I know." Teh Ody tertawa kecil.

"Aku nyesel karna mudah terhasut omongan orang, dan aku nyesel, udah mutusin (Namakamu) gitu aja." Lirih Iqbaal.

Teh Ody tersenyum dan mengelus punggung Iqbaal. "Teteh seneng, akhirnya kamu sadar juga sama apa yang kamu lakuin."

"Aku udah kehilangan, (Namakamu). Dan, Aku nggak bakalan bisa milikin dia lagi." Ujar Iqbaal dengan nada frustasi.

"Yaampun, sejak kapan adik Teteh jadi gampang nyerah kayak gini?" Teh Ody terkekeh.

Iqbaal hanya tersenyum kecut dan berkata. "Tapi, Teh-"

"Teteh yakin, kamu pasti bisa balikan lagi sama, (Namakamu)." Ucap Teh Ody memotong ucapan Iqbaal.

Iqbaal mengangkat bahunya. "Aku nggak yakin sama hal itu, Teh."

Teh Ody memeluk Iqbaal. "Trust me, (Namakamu) pasti bakal balik lagi ke kamu, Le."

Iqbaal tersenyum tipis. "Aku harap juga begitu, Teh." Ucapnya sambil menatap kakaknya. "Makasih Teh. Karna Teteh mau dengerin curhatan aku, dan makasih juga buat solusi-solusinya. You're my the best sister in the world." lanjutnya memeluk kakaknya.

My GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang