Part 44

10.7K 891 22
                                    

Hai.

Masih adakah yang nunggu cerita ini? 😓😓

Enjoy!xx

Suasana kafe siang itu tampak ramai. Iqbaal dan Bunda Rike berdiri di tengah-tengah keramaian tersebut. Hari ini, Iqbaal memang sengaja mengadakan farewell party bersama teman-teman sekolahnya, serta ditambah beberapa guru juga yang turut hadir disana.

Acara pertama tadi di buka dengan sambutan dari Pak Darmadi-kepala sekolah, yang memberikan ucapan selamat.

"Sekarang giliran Bunda Rike yang berbicara. Mungkin ada satu atau dua patah kata yang ingin disampaikan." Ucap Miss.Izza, selaku pembawa acara.

Bunda Rike tersenyum dan mengambil alih mik. "Saya selaku orang tua dari Iqbaal, ingin mengucapkan terima kasih banyak untuk kalian semua yang sudah menyampatkan waktunya untuk datang kesini."

"Terima kasih untuk Ibu dan Bapak guru yang sudah membimbing anak saya sehingga bisa menjadi seperti sekarang ini. Dan terima kasih juga atas pengertiannya. Anak saya memang jarang masuk sekolah karena di sibukkan dengan jadwalnya bersama CJR, dan saya sangat bersyukur, karena Bapak dan Ibu guru bisa memakluminya. Sekali lagi, Terima kasih banyak."

"Nah, itu tadi beberapa kata yang disampaikan sama Bunda Rike," Ucap Mis. Izza. "Kayaknya nggak seru kalau Iqbaal cuma berdiri doang disini. Ayo, Baal, kamu sampein beberapa kata juga buat teman-teman kamu."

Iqbaal yang berdiri di samping Bunda Rike tersenyum. "Test test. Okeh, singkat aja ya. Terima kasih buat Ibu dan Bapak guru yang udah bimbing Iqbaal sampai sekarang ini."

"Terima kasih buat teman-teman semua, terutama buat Ojan yang selalu ngasih catatan materi pas gue nggak masuk." Iqbaal mengedipkan sebelah matanya kepada Ojan, yang langsung dibalas acungan jempol oleh Ojan.

"Semoga aku belajarnya lancar disana, dan semoga kita bisa cepat-cepat ketemu. Ya, walaupun 6 tahun itu lama banget. Hehe," Iqbaal menghela napasnya sejenak. "Dan buat kamu--Iqbaal menunjuk seorang gadis yang sedang menatapnya dengan mata berkaca-kaca, Eh, jangan nangis sekarang dong. Kan perginya besok." Guraunya. Semua mata langsung tertuju kepada gadis yang di tunjuk Iqbaal. Disana (Namakamu) berdiri dengan muka menahan tangis.

Kampret banget,malu gue ketauan mau nangis. Batin (Namakamu)

"Mungkin itu aja yang bisa disampein. Buat kalian semua, sukses ya! Semangat belajarnya."

"Nyanyi kali, Baal." Celetuk Bagas, salah satu teman Iqbaal.

"Nah! Setuju, nyanyi untuk yang terakhir kalinya boleh kali." Seru Namira.

Iqbaal menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Yaudah deh, mau request lagu apa nih?"

Suasana langsung ramai saat pertanyaan itu terlontar. Masing-masing menyebutkan penyanyi dan judul lagu yang ingin mereka request. Sampai akhirnya sebuah suara yang berteriak dengan sangat kencang, menjadikan suasana hening seketika. "The Second Breaktime - Gone."

Itu suara dari seorang gadis yang tadi di tunjuk oleh Iqbaal. Ya, siapa lagi kalau bukan (Namakamu)-kekasih Iqbaal sendiri.

"Ah, iya! Gue setuju. Gue suka banget sama lagu itu. Dan gue juga udah beli CD-nya," Pekik seorang gadis berambut sebahu dengan semangat 45, sambil menunjukan CD yang dia maksud. "Tapi belum di tanda tanganin, Hehe. Nanti gue minta tanda tangan lo ya, Baal. Kalo bisa sih sama semua anggota band The Second Breaktime."

Iqbaal terkekeh dan mengacungkan jempolnya. "Siap, Vin."

Gadis yang di panggil Vin atau Vina tersebut tersenyum senang. Semua yang berada disana tersenyum geli melihat tingkah Vina yang seperti terang-terangan menunjukan kekagumannya.

My GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang