Part 23

13.1K 1.2K 16
                                    

Hallo.

Happy reading!

(Namakama) yang masih ngantuk pun turun melalui tangga dengan malas-malasan.

Palingan juga Ari. Batinnya.

"Lo pagi-pagi ngapain sih, Ri. Ganggu-" (Namakamu) memberhentikan ucapannya saat melihat bukan Ari lah yang bertamu, melainkan Iqbaal.

Iqbaal bertamu ke rumahnya?

Demi apa?

Yaampun, setelah sekitar satu bulan mereka putus, ini adalah pertama kalinya Iqbaal kembali menginjakkan kakinya dirumah (Namakamu).

Eh, tetapi, untuk apa lelaki itu datang ke rumahnya?

"Kamu ngapain kesini?" Tanya (Namakamu) menatap bingung Iqbaal yang sedang duduk di sofa ruang tamunya.

Iqbaal tersenyum manis. "Aku mau ngajak kamu jalan."

Please, jangan senyum, Baal. Bisa mati ditempat gue. Batin (Namakamu).

"Jalan?"

Iqbaal mengangguk dan tersenyum manis lagi. "Iya, kamu nggak ada acara kan?"

Tayi. Di bilangin jangan senyum, malah senyum. Bikin gue pingsan pagi-pagi aja nih doi. Gerutu (Namakamu) dalam hati.

"(Namakamu), kamu baik-baik aja kan?" Iqbaal melambai-lambaikan tangannya di depan wajah (Namakamu).

(Namakamu) tersentak, dan langsung berkata. "Eh, iya, aku nggak acara apa-apa kok."

"Yaudah, kamu mandi sana, pasti belum mandi kan." Iqbaal terkekeh.

(Namakamu) menggaruk bagian belakang kepalanya. "Em, yaudah, tunggu sebentar ya."

Iqbaal mengangguk dan tersenyum.

Senyum aja terus sampe bego, Baal. Cibir (Namakamu) sebelum pergi meninggalkan Iqbaal.

Hanya membutuhkan waktu 30 menit, untuk (Namakamu) bersiap-siap. Gadis itu mengenakan kemeja kotak biru muda dan celana jeans berwarna putih. Rambut lurus sebahunya ia biarkan tergerai begitu saja.

"Mau pergi kemana sih?" Tanya (Namakamu) berdiri di hadapan Iqbaal.

"Udah ikut aja." Ucap Iqbaal.

Setelah berpamitan kepada Mama dan Papa (Namakamu), mereka pun segera pergi.

"Sebenernya mau ke mana sih, Baal?" Tanya (Namakamu) lagi.

"Ck, bawel. Masuk." Iqbaal mendorong pelan bahu (Namakamu), agar gadis itu masuk kedalam mobilnya.

(Namakamu) mengerucutkan bibirnya kesal.

"(Namakamu)." Panggil Iqbaal.

(Namakamu) tahu maksud Iqbaal. Dengan malas (Namakamu) menarik seatbelt dan memasangnya.

"Kamu masih aja lupa pake seatbelt." Kata Iqbaal sambil menjalankan mobilnya. (Namakamu) hanya nyengir.

Hening.

Mereka berdua sama-sama merasa canggung. Bagaimana tidak, ini adalah pertama kalinya lagi bagi mereka jalan berdua seperti ini.

"Ekhem." Iqbaal berdehem untuk mencairkan suasana. "Udah nyampe." ucapnya.

(Namakamu) menatap sekelilingnya. Iqbaal mengajaknya ke sebuah kafe. (Namakamu) masih sangat ingat dengan kafe ini, ini adalah kafe favorite dia dan Iqbaal ketika masih berpacaran dulu.

Please, nggak usah flashback, huh. Batin (Namakamu).

"Ayo, masuk." Iqbaal menarik tangan (Namakamu) untuk memasuki kafe tersebut.

My GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang