Part 43

11.9K 994 12
                                    

Iqbaal dan (Namakamu) saat ini sedang berada di Pasar Malam. Seharian ini mereka benar-benar menghabiskan waktunya berdua. Mulai dari jalan-jalan ke Mall, nonton bioskop, makan dan terakhir adalah pergi ke Pasar Malam.

(Namakamu) menatap ke sekelilingnya dengan mata berbinar. Ah, dia tidak menyangka Iqbaal akan mengajaknya ke Pasar Malam.

"Iqbaal, pokoknya kita harus naik semua wahana bermain yang ada di Pasar Malam ini." Seru (Namakamu) dengan semangat. Mata gadis itu tidak berhenti menatap berbagai macam wahana yang berada disana, mulai dari Ombak banyu, Dremolen atau Bianglala, Rumah hantu, Kincir angin, dan lain-lain.

"Omg, ombak banyu kayaknya seru! Liatin deh orang-orangnya sampe pada teriak-teriak gitu. Aku nggak sabar mau naik juga." Seru (Namakamu) lagi. Iqbaal menatap wahana yang dimaksud (Namakamu). Lelaki itu langsung bergedik ngeri. Bagaimana tidak? Wahana itu di putar dengan sangat kencang, dan orang yang menaiki wahana tersebut hanya berpegangan pada pinggiran tempat yang mereka duduki. Tidak ada sabuk pengaman atau semacamnya. Ini benar-benar gila! Melihatnya saja sudah membuat Iqbaal ingin muntah.

 Ini benar-benar gila! Melihatnya saja sudah membuat Iqbaal ingin muntah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Em, (Namakamu)... gimana kalau kita naik wahana yang lain aja?" Ucap Iqbaal.

(Namakamu) yang berada di samping lelaki itu, langsung menoleh dan memberikan tatapan; emangnya-kenapa?

"Ya, itu, aduh apa ya, em, aku takut jatuh." Ungkap Iqbaal.

(Namakamu) langsung tertawa mendengar ungkapan Iqbaal. Oh yaampun! Iqbaal takut jatuh?

"Iqbaal sayang, kamu tenang aja, kamu nggak bakal jatuh kok. Lagian kalau pun kamu jatuh, ke bawah ini kan. Ya, lumayanlah palingan bisa bikin tulang-tulang kamu patah semua." Celetuk (Namakamu) membuat Iqbaal semakin takut.

"Kita ganti wahana ya, please..." Iqbaal menatap kelasihnya dengan penuh harap. Namun, dengan kejamnya (Namakamu) menggeleng dan langsung menarik tangannya menuju wahana ombak banyu.

Iqbaal dan (Namakamu) sudah duduk di atas wahana tersebut. (Namakamu) terlihat sangat senang dan tidak sabar. Terbukti dari matanya yang dari tadi berbinar dan tak henti-hentinya meminta kepada Abang-abang yang berada disana agar segara memutarkan wahana tersebut.

Berbeda dengan Iqbaal. Lelaki itu terlihat ketakutan. Dia berpegangan erat kepada sisi kanan dan kiri tempat duduknya, dan berkali-kali lelaki itu terlihat menghembuskan nafas beratnya.

"Eh, gila gila gila!" Iqbaal semakin mengeratkan pegangannya saat wahana mulai di putar.

"Iqbaal, rileks. It's Oke. Ini baru awal, nanti di pertengahan baru seru." Ucap (Namakamu) yang berada disampingnya.

Wahana berputar dengan pelan, sedang, kencang, dan semakin kencang. Teriakan-teriakan mulai terdengar. Iqbaal merasa dirinya seperti sudah berada di ambang kematian. Dia memajamkan matanya dan berteriak sekencang-kencangnya.

My GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang