Selamat membaca! :)
Senin. Hah, lagi lagi hari menyebalkan itu tiba. Seorang gadis berbaring di tempat tidurnya dengan tenang seakan tidak mau bangkit dari sana.
"(Namakamu), bangun!" Teriakan itu membuat (Namakamu) sedikit terganggu dari tidurnya. Dalam hati dia mengumpati siapa pun yang berteriak.
"(Namakamu), ini udah jam setengah tujuh loh, kamu emang nggak sekolah?" Seorang wanita paruh baya berkacak pinggang menatap anaknya yang masih terbaring ditempat tidur.
(Namakamu) membuka matanya perlahan. "Ma, aku masih ngantuk. Hari ini aku nggak sekolah dulu ya." ucapnya dengan wajah tanpa dosa.
"Eh, enak aja ya kamu mau nggak masuk sekolah. Dikira sekolah kamu nggak bayar apa." Mama Linda memelototi puterinya, "Ayo, cepet bangun." ucapnya sambil menarik tangan (Namakamu) agar gadis itu segera bangun dan bersiap-siap.
(Namakamu) mencebikkan bibirnya dan dengan malas gadis itu berdiri. "Aku bercanda Mama sayang. Nggak usah melotot gitu ah, serem tau."
Mama Linda mendengus. "Ya abis, kamu bercandanya keterlaluan. Awas aja ya, kalo Mama dapat telepon dari sekolah lagi, karna kamu bolos. Mama kasih tau Papa biar kamu nggak dikasih uang jajan selama sebulan."
(Namakamu) memberikan cengirannya. Dia memang pernah bolos satu kali. Tapi, dia tidak hanya bolos sendirian, melainkan bersama Tasya, Deandra, Ari dan Hanif. Itu pun karena bujuk rayu setan Hanif, yang memaksanya untuk bolos. Huh! Terkutuk lah kau Hanif.
"Hehe, jangan dong, Ma. Aku nggak bakal bolos lagi deh. Tapi, kalo aku khilaf, ya maaf." Ucap (Namakamu) membuat Mama Linda langsung menatapnya dengan horror.
(Namakamu) terkekeh melihat ekspresi Mamanya. "Yaampun, aku bercanda, Ma. Suer deh." katanya sambil mengangkat dua jari membentuk huruf V.
"Kamu ini ya, udah sana mandi, nanti telat."
(Namakamu) mengangguk dan tersenyum. "Mama tenang aja, aku nggak bakal jadi anak nakal lagi kok." ucapnya sambil memberikan kecupan di pipi kanan Mamanya.
***
Hanya membutuhkan waktu sekitar 20 menit untuk tiba di sekolah. (Namakamu) menghembuskan nafas leganya ketika melihat masih ada siswa yang berkeliaran di sekitar sekolah. Untung aja nggak telat, Batinnya.
"Dor..." Seseorang mengagetkannya dari belakang. (Namakamu) membalikan badannya dan hal yang pertama dia lihat adalah senyuman manis milik Iqbaal.
Pagi-pagi udah di kasih liat yang manis-manis aja, meleleh eneng bang. Batin (Namakamu).
"Hai." Sapa Iqbaal tersenyum.
(Namakamu) menahan nafas melihat senyuman Iqbaal. "Ha-hai, Baal." balasnya.
Iqbaal menggaruk bagian belakang kepalanya. "Kenapa gugup gitu? Aku ngagetin kamu ya?" tanyanya.
"Eh? Enggak kok."
"Hehe kirain. Ke kelas yuk, udah mau masuk nih." Ajak Iqbaal. (Namakamu) mengangguk dan melangkahkan kakinya menuju kelas.
"Belajar yang bener ya." Ucap Iqbaal ketika berada di depan kelas (Namakamu).
(Namakamu) mengangguk dan masuk ke dalam kelasnya yang sudah ramai.
"Wets, princess baru dateng." Ledek Hanif.
(Namakamu) nyengir. "Nungguin gue ya?"
Hanif memutar kedua bola matanya. "Yaiyalah, gue kan pengen nyalin PR Biologi lo."
"Tayi lo ah. Gue kira lo nungguin gue, karna mau ngasih ice cream."
"Aelah, mau Ice cream yang berapa sih?" Tanya Hanif dengan gaya sok tampannya. Padahal mah nggak ada tampan-tampannya sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Girl
FanfictionKisah cinta romantis antara Iqbaal Dhiafakhri dan (Namakamu) Angelina Dinata. "Aku bersyukur dan merasa sangat beruntung bisa memiliki kamu, (Namakamu). I love you somuch. :)x " -Iqbaal "Terimakasih, Baal. Karna dari sekian banyak perempuan didunia...